Arif Satria Terpilih Lagi Jadi Rektor IPB University
IPB University siap berkontribusi mengatasi ancaman krisis pangan. Terpilihnya Rektor baru IPB University periode 2023-2028, Prof Arif Satria, diharapkan bisa dongkrak inovasi dan diversifikasi produk pangan lokal.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Guru Besar IPB University Arif Satria terpilih kembali menjadi Rektor IPB University untuk kedua kalinya oleh Majelis Wali Amanat IPB University dalam sidang paripurna tertutup, Rabu (9/11/2022). Pada periode kedua kepemimpinannya, Arif mendorong IPB University untuk berkontribusi mengatasi krisis pangan dengan mengoptimalkan kekuatan inovasi kampus.
Majelis Wali Amanat (MWA) IPB University telah menetapkan Rektor IPB University Periode 2023-2028 dalam sidang paripurna tertutup yang digelar di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Rabu, setelah sebelumnya digelar sidang paripurna terbuka Majelis Wali Amanat (MWA) IPB University dengan agenda dengar pendapat calon rektor bersama pemegang kepentingan pada pagi harinya.
Ketua MWA IPB University Tridoyo Kusumastanto menjelaskan, dalam sidang paripurna tersebut, Arif Satria terpilih secara aklamasi. Sebelumnya, Senat Akademik IPB University telah menetapkan dua kandidat calon rektor periode 2023-2028, yakni Arif Satria dan Sahara.
”Terima kasih kepada Senat Akademik, Dewan Guru Besar, yang telah bekerja sama untuk membangun kemajuan IPB University. Kegiatan ini akan memperkaya perspektif, saling dukung dalam mencapai pengelolaan IPB University menjadi techno socio entrepreneur university,” kata Tridoyo.
Tridoyo menambahkan, terpilihnya Rektor baru IPB University merupakan momentum untuk mewujudkan kekuatan IPB University. Tradisi pemilihan rektor di IPB University dibangun dengan semangat saling membesarkan bersama, bukan saling mengecilkan.
Sementara itu, Arif mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah bersama-sama mendukung program kerja yang sudah dijalankan selama 5 tahun kepemimpinannya sebagai Rektor IPB University 2018-2022. Dia juga berharap dukungan semua pihak untuk kepemimpinannya di periode 2003-2028.
Menurut Arif, tantangan IPB University kali ini berbeda dengan lima tahun yang lalu. IPB University harus siap memberikan berkontribusi untuk mengatasi ancaman krisis pangan.
”Kita berharap IPB University terus berkontribusi secara positif melakukan aksi-aksi nyata di masyarakat untuk mengatasi krisis pangan tersebut. IPB University siap berkolaborasi dengan berbagai pihak,” tutur Arif.
Kekuatan yang dimiliki IPB University, ujar Arif, adalah inovasi. Inovasi-inovasi yang dimiliki IPB University sudah sangat beragam dan relevan, utamanya ketika harus menghadapi tantangan untuk mendiversifikasi produk pangan lokal.
Terkait krisis pangan, Arif optimistis tantangan tersebut bisa dihadapi. Salah satu peran IPB University adalah menghasilkan lulusan dan inovasi unggul. Selain itu, membangun kolaborasi antarpihak untuk mengatasi krisis yang terjadi.
”Modal untuk melalui krisis pangan sebenarnya sudah dimiliki bangsa kita sejak lama, tetapi potensinya belum dioptimalkan. Pangan lokal, seperti sagu, sangat berpotensi untuk dikembangkan,” kata Arif.
Selain itu, ada tiga kata kunci yang mesti dimiliki perguruan tinggi ke depan, antara lain resiliensi, transformatif, dan berkelanjutan. Ketiga hal inilah yang bisa membuat IPB University bertahan ketika ada guncangan yang bisa datang kapan saja.
IPB University membuka diri untuk bisa menjadi tempat pembelajaran bagi para petani dunia ketiga. Hal ini sekaligus sebagai bentuk kontribusi IPB University tidak hanya secara nasional, tetapi juga secara global.
”Ini adalah bagian dari upaya kita untuk memperkuat bahwa IPB University memiliki peran lokal, peran regional, peran nasional, dan peran global itu harus dilakukan dengan baik, khususnya dalam mendukung masalah pangan ini. Dengan kita memberikan andil agar stabilitas pangan global ini bisa teratasi dan tercipta. Dari situlah kebahagiaan dan kesejahteraan dapat tercipta karena salah satu komponen penting di dunia hari ini adalah soal pangan,” papar Arif.