Vaksin Kosong, Layanan Vaksinasi Covid-19 Dihentikan Sementara
Sejumlah fasilitas kesehatan menghentikan sementara layanan vaksinasi Covid-19 karena ketiadaan vaksin. Kementerian Kesehatan masih berupaya merelokasi vaksin Covid-19. Namun, proses pendistribusian mengalami kendala.
Oleh
Mis Fransiska Dewi
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah fasilitas kesehatan menghentikan sementara layanan vaksinasi Covid-19 karena ketiadaan vaksin. Kementerian Kesehatan masih terus mengupayakan relokasi vaksin Covid-19 dari sejumlah daerah yang masih memiliki banyak stok vaksin.
Pantauan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (24/10/2022) pukul 09.00-10.00, beberapa warga yang datang untuk melakukan vaksinasi Covid-19 terpaksa harus kembali. Bahkan, salah seorang di antaranya menyatakan telah mendatangi beberapa puskesmas di Jakarta Selatan tetapi tak kunjung mendapatkan vaksin Covid-19.
Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru memasang pemberitahuan di pintu masuk bahwa layanan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Taman Sawo, dan Puskesmas Kelurahan di Kebayoran Baru untuk sementara waktu ditiadakan sampai vaksin Covid-19 tersedia kembali.
Kekurangan stok vaksin Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru sudah berlangsung sejak dua minggu yang lalu. Biasanya, puskesmas itu membuka layanan vaksinasi setiap hari dengan kuota sekitar 60 dosis per hari.
Selain Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, Puskesmas Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, juga tidak melayani vaksinasi Covid-19 untuk sementara waktu karena kosongnya vaksin. Sejak seminggu yang lalu, puskesmas tersebut kehabisan stok vaksin. ”Kosong, tidak ada sama sekali vaksin Covid-19,” ujar Dimas, salah satu staf Tata Usaha di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
Ketika ada warga yang ingin melakukan vaksinasi, petugas keamanan di pintu masuk puskesmas langsung mengatakan bahwa pelayanan vaksinasi Covid-19 sementara waktu ditiadakan.
Kondisi yang sama juga dialami Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Puskesmas Kecamatan Cakung, Puskesmas Kecamatan Cilandak, Puskesmas Kecamatan Penjaringan, Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan. Lalu Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Puskesmas Kecamatan Cilincing, dan Puskesmas Kecamatan Kembangan. Melalui akun Instagram-nya masing-masing, puskesmas tersebut mengunggah informasi bahwa layanan vaksinasi Covid-19 ditiadakan mulai 21 Oktober 2022 sampai waktu yang belum ditentukan.
Selain puskesmas, fasilitas kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kebayoran Baru, Jakarta Selatan juga menyatakan tidak melayani vaksinasi Covid-19 sementara waktu mulai 24 Oktober 2022 sampai waktu yang belum ditentukan. Biasanya, RSUD tersebut dapat melayani vaksinasi selama tiga hari dalam seminggu sejak pukul 08.00 hingga 14.00.
RSUD Kebayoran Baru mengalami kekurangan stok vaksin Covid-19 sejak dua minggu yang lalu. Bahkan, Selasa lalu RSUD itu hanya mendapatkan delapan dosis untuk satu hari. Terlihat pada pukul 10.00 beberapa warga yang datang untuk melakukan vaksinasi Covid-19 harus kembali karena vaksin tidak tersedia.
Seperti halnya puskesmas, melalui akun Instagram masing-masing, beberapa RSUD juga mengumumkan bahwa mereka tidak lagi melayani vaksinasi Covid-19 sejak awal Oktober 2022 sampai waktu yang belum ditentukan. RSUD tersebut, antara lain, RSUD Pasar Rebo, RSUD Kramat Jati, RSUD Pasar Minggu, RSUD Kebayoran Lama, RSUD Pesanggrahan, RSUD Pademangan, RSUD Kembangan, dan RSUD Kepulauan Seribu.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta Barat Erizon menyampaikan, hingga saat ini belum menerima distribusi vaksin Covid-19 dari Kemenkes. Ia hanya tahu vaksin Covid-19 masih dalam proses relokasi dari daerah-daerah lain. Menurut dia, Jakarta merupakan wilayah yang cukup akif dalam vaksinasi Covid-19 sehingga cepat habis dibandingkan tempat-tempat lainnya.
”Kami ada stok vaksin Covid-19, tapi hanya Sinovac dalam jumlah terbatas saja, itu pun untuk anak-anak, kalau yang lainnya sudah habis. Sekitar dua minggu yang lalu sudah habis,” katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, relokasi vaksin Covid-19 dari daerah lain masih terus dilakukan sambil menunggu distribusi vaksin dari mekanisme Covax yang sudah tiba, tetapi masih dalam proses penjaminan mutu di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Saat ini, total terdapat sekitar 700.000 dosis vaksin Covid-19 yang tersebar tidak merata di semua kabupaten dan kota.
Berdasarkan data ketersediaan vaksin Kemenkes per 24 Oktober 2022 pukul 08.00 WIB, tiga provinsi yang memiliki stok vaksin terbanyak ialah Provinsi Sulawesi Selatan (391.833 dosis), Jawa Barat (234.696 dosis), dan Jawa Timur (230.616 dosis). Sementara provinsi yang memiliki stok vaksin terendah ialah Provinsi Banten (2.496 dosis), Kalimantan Timur (347 dosis), dan Kepulauan Bangka Belitung (331 dosis).
Kami ada stok vaksin Covid-19, tapi hanya Sinovac dalam jumlah terbatas saja, itu pun untuk anak-anak, kalau yang lainnya sudah habis.
Sementara itu, berdasarkan estimasi stok yang tersedia, ada empat provinsi yang memiliki stok untuk kurang dari tujuh hari, yaitu Provinsi Kalimantan Timur, Banten, Yogyakarta, dan Kepulauan Bangka Belitung, sedangkan DKI Jakarta masih memiliki stok untuk 17 hari.
Nadia menambahkan, Kemenkes juga masih menunggu produksi vaksin dalam negeri, yaitu vaksin IndoVac dari PT Biofarma berbasis virus yang dilemahkan dan vaksin AWCorna dari PT Etana Biotechnologies Indonesia berbasis mRNA.
Distribusi terkendala
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengungkapkan, distribusi vaksin Covid-19 terkendala ongkos biaya kirim di daerah. Saat ini, beberapa kabupaten tidak memiliki anggaran untuk membiayai ongkos kirim dari provinsi ke kabupaten.
”Hal tersebut menjadi perhatian. Kami berharap kepala daerah di tingkat dua ataupun provinsi membantu biaya pengiriman ke daerah sehingga vaksin yang sudah dikirimkan oleh pusat ke provinsi bisa disalurkan ke setiap daerah,” katanya.
Ia juga meminta agar Kemenkes bisa segera memenuhi kebutuhan vaksin di beberapa daerah yang memiliki stok minim. Selain itu, jika vaksin Covid-19 produksi dalam negeri jumlahnya sudah memadai seharusnya bisa segera diedarkan ke seluruh Indonesia. Ia berharap agar masyarakat rutin melakukan vaksinasi Covid-19 sesuai jadwal sehingga vaksin yang sudah dikirim ke berbagai daerah bisa dipakai dan tidak kedaluwarsa.