Lima Isu Prioritas Dibahas pada Pertemuan Kedua Menteri Bidang Kesehatan
Pertemuan kedua tingkat menteri bidang kesehatan sebagai rangkaian presidensi G20 akan diselenggarakan di Bali pada 27-28 Oktober 2022. Pertemuan terakhir ini diharapkan bisa menghasilkan kesepakatan bersama.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Pertemuan kedua tingkat menteri bidang kesehatan akan digelar pada 27-28 Oktober 2022 di Bali. Pertemuan terakhir dalam rangkaian presidensi G20 sektor kesehatan ini akan membahas lima isu prioritas bidang kesehatan dengan target kesepakatan berupa dokumen hasil.
Juru Bicara G20 Bidang Kesehatan yang juga Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, pertemuan kedua tingkat menteri bidang kesehatan (HMM) tersebut akan membahas setidaknya lima isu prioritas bidang kesehatan dalam presidensi G20. Pembahasan itu termasuk pada tindak lanjut yang akan dilakukan.
”Dalam pertemuan kedua Health Ministers Meeting diharapkan pula akan disahkan outcome document (dokumen hasil) berupa G20 Health Ministers Action to Strengthen Global Health Architecture,” ujarnya di Badung, Bali, Rabu (26/10/2022).
Ia menuturkan, selain negara anggota G20, pertemuan ini juga akan dihadiri oleh enam negara terundang, seperti Swiss, Kamboja, Belanda, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Singapura. Selain itu, direncanakan akan hadir perwakilan dari organisasi internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Gavi, GISAID, CEPI, dan BMGF (Bill and Melinda Gates Foundation). Setidaknya akan ada 190 delegasi yang akan hadir mewakili negara dan organisasi internasional tersebut.
Nadia mengatakan, hal substantif yang akan diajukan dalam dokumen hasil pertemuan HMM kedua ini, antara lain, penguatan dukungan atas pendirian dana perantara keuangan (FIF), penguatan struktur untuk mobilisasi sumber daya kesehatan esensial, penguatan surveilans kesehatan, penguatan dukungan adanya platform sistem digital untuk dokumen kesehatan internasional, serta perluasan manufaktur terkait vaksin, obat, dan alat diagnostik.
”Keseluruhan isi dalam dokumen tersebut diharapkan bisa menjadi panduan dalam memperkuat arsitektur kesehatan global, agar lebih siap dalam menghadapi pandemi saat ini dan di masa depan,” kata Nadia.
Ia menambahkan, pertemuan kedua HMM ini diharapkan pula dapat menghasilkan inventarisasi atas sejumlah keberhasilan Indonesia bersama negara anggota G20 di bidang kesehatan. Itu terutama untuk penguatan dalam kesiapsiagaan serta respons pandemi yang lebih baik di masa depan.
Dalam pertemuan kedua Health Ministers Meeting diharapkan pula akan disahkan outcome document (dokumen hasil) berupa G20 Health Ministers Action to Strengthen Global Health Architecture. (Siti Nadia Tarmizi)
Secara terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan, pertemuan HMM kedua ini juga menjadi pertemuan puncak dari kerja keras selama sepuluh bulan yang sudah dilakukan oleh negara anggota G20 di bidang kesehatan. Seluruh mitra pemerintah serta organisasi internasional telah berupaya membahas upaya penguatan arsitektur kesehatan dunia.
”Kita sudah menyaksikan komitmen miliaran dollar untuk dana perantara keuangan (FIF) sebagai langkah untuk memperkuat upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi,” katanya.
Pada 1 Juli 2022, dewan direksi Bank Dunia (World Bank) telah menyetujui pembentukan FIF. Sistem pendanaan tersebut pun telah resmi beroperasi sejak pertemuan pertama FIF Governing Board pada 8-9 September 2022. Dana ini nantinya dapat digunakan untuk riset dan produksi vaksin dan obat serta perlengkapan kesehatan dalam penguatan kesiapsiagaan dan respons pandemi di masa depan.
Budi menyampaikan, uji protokol internasional juga akan dilakukan. Protokol internasional terkait kesehatan ini bertujuan untuk memudahkan laju pergerakan manusia juga barang dan jasa antar-perbatasan di seluruh dunia ketika terjadi situasi kedaruratan kesehatan global.
”Saya sangat berharap semua negara G20 dapat mengesampingkan perbedaan yang ada dan terus bekerja sama untuk memperkuat arsitektur kesehatan dunia,” tuturnya.