Ribuan Ikan Pelagis di Teluk Lampung Naik ke Daratan
Ribuan ikan jenis pelagis kecil di kawasan perairan timur Teluk Lampung secara tiba-tiba naik ke daratan pada Jumat (7/10/2022) malam. Kejadian itu diduga terkait dengan fenomena oseanografi.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Ribuan ikan jenis pelagis kecil di kawasan perairan timur Teluk Lampung secara tiba-tiba naik ke daratan pada Jumat (7/10/2022) malam. Naiknya ikan-ikan kecil itu diduga terkait fenomena oseanografi akibat adanya pergerakan angin dan perubahan suhu di perairan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bandar Lampung Kusaeri menuturkan, naiknya ikan-ikan ke daratan pada Jumat malam terjadi sekitar pukul 21.00. Saat itu, cuaca di sekitar kawasan pesisir Teluk Lampung gerimis. Angin dan ombak juga cukup kencang.
”Ikan-ikan naik begitu saja ke daratan. Peristiwa itu terjadi di kawasan pesisir Tarahan, Kabupaten Lampung Selatan, dan Panjang, Bandar Lampung,” kata Kusaeri saat dihubungi, Sabtu (8/10/2022) pagi.
Menurut dia, ikan-ikan itu langsung dikumpulkan oleh nelayan dan warga sekitar pantai. Diperkirakan ikan-ikan yang terkumpul mencapai 2 ton. Ikan yang paling banyak ditemukan adalah ikan tanjan kecil dan cukong.
Dosen Program Studi Sains Lingkungan Kelautan Institut Teknologi Sumatera Budhi Agung Prasetyo menjelaskan, naiknya ikan-ikan ke daratan itu diduga terkait dengan fenomena oseanografi yang disebut upwelling atau pembalikan massa air.
Upwelling adalah fenomena ketika air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan akibat adanya pergerakan angin di atasnya. Pergerakan ini disertai perubahan suhu yang membuat fitoplankton dan ikan-ikan kecil ikut naik ke permukaan.
”Suhu (di permukaan) bisa naik karena ada embusan angin yang sejajar dengan garis pantai. Hal itu menyebabkan terjadinya pengadukan dan pergerakan massa air. Suhu di permukaan umumnya lebih hangat dan memicu pertumbuhan fitoplankton. Ikan-ikan jenis pelagis itu mengejar permukaan yang lebih hangat karena banyak makanan,” papar Budhi.
Kendati begitu, fenomena pembalikan massa air itu umumnya terjadi pada siang hari karena terkait dengan penyinaran matahari. Untuk itu, diperlukan kajian lebih mendalam untuk mengetahui penyebab naiknya ribuan ikan di kawasan pesisir Teluk Lampung pada Jumat malam.
Ia menambahkan, ikan-ikan juga bisa bergerak naik ke permukaan karena adanya sumber cahaya. Faktor lain yang memicu fenomena tersebut adalah perubahan konsentrasi oksigen di dasar laut. Pada malam hari, tidak adanya proses fotosintesis membuat kadar oksigen di dalam laut lebih rendah. Kondisi itu membuat ikan sulit bernapas sehingga mereka mendekati permukaan laut.
Jika dilihat dari letak geografisnya, fenomena itu terjadi di kawasan pesisir timur Teluk Lampung yang menjadi area kawasan perikanan tangkap. Sementara kawasan pesisir barat Teluk Lampung didominasi aktivitas budidaya perikanan. Kawasan pesisir pantai banyak digunakan sebagai tambak dan keramba jaring apung.
Stasiun Meteorologi Maritim Panjang menerangkan, berdasarkan pantauan tinggi permukaan air laut di perairan Pulau Sebesi dan Panjang, terdapat penurunan muka air laut. Hal itu merupakan fenomena normal karena surutnya permukaan air laut tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi karena adanya pasang surut harian.
Berdasarkan pantauan BMKG, proses surutnya permukaan air laut di perairan Pulau Sebesi dan Panjang dimulai sejak pukul 19.00 dan terus terjadi hingga Sabtu dini hari. Masyarakat diminta tetap tenang karena fenomena itu tidak terkait dengan gempa atau tsunami. Tidak ada penelitian yang menunjukkan naiknya ikan ke permukaan merupakan tanda bahaya atau bencana alam.