Cakupan vaksinasi Covid-19 dosis penguat baru 27,99 persen. Kehadiran vaksin Covid-19, IndoVac, diharapkan dapat meningkatkan cakupan ini.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksin Covid-19, IndoVac, sudah bisa digunakan sebagai vaksin penguat atau dosis ketiga. Vaksin produksi dalam negeri itu menurut rencana akan mulai dipakai setelah perhelatan KTT G20 Bali. Hal ini untuk mengatasi meningkatnya kasus Covid-19 akibat subvarian baru.
Demikian disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin seusai upacara memperingati Hari Kesehatan Nasional di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Sabtu (12/11/2022). Monitoring terus dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian XBB, XBB.1, BQ.1, dan Omicron BA.2.75.
”Varian Covid-19 terbanyak sejauh ini XBB dan BQ.1. Namun, kedua varian ini (kenaikan) kasusnya cepat (kemudian) turunnya (juga) cepat,” ujar Budi.
Untuk varian XBB, ketika jumlah kasusnya sudah mencapai puncaknya, yakni sekitar 60 persen dari total populasi, akan cenderung menurun. Budi mencontohkan, kasus di Singapura, saat 60 dari 100 orang teridentifikasi XBB, kasus akan menurun dengan sendirinya.
Kasus di Batam, Kepulauan Riau, misalnya, sekitar 50 persen kasus Covid-19 merupakan varian XBB asal Singapura atau menjelang puncak penularan. Setelah itu, dalam waktu dekat kasusnya akan menurun.
”Peningkatan kasus Covid-19 itu akibat penemuan varian baru. Jadi, saat ini Kementerian Kesehatan fokus mendorong masyarakat untuk vaksinasi booster atau vaksin dosis ketiga (penguat),” kata Budi.
Vaksin IndoVac yang diproduksi PT Bio Farma menjadi pilihan vaksin Covid-19 yang bisa dipakai masyarakat. Vaksin ini telah mengantongi izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan akan digunakan usai perhelatan KTT G20 di Bali.
”Untuk vaksin dalam negeri lainnya, Inavac, masih dalam proses pengajuan izin ke BPOM,” kata Budi.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mendatangkan 5.000.580 dosis atau 833.430 vial vaksin Covid-19 Pfizer. Sebanyak 2.596.230 di antaranya telah diedarkan ke seluruh Indonesia dan tersisa 2.404.350 sebagai penyangga untuk berjaga-jaga jika suatu daerah kekurangan vaksin secara mendadak.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 11 November 2022, cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama mencapai 87,46 persen dan dosis kedua 73,33 persen. Sementara cakupan dosis penguat atau dosis ketiga baru mencapai 27,99 persen.
Peningkatan kasus Covid-19 itu akibat penemuan varian baru. Jadi, saat ini Kementerian Kesehatan fokus mendorong masyarakat untuk vaksinasi booster atau vaksin dosis ketiga (penguat).
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto menyebutkan, kehadiran vaksin IndoVac menjadi momentum yang baik untuk meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19 nasional. Vaksinasi, khususnya dosis penguat, dapat menurunkan tingkat keparahan infeksi Covid-19. Walakin, tetap ada kasus yang parah pada pasien yang memiliki komorbid dan belum divaksin.
”Peningkatan kasus Covid-19 harus tetap diwaspadai, masyarakat perlu didorong untuk vaksinasi. Selain itu, protokol kesehatan juga harus dipatuhi karena saat ini banyak masyarakat yang mulai lalai,” ujar Agus.
Menurut Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, varian baru Covid-19 cenderung lebih menular daripada varian sebelumnya, tetapi tidak terlalu ganas. Protokol kesehatan tetap harus dijalankan dan vaksinasi pada tenaga kesehatan dan orang lanjut usia terus ditingkatkan.
Di samping itu, penelusuran kasus juga perlu tetap dilakukan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan penelusuran dilakukan pada 30 orang yang kontak dengan positif Covid-19 dalam 14 hari terakhir. ”Namun, Indonesia baru mampu menelusuri sekitar 10 orang,” kata Agus.
Senada dengan Syahrizal, epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan, deteksi dini tidak terpisahkan dari tes dan penelusuran. ”Varian baru Covid-19 ini bahkan lebih singkat masa inkubasinya tiga atau empat hari dari waktu terpapar. Terlambat melakukan testing dan tracing, Indonesia akan kembali kebobolan,” kata Dicky.