Lagi, Satu Bayi di Lampung Suspek Gagal Ginjal Akut
RSUD Abdul Moeloek, Lampung, kembali menerima satu pasien suspek gagal ginjal pada anak. Saat ini, tim dokter masih melakukan observasi terhadap pasien tersebut.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek, Lampung, kembali merawat satu pasien bayi berusia delapan bulan yang dilaporkan suspek gagal ginjal akut. Saat ini, tim dokter masih melakukan observasi untuk mengetahui peyebab pasti pasien kesulitan buang air kecil.
”Saat ini masih diobservasi sebab sudah tiga hari tidak bisa mengeluarkan urine. Kami masih melakukan penanganan dan memantau terus perkembangan (pasien),” kata Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana di Bandar Lampung, Rabu (26/10/2022).
Pasien suspek gagal ginjal akut yang berasal dari Bandar Lampung itu dirujuk ke RSUD Abdul Moeleok sejak Selasa (25/10/2022) malam. Saat ini, pasien ditangani oleh dokter anak dan dokter ahli ginjal di RSUD Abdul Moeloek.
Dengan adanya pasien baru itu, RSUD Abdul Moeloek saat ini merawat satu pasien positif gagal ginjal akut dan dua pasien terduga gagal ginjal akut.
Adapun kondisi pasien lain yang juga dirawat karena gagal ginjal sudah semakin membaik. Pasien bayi berusia 13 bulan itu sudah bisa mengeluarkan urin setelah tim melakukan cuci darah lewat perut.
Sebelumnya diberitakan, pasien bayi berusia 11 bulan meninggal akibat gagal ginjal akut. Pasien itu meninggal setelah menjalani perawatan selama tiga hari di RSUD Abdul Moeloek.
Menurut Reihana, dinas kesehatan juga tengah menunggu kiriman obat antidotum fomepizole injeksi dari Kementerian Kesehatan. Obat itu diharapkan dapat segera tiba di Lampung sehingga bisa digunakan untuk menangani pasien gagal ginjal akut.
Hingga saat ini, Dinas Kesehatan Lampung juga terus melakukan penelusuran epidemiologi untuk pelacakan kasus serupa di 15 kabupaten/kota di Lampung. Tenaga kesehatan di tingkat puskesmas diminta turut aktif mengecek kondisi anak-anak yang mengalami kesulitan buang air kecil.
Selain itu, petugas kesehatan juga diminta memberikan sosialisasi pada warga sekitar agar tidak sembarangan dalam mengonsumsi obat. Masyarakat diminta memperhatikan daftar obat yang telah dinyatakan aman dari cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang dirilis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sementara itu, Direktur RSUD Abdul Moeloek Lukman Pura menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan 6-10 tempat tidur di ruang high care unit (HCU). Selain itu, pemerintah juga melibatkan tiga dokter ahli ginjal dewasa untuk membantu menangani pasien. Pasalnya, saat ini dokter anak yang disiapkan sebagai ahli ginjal anak di rumah sakit itu masih menjalani pendidikan di Jakarta.