Pertemuan Menteri Kebudayaan G20 Sepakati Pemulihan Seni dan Budaya Global
Kearifan lokal yang terwujud dalam kebudayaan diyakini sebagai solusi berbagai isu modern, seperti degradasi lingkungan. Negara-negara G20 pun sepakat menjadikan kebudayaan sebagai basis kehidupan berkelanjutan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim (tengah) pada Pertemuan Tingkat Menteri di Bidang Kebudayaan (CMM) G20 di kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (13/9/2022).
MAGELANG, KOMPAS — Para menteri kebudayaan negara-negara G20 sepakat bekerja sama memulihkan sektor seni dan budaya pasca-pandemi Covid-19. Hal ini akan dibawa ke Konferensi Tingkat Tinggi G20 serta Konferensi Global tentang Kebijakan Budaya tahun ini.
Kesepakatan tersebut diperoleh dari Pertemuan Tingkat Menteri di Bidang Kebudayaan (CMM) G20 di kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (13/9/2022). Pertemuan itu dihadiri negara-negara anggota G20, seperti China dan Amerika Serikat serta Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Sejumlah negara undangan juga hadir, antara lain Kamboja, Belanda, Singapura, Fiji, Spanyol, dan Uni Emirat Arab.
Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, gagasan untuk mewujudkan pembangunan berbasis budaya telah diselaraskan dengan negara-negara G20. Pembangunan berbasis budaya diyakini sebagai solusi dari pembangunan yang selama ini tidak berkelanjutan, bahkan cenderung ekstraktif. Akibatnya, lingkungan jadi rusak.
”Kebijakan berbasis budaya adalah kunci menciptakan pembangunan berkelanjutan dengan manfaat nyata, tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan,” kata Nadiem. ”Dengan mendorong keragaman ekspresi budaya, saya yakin kita dapat membentuk masyarakat yang bergotong royong dan harmonis serta memantapkan fondasi pembangunan berbasis budaya,” ucapnya.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim (kanan) pada Pertemuan Tingkat Menteri di Bidang Kebudayaan (CMM) G20 di kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (13/9/2022).
Masyarakat selama ini mewarisi kearifan lokal dari nenek moyang. Kearifan yang mengajarkan hidup selaras dengan alam ini dibalut dalam berbagai bentuk kebudayaan, seperti ritual, tuturan, dan tradisi. Kebudayaan pun didorong sebagai referensi kehidupan berkelanjutan ke depan.
Menurut delegasi dari Uni Eropa, Themis Christophidou, dukungan terhadap sektor kebudayaan penting diajukan di forum G20. Adapun selama ini G20 kental dengan pembahasan ekonomi. Kebudayaan dinilai bisa berkontribusi untuk pembangunan masa depan.
”Presidensi G20 Italia (2021) dan Indonesia tahun ini menjadi momentum penting untuk mendorong sektor kebudayaan di tingkat lokal, nasional, dan internasional,” kata Christophidou melalui keterangan tertulis.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Warga mengikuti Kirab Mulih Pulih dengan menari sambil menempuh perjalanan dari Candi Pawon menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (12/9/2022). Kirab yang diikuti warga dari 20 desa wisata di sekitar Candi Borobudur itu menjadi simbol dari harapan masyarakat untuk sebuah awal yang baru setelah didera pandemi.
Komitmen ini bakal diwujudkan melalui Dana Pemulihan Seni dan Budaya Global (Global Arts and Culture Recovery Fund/GACRF). GACRF, menurut rencana, dikumpulkan secara sukarela dari negara anggota G20. Dana yang terkumpul kemudian diserahkan ke lembaga pengelola yang ditunjuk. UNESCO diproyeksikan mengelola dana tersebut.
GACRF akan digunakan untuk mendukung penggiat seni dan budaya yang terdampak pandemi Covid-19. Dana juga akan diberikan ke negara di luar G20 yang membutuhkan.
Namun, teknis pengadaan dana ini berikut mekanisme pengajuannya masih perlu dibahas lebih lanjut. Nadiem berharap pembahasan GARCF dan inisiatif lain di bidang kebudayaan dilanjutkan pada presidensi G20 di India pada 2023.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Perwakilan masyarakat adat dari sejumlah daerah mengikuti ritus Bangun Tuwuh di pelataran Candi Pawon, Magelang, Jawa Tengah, Senin (12/9/2022). Kegiatan doa bersama itu ditujukan untuk memohon agar masyarakat dapat segera pulih total dari kondisi pandemi. Ritus itu mengawali kirab Mulih Pulih yang diikuti warga dari 20 desa wisata di sekitar Candi Borobudur .
Pembahasan tentang pemulihan sektor seni budaya juga bakal dibawa ke KTT G20 pada November 2022 di Bali. Hal ini juga akan dibawa ke Konferensi Global tentang Kebijakan Budaya atau UNESCO-Mondiacult di Meksiko pada akhir September ini.
Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, dana global untuk mendukung penggiat seni dan budaya penting. Sebab, tidak semua negara memiliki skema pendanaan serupa.
”Di Inggris dan Amerika Serikat sudah ada skema (pendanaan) pascapandemi yang khusus ditujukan ke seniman dan penggiat budaya. Di Indonesia ada Dana Indonesiana. Masing-masing negara punya skema ini, tapi belum ada skema pendanaan global,” kata Hilmar.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Warga membawa keranjang untuk mengumpulkan sampah plastik saat mengikuti kirab Mulih Pulih yang menempuh rute perjalanan dari Candi Pawon menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (12/9/2022). Kirab yang diikuti warga dari 20 desa wisata di sekitar Candi Borobudur itu menjadi simbol dari harapan masyarakat untuk sebuah awal yang baru setelah didera pandemi.
Adapun Dana Indonesiana adalah program pendanaan bidang kebudayaan. Pemerintah berjanji mengalokasikan Rp 5 triliun untuk dana abadi ini. Dana pokok Rp 5 triliun akan diinvestasikan dan tidak digunakan. Dana hasil investasi lantas digunakan untuk membantu penggiat seni dan budaya.