Pemanfaatan Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Butuh Kepastian
Izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 dalam negeri ditargetkan bisa terbit pada akhir September 2022. Industri pun siap memproduksi vaksin tersebut secara massal. Pemerintah diharapkan dapat menjamin penyerapannya.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Kerja keras dan kerja bersama dalam pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri telah membuahkan hasil yang baik. Setelah melewati rangkaian pengujian, pada awal Oktober 2022, vaksin tersebut ditargetkan sudah bisa diproduksi secara massal. Industri pun berharap pemerintah dapat memastikan vaksin yang telah diproduksi dapat dimanfaatkan secara optimal.
Direktur Utama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman mengatakan, produk vaksin Merah Putih Inavac yang dikembangkan ditargetkan bisa diluncurkan secara resmi di pasaran pada akhir September 2022. Itu dilakukan setelah izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) telah diterbitkan.
”Saat ini kami sedang menyiapkan interim report (laporan sementara) untuk hasil uji klinis fase ketiga. Menurut rencana, laporan itu bisa selesai pada 20 September 2022 sehingga EUA dari Badan POM bisa segera diberikan setelah itu,” katanya dalam acara kunjungan media ke fasilitas produksi vaksin Inavac di pabrik PT Biotis Pharmaceutical Indonesia di Bogor, Jawa Barat.
Vaksin Merah Putih Inavac merupakan vaksin Covid-19 produksi dalam negeri yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga bersama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Pengembangan dari vaksin ini sudah dilakukan sejak akhir 2020.
Sudirman menyampaikan, produksi vaksin Inavac akan segera dilakukan setelah EUA dari Badan POM diterbitkan. Vaksin tersebut akan diproduksi secara bertahap. Pada tahap awal ditargetkan sebanyak 500.000 dosis vaksin siap untuk diproduksi. Industri pun telah berkomitmen setidaknya 10 juta dosis vaksin Inavac bisa diproduksi hingga akhir 2022.
”Kami harap 10 juta dosis yang akan diproduksi ini bisa terserap oleh pemerintah. Kami percaya bahwa pemerintah punya komitmen untuk itu karena vaksin ini juga dikembangkan dari program nasional,” tuturnya.
Ia juga berharap agar keberlanjutan dari pemanfaatan vaksin Covid-19 dalam negeri yang telah dikembangkan hingga tahap komersialisasi ini dapat dipastikan. Meski dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) rencananya akan dihentikan pada tahun depan, anggaran untuk pengadaan vaksin dalam negeri diharapkan tetap tersedia. Adapun nilai investasi untuk pengembangan vaksin Inavac sekitar 140 juta dollar AS.
”Komitmen dari pemerintah ini sangat berdampak pada ekosistem pengembangan vaksin dalam negeri juga kemandirian bangsa Indonesia. Investasi untuk pengembangan vaksin ini sangat besar. Apabila tidak ada jaminan pasarnya, bagaimana? Meski kita tahu pandemi tidak bisa diprediksi, kepastian untuk penyerapan produk yang dihasilkan tetap dibutuhkan,” ujar Sudirman.
Ia mengatakan, vaksin Covid-19 Inavac produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia sudah melewati pengujian yang sesuai standar. Dari pengujian tersebut, mulai dari uji praklinik hingga uji klinik fase satu, dua, dan tiga menunjukkan hasil yang baik.
Kami harap 10 juta dosis yang akan diproduksi ini bisa terserap oleh pemerintah. Kami percaya bahwa pemerintah punya komitmen untuk itu karena vaksin ini juga dikembangkan dari program nasional. (FX Sudirman)
Hasil pengujian
Keamanan vaksin terbukti baik dengan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang minim. KIPI yang serius pun tidak ditemukan. Selain itu, khasiat dari vaksin dalam membentuk kekebalan tubuh dari virus SARS-CoV-2 sama baiknya dengan vaksin pembanding yang diuji, yakni vaksin CoronaVac. Pada uji klinis fase ketiga, vaksin yang dikembangkan tersebut telah diuji untuk membuktikan pembentukan sistem imun untuk melawan sejumlah varian virus, seperti varian Beta, Delta, dan Omicron.
Sementara ini, pengujian vaksin Inavac dilakukan untuk pemanfaatan sebagai vaksin dosis primer bagi usia dewasa dan vaksin dosis penguat pertama heterolog (berbeda jenis) untuk dewasa. Untuk vaksin heterolog diberikan dengan dosis primer dari vaksin Sinovac dan Sinopharm. Selanjutnya, pengujian juga akan dilakukan untuk dosis penguat bagi remaja dan dosis primer untuk anak usia 6-11 tahun.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Badan POM Penny K Lukito menyampaikan, dukungan terus dilakukan kepada pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri. Saat ini terdapat dua produk vaksin yang diharapkan bisa segera diproduksi secara massal, yakni vaksin Merah Putih Inavac serta vaksin BUMN Indovac yang dikembangkan PT Bio Farma (Persero) dan Baylor College of Medicine.
”Jika data yang dibutuhkan bisa masuk sesuai target waktu dan kualitas data juga baik, EUA akan keluar pada akhir September untuk (vaksin) BUMN dan awal Oktober untuk vaksin Merah Putih,” tuturnya.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, pemerintah telah berkomitmen untuk memanfaatkan vaksin Covid-19 produksi dalam negeri. Meski begitu, rencana detail terkait pemanfaatan vaksin tersebut masih dibahas.
”Pemerintah masih melihat stok dan juga kemampuan produksi. Kita juga perlu menyesuaikan platform dari vaksin yang dikembangkan. Jika ada rekomendasi untuk vaksinasi ulang atau untuk cakupan dosis kedua, vaksin ini juga bisa diberikan,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 7 September 2022, jumlah penduduk yang sudah mendapatkan dosis primer lengkap hingga dua dosis sebanyak 171,1 juta orang atau 63,3 persen dari total populasi. Sementara jumlah penduduk yang sudah mendapatkan dosis penguat atau dosis ketiga sebanyak 61,1 juta orang atau 22,6 persen dari jumlah total penduduk.