IDAI Lampung Observasi Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Lampung menyebut pihaknya masih melakukan observasi dan penelusuran terkait kasus gagal ginjal akut pada anak. Hingga kini, belum ada laporan temuan kasus.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Lampung menyebut pihaknya masih melakukan observasi dan penelusuran terkait kasus gagal ginjal akut pada anak. Hingga kini, belum ada laporan terkait temuan penyakit misterius tersebut. Meski begitu, sejumlah rumah sakit rujukan telah menyiapkan sejumlah langkah untuk penanganan kasus.
”Saat ini masih diobservasi apakah masuk dalam kriteria ini,” ujar Ketua IDAI Lampung Fedriyansyah saat dikonfirmasi, Jumat (21/10/2022).
Fedriyansyah belum bisa merinci jumlah pasien anak yang sedang diobservasi untuk memastikan apakah pasien mengalami kasus gagal ginjal akut.
Ia menyebut, IDAI Lampung masih harus berkoordinasi dengan sejumlah rumah sakit rujukan dan pemerintah daerah.
Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana menyampaikan, pihaknya sudah menindaklanjuti surat edaran Kementerian Kesehatan terkait dengan penelusuran kasus gagal ginjal akut pada anak hingga ke pelosok.
Kami patuh kepada aturan tersebut sehingga saat ini telah diimbau kepada rumah sakit untuk menyisihkan dan menyimpan dahulu obat-obat sirop yang ada. (Arief Yulizar)
Selain itu, tenaga kesehatan di tingkat kabupaten/kota juga diminta melakukan pengawasan dan edukasi ke masyarakat terkait pemberhentian obat-obatan sirop untuk sementara waktu.
Sementara itu, Direktur RSUDAM dr Lukman Pura mengatakan, hingga saat ini, belum ada laporan terkait temuan kasus penyakit gagal ginjal akut pada anak.
Observasi
Pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah organisasi profesi agar dokter di lapangan turut melakukan sosialisasi dan observasi terkait penyakit tersebut.
Jika ditemukan gejala yang mengarah pada dugaan penyakit gagal ginjal akut, orangtua dimintai segera membawa anaknya ke layanan kesehatan atau IGD rumah sakit. Dengan begitu, penanganan bisa lebih dini dan risiko kefatalan bisa ditekan.
Ia menambahkan, RSUD Abdul Moeloek sebagai rumah sakit rujukan juga telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk penanganan kasus. Dokter dan perawat, khususnya yang bertugas di poli anak dan IGD rumah sakit telah mendapat sosialisasi terkait tata laksana penanganan pasien.
Tata laksana dimulai dengan melakukan diagnosis klinis dan mengamati gejala pada pasien. Gejala awal yang dialami, antara lain, demam, infeksi saluran cerna, dan infeksi saluran pernapasan atas. Gejala lainnya adalah penurunan jumlah buang air kecil pada pasien hingga tidak buang air kecil sama sekali.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Wilayah Lampung Arief Yulizar juga telah meminta seluruh rumah sakit di daerah itu menunda penggunaan obat sirop sesuai perintah pusat.
”Kami patuh kepada aturan tersebut sehingga saat ini telah diimbau kepada rumah sakit untuk menyisihkan dan menyimpan dahulu obat-obat sirop yang ada,” katanya.
Ia berharap, investigasi terkait penyebab penyakit gagal ginjal akut pada anak bisa segera diketahui. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan batas waktu terkait pelarangan penggunaan obat sirop untuk pasien sehingga tidak menimbulkan kecemasan di masyarakat