Kuliah ke Luar Negeri Gratis untuk Peminat Isu Lingkungan
Memiliki minat terhadap isu lingkungan berpeluang kuliah keluar negeri gratis melalui beasiswa Erasmus. Tahun ini, penerima beasiswa Erasmus program master dapat uang bulanan hingga Rp 21 Juta.
Oleh
Mis Fransiska Dewi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Mahasiswa dan dosen yang berminat terhadap isu lingkungan berpeluang melanjutkan kuliah ke luar negeri gratis melalui beasiswa Erasmus. Hal ini sejalan dengan kebijakan European Green Deal atau kesepakatan hijau Uni Eropa.
Erasmus Mundus Association (EMA) Country Representative for Indonesia, Virza Maradhika mengungkapkan, Erasmus membuka program beasiswa yang berbeda tiap tahun pada masing-masing perguruan tinggi di Uni Eropa. Tahun ini Erasmus membuka lebih banyak program keberlanjutan atau sustainability dan circular energy karena sejalan dengan fokus Uni Eropa pada European Green Deal.
Program beasiswa yang dibuka sebanyak 173 program. Kuota yang tersedia untuk satu program maksimal bisa diambil oleh dua orang, terdiri dari satu orang laki-laki dan satu orang perempuan dari negara yang sama. Virza mengungkapkan, calon penerima beasiswa harus sering memantau katalog di website Erasmus plus karena perubahan program bisa terjadi kapan saja.
Calon penerima beasiswa tidak memiliki batasan untuk mendaftar program beasiswa. Namun, Virza menyarankan untuk memilih beberapa program studi saja agar bisa fokus dan mempersiapkan dokumen secara maksimal.
“Mulai dari sekarang sudah bisa daftar karena beberapa program mulai membuka pendaftaran. Semua informasi sudah ditampilkan secara rinci di website,” kata Virza di acara talk show Erasmus Days di Jakarta, Sabtu (15/10/2022).
Virza mengatakan, mulai tahun 2022, uang bulanan penerima beasiswa Erasmus plus naik. Sebelumnya 1.000 EUR kini menjadi 1.400 EUR atau sekitar Rp 21 juta per bulan untuk penerima beasiswa jenis Erasmus Mundus Joint Master’s (EMJM) degree.
Tahun ini ada 91 mahasiswa asal Indonesia yang telah menerima beasiswa EMJM. Sementara 119 lainnya terdiri atas mahasiswa dan dosen mendapat kesempatan belajar atau mengajar di perguruan tinggi di Eropa melalui program pertukaran jangka pendek Erasmus plus Mobility.
Saat ini, Erasmus juga menyasar sarjana terapan dan sekolah vokasi agar lebih banyak anak Indonesia bisa lulus program beasiswa Erasmus plus. Erasmus telah melakukan sosialisasi ke beberapa politeknik seperti Politeknik Negeri Jakarta dan Politeknik Negeri Bali.
“Ini salah satu kluster yang belum tersentuh sama alumni Erasmus. Mungkin mereka punya keinginan, tetapi belum pernah mendengar atau mengetahui secara rinci. Padahal mereka punya kesempatan yang sama. Masalahnya dia berani dan mempersiapkan atau tidak. Kita akan senang kalau punya alumni dari kampus-kampus politeknik tersebut,” katanya.
Mulai tahun 2022, uang bulanan penerima beasiswa Erasmus plus naik.
Salah satu alumni Erasmus Fialisa Asriwhardani mengungkapkan program yang ada di Erasmus menawarkan ilmu yang diminati secara spesifik. Selain itu, beasiswa Erasmus juga tidak menuntut komitmen untuk kembali ke negara asal bagi penerima beasiswa. Ia bercerita mengenai pengalamannya bisa kuliah di beberapa perguruan tinggi dengan beasiswa Erasmus.
Bagi pelamar beasiswa Erasmus, ia menyarankan membuat motivation letter dengan mempersiapkan secara rinci. Kemudian, pelamar beasiswa perlu meminta alumni program yang sesuai untuk membantu mengulas motivation letter yang telah dibuat.
“Waktu itu saya mempersiapkan bahasa dan dokumen selama setahun,” ucapnya.
Salah satu peserta yang hadir dalam talk show Erasmus Days, Mela (22) mengaku sedang mempersiapkan diri dan mencari tahu lebih banyak program beasiswa. Ia memiliki minat yang tinggi terhadap dunia pendidikan dan ingin melanjutkan program master di Eropa. Menurut dia Erasmus bisa mendukung minatnya tersebut.
“Kalau pendidikan universitas yang bagus kebanyakan ada di eropa saya ingin sekali mengambil program management education,” ujar mahasiswa tingkat akhir Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris itu.
Program isu lingkungan
Alumni Erasmus Mundus untuk program Renewable Energy, Robert Budianto berbagi pengalamannya dalam kegiatan Erasmus Days dengan tajuk Menciptakan Dampak Sosial dan Lingkungan melalui Kewirausahaan. Ia mendirikan Java Fresh dengan memberdayakan 3.000 petani Indonesia untuk mengekspor komoditasnya ke 20 negara.
Alumni Erasmus Mundus lainnya yang pernah mengikuti program Global Innovation Management, Kurnia Rosyada mengungkapkan bagaimana pihaknya membekali para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan kemampuan digital untuk meningkatkan penjualan pada masa pandemi Covid-19.
Menurut Kurnia, kewirausahaan merupakan tulang punggung perekonomian baik di Indonesia maupun di Eropa. UMKM berkontribusi pada lebih dari 98 persen usaha di Uni Eropa dan Indonesia. Hal tersebut menawarkan solusi positif pada tantangan perubahan iklim dan kohesi sosial.
Dalam kegiatan yang sama, Minister Counsellor Chargé d’Affaires yang merupakan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Stéphane Mechati mengatakan, melalui kebijakan European Green Deal, Uni Eropa mentransformasikan bisnis menjadi lebih ramah terhadap lingkungan. UMKM memegang peran sentral dalam transisi menuju ekonomi digital dan berkelanjutan.
“Kami bangga pada kontribusi para alumni Erasmus Indonesia dalam mengatasi tantangan sosial dan lingkungan dengan empat prioritasnya yaitu inklusivitas, pembangunan berkelanjutan, sektor digital, dan partisipasi aktif dalam demokrasi,” ujar Stéphane.