Organisasi Guru ASEAN dan Korea Selatan Susun Strategi
Organisasi profesi guru ASEAN dan Korea Selatan bertemu di Jakarta untuk menyiapkan strategi baru menghadapi pendidikan pascapandemi. Indonesia diwakili Persatuan Guru Republik Indonesia.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
DOKUMENTASI PB PGRI
Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi (paling kanan) di acara ASEAN+1 Council of Teachers (ACT+1) Convention Ke-36 di Jakarta pada 2-4 September 2022. PB PGRI menjadi tuan rumah pertemuan organisasi profesi guru ASEAN + Korea Selatan tahun 2022.
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi guru negara-negara Asia Tenggara dan Korea Selatan berkolaborasi untuk memulihkan kondisi pendidikan yang terdampak serius akibat pandemi Covid-19. Kolaborasi ini sekaligus untuk menyusun strategi baru menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan pascapandemi Covid-19.
Sekitar 300 guru dari negara-negara ASEAN serta perwakilan dari Korea Selatan menghadiri ASEAN+1 Council of Teachers (ACT+1) Convention Ke-36 di Jakarta yang berlangsung hingga akhir pekan ini Minggu (4/9/2022). Dari Indonesia, hadir juga sekitar 300 guru dari berbagai daerah.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan, Indonesia seharusnya menjadi tuan rumah ACT+1 Convention ke-36 pada 2020. Namun, karena pandemi Covid-19, konferensi baru dapat diselenggarakan tahun ini di Jakarta. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Mercure Ancol pada 2-4 September itu mengusung tema ”Pulih dari Pandemi: Merancang Pendidikan Pascapandemi di Dunia yang Menyatu dengan Teknologi Digital” (Recovering from the Pandemic: Designing Post Pandemic Education in Digitally Infused World).
”Tema ini dipilih karena para pendidik sangat menyadari dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia pendidikan sehingga pemulihannya membutuhkan kolaborasi antarorganisasi profesi guru di kawasan ASEAN+Korea Selatan. Kolaborasi ini sekaligus untuk menyusun strategi baru menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan pascapandemi Covid-19,” jelas Unifah.
Unifah menambahkan, ACT+1 merupakan perkumpulan organisasi guru di kawasan Asia Tenggara yang pembentukannya diprakarsai Indonesia pada tahun 1978. Setiap tahun pertemuan ACT diselenggarakan dengan tuan rumah bergiliran di antara para anggotanya untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman soal penyelenggaraan pendidikan. Pada tahun 2012 organisasi guru Korea Selatan bergabung sehingga perkumpulan ini bernama ACT+1.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar PGRI M Ali H Arahim mengatakan, para peserta difasilitasi untuk saling belajar dan bertukar praktik baik serta kebijakan pendidikan dari setiap negara melalui kegiatan laporan tiap negara, diskusi panel, sesi paralel.
Semua organisasi profesi guru peserta konferensi menyampaikan pengalaman dan sumbangan pemikirannya untuk kemajuan pendidikan. Vietnam menyampaikan tantangan mengajar selama dan setelah pandemi Covid-19; Filipina membahas upaya mengatasi learning loss selama pandemi; serta Thailand tentang meningkatkan kembali skill guru untuk pembelajaran pascapandemi.
Para pendidik sangat menyadari dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia pendidikan sehingga pemulihannya membutuhkan kolaborasi antarorganisasi profesi guru di kawasan ASEAN+Korea Selatan.
Selanjutnya, Singapura berbagi tentang meningkatkan kesejahteraan guru setelah pandemi; Korea Selatan tentang belajar pemulihan setelah pandemi; Brunei Darussalam membahas isu manajemen sekolah menuju pendidikan pascapandemi; Malaysia tentang peran orangtua selama dan setelah pandemi Covid-19; serta Indonesia menyampaikan paparan tentang dampak keseluruhan pandemi pada guru dan siswa,
Pertemuan ACT + 1 tahun ini juga membagikan praktik baik tentang digitalisasi pendidikan. Tiga negara, yakni Indonesia, Singapura, dan Filipina, mempresentasikan topik Digital Ecosystem in Post Pandemic Education yang dilihat dari perspektif masing-masing negara. Pembahasan praktik baik, antara lain, cara menghadapi kesenjangan digital; terlibat dalam proses baru belajar mengajar; memberdayakan guru untuk mengantisipasi pemulihan pembelajaran; serta meningkatkan kemampuan guru untuk pembelajaran pascapandemi.
ACT+1 yang diselenggarakan PB PGRI berusaha berkontribusi bagi peningkatan kualitas guru dan pendidikan, baik dalam level nasional maupun internasional. Kegiatan ini juga diharapkan meningkatkan kerja sama anggota ACT+1 dalam bidang pendidikan, khususnya guru. Kegiatan ACT+1 ditutup dengan menampilkan keunikan dan budaya negara masing-masing melalui penampilan budaya.