Presiden Jokowi Minta IPB University Fokus Tangani Persoalan Pangan dan Pertanian
Perguruan tinggi berperan mendukung pengembangan pangan dan pertanian Indonesia. Peran itulah yang kini dilakukan IPB University.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta persoalan pangan dan pertanian harus menjadi fokus perhatian semua pihak, termasuk perguruan tinggi. Tantangan ini dapat direspons perguruan tinggi dengan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas dan inovasi, mendukung hilirisasi industri, dan mencetak lebih banyak sosok technopreneur serta sociopreneur.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam video sambutan pembukaan Dies Natalis Ke-59 Institut Pertanian Bogor (IPB) University di Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/9/2022). Tahun ini, Indonesia menghadapi ujian dan tantangan, dari perubahan iklim, dinamika geopolitik global yang berdampak pada krisis pangan, energi dan finansial, serta disusul krisis kemanusiaan.
Berbagai krisis ini berdampak pada kenaikan indeks harga pangan global yang mencapai rekor tertinggi. Biaya logistik di jalur laut juga meningkat tiga kali lipat. Situasi ini berdampak pula pada kenaikan biaya produksi pupuk dan pada peningkatan produksi pangan dan pertanian.
”Ini menjadi momentum yang tepat bagi IPB University untuk berdiri terdepan menyelesaikan masalah-masalah pangan dan pertanian di negeri kita Indonesia. IPB University harus menghasilkan lebih banyak inovasi, memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa, mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan,” kata Jokowi.
Menurut Presiden, sudah saatnya potensi besar di sektor pangan dikembangkan lebih optimal dengan berbagai inovasi untuk menghasilkan produk-produk pangan substitusi yang kompetitif dan berdaya saing. Sumber-sumber pangan lokal harus dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas pangan tertentu. Ujungnya untuk menciptakan kemandirian pangan di setiap daerah di berbagai wilayah Indonesia.
Presiden menugaskan IPB University mengembangkan riset agro maritim guna menghasilkan inovasi tepat guna demi membangun sistem pangan yang tangguh. ”IPB University harus terus meneruskan inovasi-inovasinya untuk menghasilkan varietas unggul dan diversifikasi pangan berbahan baku lokal, menyebarluaskan inovasi ke seluruh pelosok Indonesia, serta memperluas kemitraan dengan berbagai stakeholder,” kata Presiden.
Lebih lanjut, Presiden meminta IPB University menyiapkan peringatan dini zoonosis untuk menghadapi wabah penyakit infeksius yang bersumber dari hewan. Terlebih, penyakit zoonosis diprediksi terus meningkat sehingga harus dipelajari lebih dalam untuk mengurangi ancaman yang membahayakan manusia dan menekan risiko atas dampak yang diakibatkan.
Presiden mengatakan, IPB University juga harus memperkuat sinergi dengan industri dalam riset dan pemanfaatan hasil riset. ”IPB University telah banyak menghasilkan riset berkualitas. Riset-riset yang dibutuhkan masyarakat dan riset-riset yang disambungkan dengan industri menjadi solusi atas berbagai persoalan masyarakat. Oleh karena itu, terus perkuat komitmen dan inovasi untuk menjadi perguruan tinggi yang produktif dan tepercaya. Perguruan tinggi yang berbasis pertanian, kelautan, dan bio sains tropika serta terdepan dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan rakyat,” kata Presiden.
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim berharap IPB University terus melahirkan inovasi dan mengakselerasikan pangan Indonesia saat ini dan di masa depan. IPB juga didorong semakin mandiri dan menguatkan identitasnya masing-masing, serta memberikan sumbangsih sesuai dengan bidang dan keunggulannya.
”Salah satunya melalui RUU Sistem Pendidikan Nasional yang akan memberikan keleluasaan yang lebih besar bagi kampus untuk berkembang sesuai visinya masing-masing,” ujar Nadiem.
Rektor IPB University Arif Satria menegaskan, IPB University akan mengawal resiliensi pangan lokal dengan berbagai programnya untuk mendorong tumbuhnya ekonomi desa. Begitu pangan lokal semakin berkembang, ekonomi desa akan semakin menggeliat dan petani semakin sejahtera. Desa akan semakin kuat dan proses industrialisasi akan semakin baik karena ketimpangan akan kian jarang terjadi.
Resiliensi sistem pangan bisa diwujudkan dengan menyiapkan regenerasi dan penguatan kelembagaan petani. Kualitas pelaku-pelaku masa depan akan berpengaruh pada produk domestik bruto (gross domestic product/GDP) per kapita.
Hasil uji korelasi mengungkapkan bahwa Global Talent Competitive Index berkorelasi positif terhadap GDP per kapita. Semakin tinggi skor dari talent yang ada, maka GDP per kapita sebuah negara akan meningkat.
Menurut Arif, IPB University mencanangkan berbagai program sebagai ikhtiar untuk mendorong lahirnya petani-petani baru. Salah satunya melalui One Village One CEO (OVOC) yang tahun depan akan tersebar di 300 desa. Program ini utamanya untuk melahirkan sosok lulusan IPB University yang memiliki karakter sociopreneur dan technopreneur.
Sociopreneur adalah sosok yang mampu memanfaatkan berbagai inovasi untuk keperluan social enterprise. Akhir Agustus 2022, IPB University juga telah mengembangkan OVOC di Riau dengan lebih dari 50 mahasiswa yang terlibat untuk mendampingi para petani. Sebagian produk OVOC juga telah diekspor ke 11 negara.
IPB University juga memfasilitasi mahasiswa yang berminat menjadi entrepreneur. Angka mahasiswa yang berminat sangat besar sehingga tidak ada cara lain selain harus difasilitasi. Harus didesain suatu program yang sistematis agar bisa menyalurkan bakat-bakat dan minat dari para mahasiswa untuk menjadi pelaku di bidang pertanian.