Musik tradisi dapat dikembangkan menjadi musik baru. Namun, hal ini perlu didasari dengan riset dan pemahaman akan keberagaman budaya.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Musik tradisi Indonesia berpeluang besar untuk dikembangkan menjadi musik baru. Untuk itu, riset dan pemahaman soal akar musik tradisi diperlukan. Namun, hal ini kerap terhambat keterbatasan literatur.
Musikolog Universitas Negeri Jakarta Hery Budiawan, mengatakan, ruang untuk mengeksplorasi musik tradisi masih sangat luas. Terlebih lagi, kemajuan teknologi membuat musisi mudah mencari informasi dan referensi musik dari berbagai daerah. Hal ini dapat dikembangkan menjadi ide musik baru.
“Kita yang ada di Jakarta kini sangat mudah jika mau mengakses musik tradisi Papua. Menurut saya, sudah tidak ada batas untuk jangkauan (musik tradisi),” kata Hery setelah sesi diskusi pada acara International Ethnic Music Festival (IEMF) 2022 di Jakarta, Selasa (8/11/2022).
Menurut Anggota Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Imam Firmansyah, perhatian publik terhadap musik tradisi masih kurang. Musik tersebut selama ini dipentaskan di tempat tertentu sehingga audiensnya pun terbatas.
“Banyak yang perlu diperkenalkan kedahsyatan musik tradisi Indonesia. Terlebih, musik tradisi juga punya peluang yang luas untuk bisa dikembangkan dan bisa dikolaborasikan dengan musik apapun,” ucap Imam melalui keterangan tertulis.
Video berjudul “Wonderland Indonesia” karya musisi Alffy Rev di Youtube merupakan salah satu contoh pengembangan musik tradisi. Video yang diunggah pada 2021 tersebut memadukan sejumlah lagu daerah dengan berbagai instrumen tradisional, contohnya sape dari Kalimantan. Alffy juga memadukan electronic dance music atau EDM di karyanya. Video itu direspons positif oleh publik dan telah ditonton 44 juta kali.
Eksplorasi musik tradisi juga pernah dilakukan sejumlah musisi muda Tidore, Maluku Utara pada Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI), 14-15 Juni 2022. Mereka sempat kesulitan menggubah musik tradisi menjadi karya baru karena keterbatasan literatur. Tantangan ini diatasi dengan saling berdiskusi. Seniman senior pun dimintai pendapatnya.
“Musik tradisi Tidore memang tidak tereksplorasi. Musik tradisi di sini biasanya dipakai untuk upacara ritual dan tarian. Dengan ini, kami bisa mengeksplorasi musik tradisi menjadi musik kontemporer,” kata komponis sekaligus motor FMTI di Tidore, Faizal Tan (Kompas, 18/6/2022).
Menurut komponis dan pendiri kelompok musik Riau Rhythm, Rino Dezapaty, keterbatasan literatur memang menjadi tantangan mempelajari musik tradisi di beberapa daerah. Ini pernah dirasakan Riau Rhythm saat melakukan riset pada 2007. Riset itu digunakan untuk membuat komposisi musik berjudul Suvarnadvipa.
Musik tradisi juga punya peluang yang luas untuk bisa dikembangkan dan bisa dikolaborasikan dengan musik apapun.
“Di Sumatera tidak tercatat (sejarah musik), beda dengan di Jawa. Mpu-mpu (musik tradisi) juga masih ada di Jawa,” kata Rino. “Kami jadi merasa buta secara musikal karena sejarah (musik) diwariskan turun-temurun secara lisan,” tambahnya.
Pada akhirnya, kelompok musik tersebut menemukan beberapa buku yang dapat dijadikan referensi. Mereka juga mewawancarai sejumlah narasumber dan mendapati bahwa alat musik calempong dan gambang masih digunakan oleh masyarakat. Teknik memainkan calempong pun turut menjadi referensi untuk membuat Suvarnadvipa.
Mengutip blog Riau Rhythm, Suvarnadvipa menceritakan kisah keemasan Pulau Sumatera yang digali dari cerita masyarakat Kabupaten Kampar, Riau tepatnya di sekitar Candi Muara Takus. Berdasarkan riset yang mereka lakukan, ada sedikitnya 25 sastra lisan yang dilantunkan masyarakat Kampar. Sebagian besar sastra bertema cinta.
Rino menambahkan, hal paling dasar untuk membuat musik baru berbasis musik tradisi adalah riset, baik melalui buku maupun wawancara. Riset juga bisa dilakukan dengan merekam audio musik dan vokal musisi tradisi. Merekam video juga penting untuk mempelajari detail, cara memainkan alat musik, hingga gaya pertunjukan tradisional masyarakat.
Menurut musisi Booboo Sintauri, kunci berkarya dengan musik tradisi adalah memahami konteks kelokalan setiap daerah. Ini karena musik tradisi mengandung nilai warisan leluhur serta pakem-pakem yang tidak boleh diabaikan.