Disiapkan 40.000 Calon Guru Lulusan PPG untuk Gantikan Guru Pensiun Tahun 2023
Guru-guru muda lulusan PPG prajabatan disiapkan dengan beasiswa pendidikan selama satu tahun dari pemerintah. Mereka diprioritaskan untuk mengatasi kekurangan guru yang pensiun atau meninggal.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Para guru dari sejumah daerah hadir dalam puncak peringatan HUT Ke-70 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (13/12/2015).
JAKARTA, KOMPAS — Penyediaan guru muda profesional dan bersertifikat pendidik lulusan pendidikan profesi guru atau PPG prajabatan pada 2022 ini dibuka dalam jumlah besar. Kuota 40.000 calon guru dibuka dalam dua gelombang oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan beasiswa pendidikan. Hal ini guna memastikan tersedianya guru muda untuk menggantikan guru-guru yang pensiun.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pendidikan Profesi Guru Kemendikbudristek Temu Ismail di webinar Penyerahan Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang I ke 72 LPTK Penyelenggara PPG, Kamis (29/9/2022), mengatakan, pada gelombang 1 terpilih 13.809 peserta untuk calon guru 17 bidang studi. Gelombang dua dibuka hingga akhir September untuk memastikan kuota 40.000 orang terpenuhi. Peluang untuk menjadi guru terbuka bagi semua lulusan S1/D IV program studi kependidikan dan non-kependidikan.
”Untuk tahun 2022, PPG prajabatan selama dua semester dibiayai pemerintah pusat atau APBN dan seleksi terpusat. Kuota PPG ditetapkan menteri. Ke depannya dimungkinkan untuk PPG mandiri untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah-sekolah,” kata Temu.
DOKUMENTASI KEMENDIKBUDRISTEK
Jumlah lulusan pendidikan profesi guru (PPG) prajabatan dan jumlah guru pensiun.
Menurut Temu, pembukaan kuota PPG prajabatan 2022 berdasarkan data guru pensiun 2023 sesuai jenjang dan jenisnya. Saat nanti ditetapkan formasi pengangkatan aparatur sipil negara, baik yang berstatus PNS maupun PPPK, untuk mengisi kebutuhan guru pensiun, rombongan belajar kosong atau meninggal mereka akan diprioritaskan untuk diangkat menjadi guru.
Ada perubahan
Plt Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Nunuk Suryani mengatakan, PPG prajabatan pada 2022 ini berbeda dari PPG parajabatan sebelumnya. Ada perubahan, mulai dari perencanaan, seleksi, pembelajaran, relevansi, praktek lapangan, industri, sampai kelulusan.
”Sebelumnya untuk kuota tanpa pertimbangan kebutuhan guru, sekarang disediakan berdasarkan kebutuhan guru. Proses seleksi juga komprehensif karena ingin mendapatkan calon guru-guru profesional yang memiliki motivasi dan kecintaan yang kuat untuk menjadi guru serta punya kemampuan, keterampilan, dan kemauan untuk terus belajar dan mendukung pembelajaran sesuai tahap perkembangan murid,” katanya.
PPG prajabatan, lanjut Nunuk, berorientasi pada praktik belajar-mengajar melalui praktik pengalaman lapangan yang fokus pada pengamatan siswa, proyek inovasi, dan proyek studi kasus siswa. Pembelajaran PPG menggunakan metode inkuiri dan kebiasaan refleksi, terintegrasi, memanfaatkan teknologi, serta relevan antara kampus, sekolah, dan masyarakat.
”PPG prajabatan dengan arah baru ini menghadirkan guru muda profesional yang dapat membimbing anak-anak belajar dengan dengan bahagia,” ujar Nunuk.
Sementara itu, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, calon guru profesional ini penting disiapkan. Alasannya, para guru merupakan garda terdepan dalam mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar, yakni mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan untuk semua anak.
”Anak-anak di masa depan akan menghadapi tantangan luar biasa. Sistem pendidikan harus bertransformasi, guru juga bertransformasi,” kata Nadiem.
Menurut dia, Indonesia membutuhkan guru-guru yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masa kini dan masa depan serta mendorong pelajar untuk memaksimalkan potensi, bakat, dan minatnya agar menjadi pemimpin perubahan di masa depan. Transformasi akan segera diwujudkan dengan pembaruan model perkuliahan PPG prajabatan 2022.
”Pembaruan ini akan berdampak besar pada peningatan kualitas guru sehingga akan melahirkan pendidik sejati yang profesional, adaptif, dan fleksibel serta terus memprioritaskan kebutuhan peserta didik menjadi teladan pembelajar sepanjang hayat bagi generasi penerus,” ujar Nadiem.
Rektor Universitas Negeri Padang Ganefri mengatakan, lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) siap berkomitmen mengoptimalkan kualitas pembelajaran lewat PPG prajabatan yang baru dengan meningkatkan kualitas lulusan PPG. Pengembangan dan revitaliasi di LPTK menjadi relevan dengan kebutuhan guru masa kini dan masa depan, baik kuantitas maupun kualitasnya.
KOMPAS/VINA OKTAVIA
Suasana ruang belajar pendidikan profesi guru (PPG) di Lembaga Pendidikan dan Tenaga Keguruan Universitas Lampung, Lampung, beberapa waktu lalu. Calon guru harus menempuh pendidikan profesi untuk mendapat sertifikasi sebagai guru profesional.
Menurut Ganefri, desain baru PPG prajabatan 2022 yang terintegrasi dengan Merdeka Belajar akan mampu menjawab tantangan perubahan zaman dan visi pendidikan nasional. Keselarasan dengan model PPG prajabatan yang baru ini membuat perekrutan mahasiswa PPG prajabatan berdasarkan jumlah kebutuhan guru di lapangan serta adanya kepastian pengangkatan guru yang telah lulus. Sementara itu, lulusan PPG prajabatan memiliki relevansi yang kuat karena ditempatkan di sekolah sasaran.
”Poin pentingnya kini mulai ada sinergi se`mua stakeholders dari pemerintah pusat, pemda, universitas, dan sekolah dalam proses perekrutan guru baru. Semua pembaruan pendekatan dan metode baru ini diharapkan memenuhi target keseimbangan pemenuhan guru dan tenaga kependidikan pada 2024,” ujar Ganefri.
Secara terpisah di acara Sapa Sahabat GTK bertajuk ”Cipatkan Generasi Baru Guru Indonesia Melalui PPG Prajabatan”, Koordinator Kelompok Kerja PPG Prajabatan Direktorat Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Zainun Misbah mengatakan, PPG prajabatan model baru ini untuk mencipatakan guru generasi baru. Materi kuliah selama satu tahun atau dua semester, antara lain, menguatkan pengajaran literasi dan numerasi, design thinking di pendidikan, serta computational thinking. Perkuliahan juga didesain agar lebih banyak melibatkan ilmu-ilmu dari pengalaman guru ketika praktik dari situasi nyata di sekolah serta disiskusikan dan direfleksikan pada kegiatan aktivitas perkuliahan.