Repatriasi Diupayakan, Prasasti Pucangan di India Akan Segera Diteliti
Prasasti Pucangan memuat informasi soal silsilah Raja Airlangga dan beberapa peristiwa saat masa pemerintahannya. Prasasti yang dibawa Inggris dari Nusantara ke India 200 tahun lalu itu diupayakan kembali ke Tanah Air.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
Pemerintah berupaya membawa pulang Prasasti Pucangan yang kini berada di India kembali ke Indonesia. Diplomasi yang dilakukan dengan India sejauh ini menunjukkan tanda positif. Kedua negara pun sepakat agar penelitian lebih lanjut tentang prasasti ini dilakukan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid mengatakan, Prasasti Pucangan dulu dibawa oleh Inggris yang menduduki Nusantara ke India. Prasasti itu sempat tidak diketahui keberadaannya. Beberapa waktu lalu, Prasasti Pucangan berhasil ditemukan di Indian Museum, Kota Kolkata, India.
”Prasasti itu sebetulnya tidak memiliki relevansi sejarah dengan India. Kita sedang berusaha mengembalikannya ke Indonesia,” kata Hilmar pada pertemuan dengan wartawan di Yogyakarta, Minggu (11/9/2022).
Ia menambahkan, prasasti disimpan di gudang sebelum ditemukan. Beberapa tulisan pada prasasti hilang dan tidak lagi bisa dibaca. Penyebabnya belum diketahui. Dari kunjungannya ke Indian Museum pada awal bulan ini, Hilmar menyebut bahwa pihak museum berencana menggelar pameran Prasasti Pucangan.
Adapun upaya pengembalian prasasti dilakukan sejak tiga tahun lalu. Isu ini kembali dibahas Indonesia kepada India saat Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan (CMM) G20 yang berlangsung di kawasan Borobudur, Magelang, Selasa (13/9/2022). Hilmar mengatakan, pertemuan bilateral antara kedua negara bernada positif.
Kedua negara pun setuju agar penelitian terhadap Prasasti Pucangan segera dilakukan. Indonesia berencana mengirim tim ahli ke India pada awal tahun 2023. Tim akan meneliti keaslian dan asal usul prasasti. Hasil penelitian akan dijadikan dasar rekomendasi kebijakan antara kedua negara.
”Kemendikbudristek siap mengawal proses ini dan mengirim para ahli yang kemudian menghasilkan suatu dokumen bersama. Semoga ada rekomendasi kebijakan yang bisa segera ditindaklanjuti. Tapi, ini butuh kerja sama erat dengan semua pihak,” kata Hilmar pada diskusi berjudul ”Repatriasi Prasasti Pucangan dari India” di kanal Youtube Rerie Lestari Moerdijat, Rabu (14/9/2022). Lestari Moerdijat adalah Wakil Ketua MPR RI,
Duta Besar Indonesia untuk India Ina Hagniningtyas Krisnamurthi mengatakan, prasasti ini dikenal dengan nama Calcutta Stone di India. Mulanya sangat sulit mencari informasi dan data mengenai keberadaan prasasti ini. Prasasti berhasil dilacak setelah pihak KBRI di India menemukan catatan pengiriman barang masa lalu.
”KBRI berhasil menemukan dan melihat sendiri Prasasti Pucangan di ruang restorasi yang ada di lantai dasar Indian Museum pada April 2021,” kata Ina.
Prasasti Pucangan diperkirakan dibawa dari Indonesia 200 tahun lalu. Prasasti batu dengan tinggi lebih dari satu meter tersebut berisi informasi tentang silsilah Raja Airlangga. Ada pula sejumlah peristiwa terkait pemerintahan Airlangga yang tertulis di prasasti.
Prasasti berhasil dilacak setelah pihak KBRI di India menemukan catatan pengiriman barang masa lalu.
Pada diskusi yang sama, Ketua Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia Ninny Susanti Tejowasono mengatakan, ada dua Prasasti Pucangan. Pertama, prasasti berbahasa Sansekerta yang dibuat pada tahun 1037. Kedua, prasasti berbahasa Jawa Kuno yang dibuat pada 1041. Beberapa bagian prasasti berbahasa Jawa Kuno dikabarkan rusak.
Prasasti Pucangan adalah salah satu dari sekitar 34 prasasti yang dibuat pada masa pemerintahan Raja Airlangga pada tahun 1019-1043. Prasasti Pucangan merupakan dua dari 18 prasasti yang masih dapat dibaca. Sebanyak 16 prasasti lain hanya bisa dipahami sebagian.
”Prasasti Pucangan adalah dokumentasi tertulis paling penting mengenai Raja Airlangga yang pernah memerintah kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8-11, sekaligus merupakan raja terakhir Mataram Kuno,” kata Ninny. ”Rekonstruksi tentang Airlangga dan pemerintahannya akan jadi lebih lengkap bila Prasasti Pucangan ditempatkan di antara prasasti-prasasti raja Airlangga yang lain,” tambahnya.