Melihat jumlah orang kaya yang banyak dan ingin berbagi, eksosistem filantropi di Tanah Air perlu segera dibangun. Kepercayaan segera ditumbuhkan sehingga mereka percaya dana yang disalurkan dikelola dengan benar.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·5 menit baca
Sebuah proyek untuk mengembangkan tes genom dalam skala luas di ASEAN tengah dibangun. Tes ini sangat bermanfaat agar penyakit langka di kalangan anak-anak bisa terdiagnosis lebih dini. Dana yang dibutuhkan sebesar 4,2 juta dollar AS dan kini sudah tersedia 2,2 juta dollar AS. Dana dari kaum filantropi dibutuhkan.
”Proyek ini sangat bermanfaat karena bisa mendiagnosis penyakit langka sejak awal. Satu dari 20 bayi yang lahir ke dunia diketahui menderita penyakit langka. Sayang sekali, saat ini, fasilitas tes genom masih sangat sedikit di ASEAN. Kita ingin membuat kolaborasi untuk membuat diagnosis awal ini lebih banyak lagi,” kata Genomics Co-Lead Maternal and Child Health Research Institute di KK Women's and Children's Hospital, Singapura, Saumya Shekhar Jamuar.
Untuk kolaborasi itu, mereka membutuhkan dana besar. Temasek Foundation menyumbang dana 2 juta dollar AS untuk program yang bernama Genomic Test for Kids in ASEAN. Temasek Foundation membiayai proyek ini karena kesehatan adalah salah satu fokus aktivitas filantropi mereka.
Selama empat hari sejumlah wartawan diajak oleh Temasek Foundation Singapura untuk melihat program yang didanai oleh lembaga filantropi ini. Salah satu yang dikunjungi adalah program yang berada di KK Women's and Children's Hospital itu. Media massa juga mendapat penjelasan tentang pendanaan lembaga ini. Pada akhirnya, kami diajak untuk menghadiri ajang bertemu kaum filantropi dengan berbagai organisasi yang menjalankan dana-dana filantropis, yaitu Philanthropy Asia Summit. Dari aktivitas ini, kami belajar banyak tentang ekosistem filantropi.Temasek Foundation sesungguhnya adalah salah satu badan dari sebuah ekosistem filantropi di negara itu dengan Temasek sebagai investor, kemudian pengelolaan dana filantropi oleh Temasek Trust. Hasil pengelolaan dana ini kemudian disalurkan ke Temasek Foundation yang selanjutnya disalurkan kepada komunitas penerima, baik di Singapura maupun negara lain di Asia.
Di dalam ekosistem itu terdapat juga lembaga untuk menyusun program yang sesuai dengan misi dan visi serta lembaga yang langsung terkait dengan pengelolaan investasi dana dari Temasek Trust.
Tidak berhenti sampai di sini, Temasek membangun aliansi untuk berbagai tindakan kolektif. Mereka menginisiasi Philanthropy Asia Alliance yang bertujuan menggalang dana dari berbagai pihak untuk kepentingan dunia yang lebih baik.
Mereka mengajak berbagai lembaga untuk bergabung dengan mengembangkan ide dan aksi yang bisa mengembangkan aktivitas yang berdampak luas melalui kerja sama dan aliansi.
”Pada Philanthropy Asia Summit sebelumnya, banyak peserta yang bercerita kepada saya bahwa mereka berniat untuk memiliki sebuah pendekatan yang lebih sistematis dan terstruktur untuk kerja sama aksi,” kata Chairman Temasek Trust Ho Ching dalam pembukaan Philanthropy Asia Summit 2022. Keinginannya bersambut, sejumlah lembaga, yayasan, dan pendukung sudah siap dengan dana senilai 200 juta dollar AS untuk digunakan sebagai aksi awal.
Ching melihat ada tiga isu utama dalam tindakan-tindakan yang akan diterjemahkan menjadi program. Ketiga isu itu adalah perubahan iklim, pendidikan yang inklusif, dan ketahanan bidang kesehatan. Berbagai kejadian di Asia dan kawasan lain menjadikan mereka melihat isu-isu itu secara mendalam dan merumuskan menjadi aksi nyata.
Beberapa lembaga yang siap beraliansi, antara lain, Bill & Melinda Gates Foundation, Dalio Philanthropies, Li Ka Shing Foundation, Sinar Mas, dan Tanoto Foundation. Mereka semua memiliki komitmen pendanaan masing-masing hingga 25 juta dollar AS. Di samping itu, ada beberapa partner lain dengan komitmen antara 1 juta dollar AS dan 10 juta dollar AS. Temasek Trust menggelontorkan dana 100 juta dollar AS untuk bisa menjalankan aliansi ini.
”Setiap anggota aliansi memiliki minat yang berbeda. Ada yang peduli dengan ekosistem kelautan, tetapi ada juga yang peduli dengan pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,” kata Ching. Ia berharap, makin banyak pihak yang bergabung baik dalam hal pendanaan maupun dalam hal penyediaan keahlian. World Economic Forum bergabung dalam aliansi ini sebagai partner strategis.
Anggota Dewan Pembina Tanoto Foundation Anderson Tanoto menanggapi peluncuran aliansi dengan mengatakan, peluncuran Philanthropy Asia Alliance oleh Temasek Trust adalah langkah yang tepat bagi organisasi filantropi untuk berkumpul dan mendukung komunitas di seluruh Asia. Aliansi memungkinkan lembaga filantropi untuk menyediakan katalis modal, berbagi pembelajaran, berbagi praktik terbaik, dan melayani masyarakat sebagai mitra untuk berbagi pengetahuan.
”Sebagai anggota pendiri aliansi dan bersama dengan anggota lainnya, kami ingin membuat ekosistem filantropi yang berbasis kemitraan dan memiliki dampak. Kami ingin memberikan dampak positif dan hasil dari kegiatan yang berkelanjutan dan meningkatkan kehidupan orang-orang dan komunitas di Asia,” kata Anderson Tanoto. Lembaganya terus bergerak untuk membuat program di lapangan.Ekosistem.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan, kekuataan filantropisme sangat besar. Ia menceritakan, selama pandemi, mobilisasi bantuan dari berbagai lembaga sangat efisien dan cepat. Dana besar bisa dimobilisasi oleh organisasi filantropi hingga bantuan dan penanganan sangat cepat.
Budi sepakat bila ekosistem filantropi perlu dibangun di Indonesia. Dengan demikian, pendanaan berbagai layanan kesehatan bisa dilakukan langsung oleh kekuataan masyarakat dan pebisnis.
”Akan tetapi, masalah besar di dalam filantropi adalah kepercayaan. Orang-orang kaya mau menaruh uangnya karena kepercayaan,” katanya. Pemerintah, diakuinya, terus melakukan perbaikan agar kepercayaan mereka yang mau mengulurkan bantuan makin meningkat.
Pemerintah bisa berperan di dalam beberapa hal, seperti memfasilitasi agar orang yang memiliki uang mau dan memungkinkan untuk menyumbang. Pemerintah juga perlu membangun ekosistem filantropi. Paling utama, pemerintah harus bisa membangun kepercayaan yang tinggi sehingga dana yang diberikan bisa dikelola dengan benar.
”Orang yang telah sampai pada tingkat kesejahteraan tertentu tentu ingin melakukan sesuatu lebih lanjut. Mereka ingin membuat sesuatu yang baik,” kata Budi.
Melihat jumlah orang kaya yang banyak dan ingin berbagi, eksosistem filantropi di Tanah Air perlu segera dibangun. Kepercayaan perlu segara ditumbuhkan sehingga mereka percaya dana yang disalurkan dikelola dengan benar. Aturan tentang lembaga trust mungkin perlu segera dihadirkan. Lembaga ini yang bisa mengelola dana untuk keperluan jangka panjang.