Kerja sama antarnegara untuk memproduksi film dapat memperkaya perspektif pembuat film. Selain itu, kerja sama juga memungkinkan film ditayangkan di beberapa negara dan ditonton oleh audiens secara luas.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Dari kanan ke kiri: Produser Kreatif di Razor Film, Flora Rumpler; produser dan sutradara yang berbasis di Jerman dan Amerika Serikat Yasmin C Rams; dan produser film Autobiography Yulia Evina Bhara. Ketiganya menjadi narasumber pada diskusi ”Transnational Cinema: The Urgency of Assemblage” di Jakarta, Sabtu (12/11/2022). Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian acara Jakarta Content Week 2022.
JAKARTA, KOMPAS — Peluang kerja sama antarnegara dalam memproduksi film atau co-producing kian terbuka. Hal ini turut membuka berbagai peluang baru bagi film, baik dari segi pertukaran wawasan maupun distribusi film ke berbagai negara.
Produser film dan pendiri KawanKawan Media, Yulia Evina Bhara, mengatakan, saat ini ada banyak kesempatan bekerja sama dengan negara lain. Komite Film Singapura (Singapore Film Commission), misalnya, memberi dana hibah bagi pembuat film di Asia Tenggara yang berkolaborasi dengan sineas Singapura. Hal serupa ditawarkan Dewan Pengembangan Film Filipina (Film Development Council of the Philippines).
Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengembangkan program Indonesiana. Program ini serupa film lab yang mewadahi para pembuat film untuk mengolah ide. Program ini diharapkan bisa berkembang menjadi laboratorium film lain yang telah mapan, seperti Torino Film Lab, Southeast Asia Fiction Film Lab, dan Cannes L’Atelier.
ARSIP BIOSKOP ONLINE
Suasana shooting film Story of Kale yang akan ditayangkan di Bioskoponline.com pada Oktober 2020.
Selain untuk memperoleh dana, kerja sama antarnegara juga memungkinkan pertukaran wawasan.
Kesempatan belajar di laboratorium film, lanjut Yulia, dapat dimanfaatkan untuk berjejaring dan menjajaki kemungkinan kerja sama dengan pihak lain. Pembuat film di Indonesia juga dapat melakukan co-production melalui kerja sama dengan sektor swasta.
”Saya optimistis co-production akan berkembang di Indonesia ke depan,” kata Yulia di Jakarta, Sabtu (12/11/2022), setelah diskusi ”Transnational Cinema: The Urgency of Assemblage”. Diskusi ini bagian dari gelaran Jakarta Content Week 2022.
Adapun film Autobiography yang Yulia produksi merupakan hasil kerja sama dengan tujuh negara, antara lain Indonesia, Polandia, Jerman, Perancis, dan Filipina. Film ini tayang perdana di Venice International Film Festival pada 2022. Film garapan sutradara Makbul Mubarak ini juga memperoleh tujuh nominasi di Festival Film Indonesia (FFI) 2022.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Salah satu jaringan bioskop CGV di Jakarta kembali dibuka, Kamis (16/9/2021). Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) kembali membuka operasionalisasi sejumlah bioskop di Jakarta pada masa PPKM Level 3.
Tukar wawasan
Selain untuk memperoleh dana, kerja sama antarnegara juga memungkinkan pertukaran wawasan. Yulia mengatakan, diskusi dengan pembuat film dari berbagai negara memberi ia perspektif baru. Ini memperkaya gagasan dan proses pembuatan film.
”Ini sangat membantu, tidak cuma buat proyeknya, tapi juga untuk pertumbuhan kami sebagai kreator. Kita perlu berdiskusi. Saya rasa, kita tidak perlu takut bahwa dengan co-production, kita akan diatur-atur. Ini semua bisa dikomunikasikan. Tapi, kuncinya adalah kita tahu apa yang mau kita buat,” ucap Yulia.
Produser Kreatif Razor Film Flora Rumpler mengatakan, kerja sama tersebut juga memungkinkan film didistribusikan ke berbagai negara. Ini membuat film bisa ditonton oleh masyarakat lintas negara. Gagasan yang disampaikan pada film pun dapat dibicarakan secara luas. Ia menambahkan, isu humanis cenderung relevan dengan siapa saja terlepas dari asal negaranya.
”Gagasan atau isu yang disampaikan bisa bermacam-macam, tapi ada yang namanya universal truth yang akan relevan ke siapa saja di mana saja,” kata Rumpler.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)
Penonton berada di dalam salah satu teater di salah satu jaringan bioskop CGV di Jakarta, Kamis (16/9/2021). GPBSI kembali membuka operasionalisasi sejumlah bioskop di Jakarta pada masa PPKM Level 3.
Menurut produser dan sutradara yang berbasis di Jerman dan Amerika Serikat, Yasmin C Rams, pembuat film mesti tahu siapa audiens yang mereka sasar. Hal ini akan memengaruhi pengemasan film hingga strategi distribusi film.
Ia juga mendorong agar para pembuat film untuk jeli dan mengenal pihak yang mereka ajak bekerja sama. Sebab, bukan tidak mungkin proses pembuatan film terhambat jika kedua belah pihak tidak cocok. Ia juge mendorong agar para pembuat film yang bekerja sama untuk rutin berkomunikasi.
”Mencari rekan co-producing mirip seperti mencari pasangan untuk menikah. Segala kendala bisa dibicarakan bersama dan dicari solusinya,” ucapnya.