Roket China Long March 5B Jatuh Tak Terkendali di Selatan Samudra Pasifik
Bekas roket Long March 5B milik China dipastikan telah memasuki atmosfer Bumi pada Jumat (4/11/2022) pukul 17.01 WIB di selatan Samudra Pasifik. Dampak dari jatuhnya sampah antariksa seberat 23 ton itu belum dipastikan.
Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
·3 menit baca
Komando Antariksa Amerika Serikat atau US Space Command memastikan roket peluncur milik China, Long March 5B, telah jatuh kembali ke Bumi. Bekas roket yang telah menjadi sampah antariksa itu memasuki atmosfer Bumi di atas Samudra Pasifik bagian selatan pada Jumat (4/11/2022) pukul 17.01 WIB.
Lima menit kemudian, Komando Antariksa AS melaporkan proses kedua masuk kembalinya bagian bekas roket Long March 5B. Proses kedua ini terjadi pukul 17.06 WIB di atas wilayah timur laut Samudra Pasifik. Dengan adanya dua proses masuk kembali itu, diperkirakan sampah antariksa itu sudah terpecah sejak sebelum memasuki atmsofer Bumi.
Meski demikian, dampak dan lokasi pasti jatuhnya sampah antariksa itu masih menunggu konfirmasi. Roket peluncur seberat 23 ton dan setinggi gedung tingkat 10 itu diluncurkan dari Bandar Antariksa Wenchang di Provinsi Hainan pada 31 Oktober 2022 pukul 10.37 WIB. Roket meluncur dengan membawa modul Mengtian yang merupakan bagian dari pembangunan stasiun luar angkasa China, Tiangong.
Setelah meluncur, roket bagian inti akan mengirimkan muatannya ke orbit. Sesudah itu, roket itu dibiarkan jatuh bebas ke Bumi tanpa terkendali. Roket ini memang tidak dilengkapi fitur yang bisa mendorong bekas roket untuk kembali ke Bumi dengan aman. Meski demikian, ini adalah cara umum membuang bekas roket.
Setelah jatuh bebas, hambatan atmosfer Bumi akan terus menarik bekas roket tersebut hingga kembali memasuki atmsofer Bumi.
Pusat Studi Orbit dan Masuk Kembali Sampah Antariksa (CORDS) milik The Aerospace Corporation, perusahaan dirgantara yang berbasis di El Segundo, Amerika Serikat, memprediksi bekas roket Long March 5B itu akan memasuki atmosfer Bumi pada Jumat (4/11/2022) pukul 18.20 WIB, dengan rentang waktu tiga jam sebelum atau sesudah jadwal tersebut.
Dari prediksi itu, wilayah jatuhnya roket tersebut terbentang luas mulai dari Samudra Pasifik selatan, Amerika Tengah, pantai timur Amerika Utara, utara Samudra Atlantik, Afrika, Samudra Hindia, hingga tenggara Australia. Indonesia diperkirakan aman dari jatuhan bekas roket tersebut.
Pengamatan yang dilakukan Komando Antariksa AS memastikan bahwa roket peluncur China itu sudah jatuh ke Bumi. Ini menjadi peristiwa keempat jatuh bebasnya bekas roket peluncur China. Kasus serupa setidaknya pernah terjadi pada 2020, 2021, Juli 2022.
Jadi perhatian
Masuknya sampah antariksa berukuran besar tanpa terkendali itu menjadi perhatian internasional karena risiko yang menyertainya. Jika sampah tersebut jatuh di laut atau di wilayah daratan yang tidak berpenghuni, dampak yang ditimbulkan relatif aman. Namun, jika sampah antariksa itu jatuh di daerah berpenduduk, adanya korban makhluk hidup membayangi.
Realitasnya, tidak ada hukum atau perjanjian yang secara internasional bisa mengatur proses masuk kembalinya obyek luar angkasa.
Kekhawatiran itu, seperti dikutip dari Space, membuat lalu lintas udara di atas Spanyol sempat ditutup oleh otoritas lalu lintas udara setempat atau Controladores Aéreos.
Sebelum ini, potongan roket Long March 5B jatuh di sebuah desa di Pantai Gading, Afrika Barat, pada Mei 2020. Beruntung, tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut, hanya membuat sampah antariksa berserakan di tanah.
Berikutnya, pada April 2021, bagian inti roket Long March 5B jatuh ke perairan di Samudra Hindia. Sementara pada Juli 2022, roket peluncur Long March 5B seberat 25 ton juga masuk ke atmosfer Bumi di atas Samudra Hindia.
Meski ada potensi jatuhnya sampah antariksa di wilayah yang berpenduduk dan ada peluang munculnya korban, hingga kini belum ada perjanjian internasional yang bisa mencegah kasus serupa terjadi di masa depan. Direktur Eksekutif CORDS Marlon Sorge mengatakan, ”Realitasnya, tidak ada hukum atau perjanjian yang secara internasional bisa mengatur proses masuk kembalinya obyek luar angkasa,” katanya.
Di sisi lain, Badan Antariksa Berawak China (CMSA) menargetkan masih akan ada enam peluncuran roket peluncur Long March 5B. Waktu paling dekat peluncuran roket tersebut adalah pertengahan 2023.
Karena itu, para ilmuwan masih akan dibuat khawatir saat bekas roket peluncur China itu jatuh kembali ke Bumi. Indonesia sebagai wilayah yang beberapa kali menerima jatuhan sampah antariksa patut waspada agar tidak ada warga yang jadi korban sia-sia.