Jelang Natal dan Tahun Baru, Pemerintah Pastikan Stok Vaksin Cukup
Perlindungan dari Covid-19 perlu diperkuat seiring dengan peningkatan kasus saat ini. Masyarakat didorong untuk melengkapi dosis vaksinasi sampai dosis penguat.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memastikan ketersediaan stok vaksin sudah kembali tercukupi sampai menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Masyarakat yang belum divaksin, baik vaksinasi lengkap dua dosis maupun vaksinasi lengkap, agar mendatangi lokasi vaksinasi. Ini diperlukan untuk memudahkan masyarakat beraktivitas seiring sejumlah kebijakan yang disiapkan pemerintah untuk mendorong cakupan vaksinasi penguat.
Selain itu, vaksinasi juga penting untuk membentuk imunitas sehingga menghindarkan dari kefatalan. Apalagi, menurut data Kementerian Kesehatan, pasien Covid-19 yang dirawat inap ataupun kematian dalam satu bulan terakhir mayoritas dari pasien yang belum mendapat vaksin booster atau dosis penguat. Masyarakat didorong untuk melengkapi vaksinasi hingga ke dosis penguat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada periode 4 Oktober-8 November 2022, dari 10.639 kasus rawat inap Covid-19 yang mengalami gejala ringan, sedang, dan berat, sebanyak 74 persen belum mendapatkan vaksinasi dosis penguat. Sementara itu,dari 1.373 kasus kematian akibat Covid-19, sebanyak 84 persen belum mendapatkan vaksinasi dosis penguat.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril Mansyur, di Jakarta, Kamis (10/11/2022), menjelaskan, rendahnya cakupan vaksinasi dosis penguat baru terlaksana 36 persen dari target nasional sebesar 70 persen. Pemerintah mengupayakan untuk mempercepat vaksinasi dosis penguat kepada masyarakat dengan beberapa program. Salah satunya menyiapkan regulasi kewajiban vaksinasi booster menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Syahril menegaskan, terkait stok dosis vaksin tersebut, pemerintah telah memastikan ketersediaannya mencukupi. Meskipun sempat terjadi kekosongan pada periode September-Oktober, pada akhir Oktober telah tersedia lebih dari enam juta dosis vaksin. Sebagiannya itu telah didistribusikan ke sejumlah daerah.
”Pemerintah daerah yang mempunyai stok dosis vaksin menipis dapat melaporkan ke pemerintah pusat sesuai dengan program dan kebutuhan masing-masing daerah. Tidak ada lagi kekosongan stok dosis vaksin,” ujarnya.
Data per 9 November 2022, terdapat 6.186 kasus konfirmasi baru Covid-19 dan penambahan 43 kasus kematian. Sementara itu, kasus aktif yang dilaporkan sebanyak 43.797 kasus.
Menyasar kelompok rentan
Kepala Puskesmas Larangan Utara, Kota Tangerang, Banten Dokter Rosy Palupi mengatakan, vaksinasi saat ini lebih menyasar kelompok yang belum mendapat vaksin penguat, terutama remaja berusia 18 tahun yang belum menerima vaksin penguat. Tak hanya itu, vaksin juga rutin dilakukan kepada kelompok lansia dan kelompok komorbid dengan cara mendatangi rumah mereka bagi warga dengan mobilisasi terbatas. Rosy menjelaskan, dinas kesehatan terus berupaya menyediakan kebutuhan vaksin untuk didistribusikan ke puskesmas
Ia melihat antusiasme masyarakat yang ingin melakukan vaksinasi masih cukup tinggi. Sebanyak 70-80 orang divaksin dosis 1, 2, dan 3. Rosy mengatakan, jumlah stok vaksin per hari sesuai dengan kebutuhan puskesmas.
”Sebelumnya bisa lebih 200 orang yang divaksinasi per hari. Tetapi dengan melihat jumlah masyarakat di sini yang sudah banyak divaksinasi, maka kebutuhan per hari menjadi 70 orang saja," ucapnya.
Kepala Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, dokter Syukur Pelianus menjelaskan, kondisi stok dosis vaksin saat ini kembali normal. Kelangkaan dosis vaksin itu terjadi dua minggu lalu. Namun, saat ini, sudah tersedia 6.000 dosis dengan target layanan vaksinasi per hari 100 orang.
Menurut Syukur, tren perkembangan kasus Covid-19 di wilayahnya menunjukkan kenaikan pada beberapa waktu terakhir. Kenaikan ini bisa mencapai 100 orang per hari yang terkonfirmasi dari yang sebelumnya hanya 20-30 orang saja.
Dia pun menyarankan agar masyarakat lebih memperhatikan protokol kesehatan dan segera melakukan vaksinasi untuk warga yang belum mendapatkannya.
Mulai abai vaksinasi
Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Narila Mutia Nasir, menyebutkan, masyarakat yang belum divaksinasi penguat disebabkan merasa sudah cukup dengan vaksinasi dosis satu atau dua. Padahal, upaya mencegah Covid-19 ini salah satunya dengan melakukan vaksinasi secara berkala. Hal ini untuk merespons tipe virus Covid-19 yang terus bermutasi.
Selain mendorong agar masyarakat melengkapi dosis vaksin penguat, Narila juga menyarankan kepada pemerintah agar memastikan ketersediaan stok dosis vaksin tercukupi. Apalagi, beberapa waktu lalu, terjadi kekosongan dosis vaksin di sejumlah daerah.
Narila mengatakan, pemerintah perlu membuat regulasi untuk mempercepat vaksinasi dosis penguat seperti yang sudah dilakukan pada vaksinasi dosis satu dan dua. Paling utama yang mesti dilakukan adalah membangun persepsi masyarakat akan risiko jika belum melakukan vaksinasi secara lengkap. Lebih lanjut lagi, hal ini akan terbangun kesadaran individu dan kesadaran publik terkait hal yang harus dilakukan ketika angka Covid-19 meningkat.