Platform digital mengubah cara orang belajar sekaligus menumbuhkan peluang penciptaan konten edukasi. Kreativitas para pencipta konten edukasi kini mulai dihargai dengan tumbuhnya berbagai platform belajar daring.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
Pesatnya platform daring yang muncul sebagai dampak pertumbuhan internet mengubah cara belajar yang tidak lagi konvensional. Kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi diri kini dapat dilakukan secara mandiri dengan dukungan konten edukasi dari platform daring.
Kebutuhan untuk memutakhirkan diri dalam bidang yang digeluti membuat minat masyarakat pada konten edukasi di platform daring terus meningkat. Para kreator konten pun bermunculan di berbagai platform. Untuk konten edukasi bahkan ada yang menerapkan penjaminan mutu.
Berdasarkan laporan SignalFire, lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia menganggap diri mereka sebagai kreator. Orang-orang tersebut dianggap sebagai penggerak ekonomi kreator, dan ini menjadi salah satu profesi yang berkembang sangat cepat hingga saat ini. Dari penelitian Adobe, lebih dari 50 persen motivasi utama para kreator dalam berkreasi adalah untuk mengekspresikan diri, melakukan sesuatu yang menyenangkan, dan mengeksplorasi minat mereka.
Potensi konten edukasi yang tumbuh dan diminati masyarakat salah satunya dikembangkan Udemy sebagai platform yang dirancang untuk kursus daring. Prinsipnya, siapa pun dapat membuat kursus sesuai minat dan keahlian mereka. Begitu kreator memublikasikan kursus mereka, lebih dari 57 juta pelajar global di Udemy dapat mengaksesnya.
Tingginya antusiasme publik pada konten edukasi salah satunya terlihat dari kampanye #SerunyaBelajar yang dilakukan Tiktok bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2022 ini. Hingga Oktober lalu, berbagai konten edukasi dengan tagar #SerunyaBelajar sudah ditonton sekitar 13 miliar kali.
Head of Indonesia Market Udemy Giri Suhardi, Jumat (4/11/2022), mengatakan, platform digital membuka peluang bagi orang untuk bisa mencari nafkah dari kreativitas mereka. Sebagai platform yang memfasilitasi para kreator dalam dunia pendidikan, Udemy bertujuan membuka jalur karier baru bagi para kreator konten di bidang pendidikan.
Giri memaparkan, ada beberapa jenis kreator, salah satunya kreator konten edukasi yang fokus pada pendidikan dan transfer ilmu pengetahuan. Pembuat konten ini membantu penonton mereka tumbuh dan berkembang dengan meningkatkan keterampilan (upskilling ), melatih kembali (reskilling), dan meningkatkan kompetensi. Koleksi kursus Udemy kini terdiri atas lebih dari 213.000 kursus dalam sekitar 75 bahasa.
”Kami menjalankan program pemasaran dan promosi yang terstruktur dengan baik serta menerapkan strategi SEO. Hal ini akan menguntungkan instruktur karena kursus mereka akan mudah ditemukan oleh publik dan memudahkan pemelajar untuk mencapai karier profesional mereka,” ujar Giri.
Diminati
Salah satu kreator konten edukasi, Widhi Muttaqien, mengajar dan mengembangkan perangkat lunak. Ia membuat kursus Udemy pertamanya pada tahun 2014. Perlahan tapi pasti, siswa terus berdatangan dan mendaftar di kursusnya, dari hanya dua siswa menjadi lebih dari 45.000 siswa saat ini.
Publik Policy and Government Relations Tiktok Indonesia Faris Mufid mengatakan, diterimanya konten edukasi ini di Indonesia perlu semakin diamplifikasi dengan memperbanyak konten edukasi yang positif. Tipe konten edukasi beragam, mulai dari belajar bahasa, teknologi, kecantikan, hingga buku bacaan.
Apalagi dengan ditambah fitur live, pembuat konten dan masyarakat bisa berinteraksi secara langsung. Tiktok hadir di 150 negara dengan 75 bahasa serta diunduh sekitar dua miliar kali.
Sementara itu, Youtube pada September lalu di Amerika Serikat memperkenalkan cara baru untuk mengapresiasi kreativitas konten kreator di platformnya. Youtube akan memperluas cakupan sistem monetisasi mereka, yaitu Program Partner Youtube, agar lebih banyak kreator bisa menjadi anggota.
Selain itu, diumumkan juga cara baru untuk memperoleh penghasilan dari Shorts serta sebuah konsep hubungan baru antara industri musik dan kreator yang membuka peluang monetisasi dari iklan untuk video Shorts dan penggunaan musik.
Susan Wojcicki, CEO Youtube, mengatakan, program Partner Youtube adalah sesuatu yang revolusioner saat diluncurkan tahun 2007 dan masih revolusioner sampai saat ini. Dalam tiga tahun terakhir, Youtube telah memberikan lebih dari 50 miliar dollar AS penghasilan kepada kreator, artis, dan perusahaan media. Pendapatan ini telah mengubah hidup para kreator di seluruh dunia dan menunjang kemunculan cerita serta bentuk ekspresi diri yang baru.
Berdasarkan laporan SignalFire, lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia menganggap diri mereka sebagai kreator.
Dukungan juga diberikan Google for Education untuk mendorong peningkatan akses pada konten pendidikan secara inklusif. Google for Education meluncurkan kursus daring gratis bagi para pengajar yang bisa diakses dalam ”Alat Google untuk Pembelajaran Tatap Muka”. Kursus daring ini ditujukan untuk memberikan strategi praktis tentang bagaimana Google Workspace for Education dapat mendukung aktivitas belajar-mengajar secara tatap muka.
Ada 10 materi kursus, setiap materi memberikan berbagai panduan untuk meningkatkan kompetensi guru dan menjawab tantangan pelaksanaan kelas tatap muka, mulai dari cara meningkatkan fokus siswa, memfasilitasi kolaborasi dengan perangkat bersama, hingga cara melibatkan orangtua/wali siswa secara virtual. Materi dilengkapi pula dengan video demo agar lebih mudah dipahami. Selain itu, terdapat pula kuis yang menguji pemahaman dan kreativitas pengajar.