Calon Arang Diadaptasi Jadi Pertunjukan Seni di Jakarta
Pertunjukan ”Sudamala: Dari Epilog Calonarang” akan berlangsung di Gedung Arsip Nasional RI, Jakarta, pada 10-11 September 2022. Pertunjukan ini diadaptasi dari seni tradisi Bali dan sastra kuno tentang Calon Arang.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Pemunculan tokoh leak sebagai perwujudan ilmu hitam saat pementasan sendratari Calon Arang pada penutupan Festival Seni Sakral Keagamaan Hindu di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, di Solo, Jawa Tengah. Kontingen DKI Jakarta menjadi juara umum pada festival yang diikuti umat Hindu dari sepuluh provinsi itu.
JAKARTA, KOMPAS — Cerita rakyat Jawa dan Bali, Calon Arang, diadaptasi menjadi pertunjukan seni yang akan dipentaskan di Gedung Arsip Nasional RI, Jakarta, pada 10-11 September 2022. Pertunjukan ini melibatkan hampir 90 seniman lintas bidang dan maestro dari Bali.
Pertunjukan berjudul Sudamala: Dari Epilog Calonarang ini digarap Titimangsa Foundation bersama www.indonesiakaya.com. Pendiri Titimangsa Foundation sekaligus produser pertunjukan, Happy Salma, mengatakan, tidak mudah membawa seni tradisi keluar dari Bali untuk dipentaskan di Jakarta.
Etika dan moralitas pada seni tradisi berusia ratusan tahun ini mesti dijaga. Proses adaptasi seni pun harus hati-hati.
”Kesakralan seni tradisi tidak dihapus dengan melibatkan para pelaku seni dan para maestro (seni tradisi dan pertunjukan),” kata Happy di Jakarta, Kamis (25/8/2022).
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana konferensi pers tentang pertunjukan seni berjudul Sudamala: Dari Epilog Calonarang di Jakarta, Kamis (25/8/2022). Pertunjukan ini digarap Titimangsa Foundation bersama www.indonesiakaya.com. Pertunjukan akan berlangsung di Gedung Arsip Nasional RI, Jakarta, pada 10-11 September 2022.
Maestro yang dimaksud antara lain I Made Mertanadi atau dikenal pula sebagai Jro Mangku Serongga. Ia dilibatkan pula sebagai sutradara pementasan sekaligus pemeran tokoh Walu Nateng Dirah. Pertemuan tim pertunjukan dengan Mertanadi dijembatani budayawan Tjokorda Raka Kerthyasa yang juga mertua Happy.
Selain maestro, pertunjukan ini juga melibatkan para seniman wastra, ukir, hingga tari dari Bali. Mereka semua akan diboyong ke Jakarta untuk pentas bulan depan.
Happy menambahkan, ini pertama kali yayasannya menggelar pentas di luar ruangan. Gedung Arsip Nasional RI akan diatur sedemikian rupa dan diubah menjadi area pertunjukan.
Sudamala: Dari Epilog Calonarang bercerita tentang Walu Nateng Dirah, perempuan sakti yang ditakuti banyak orang dan dikhawatirkan Raja Airlangga. Kesaktian Walu Nateng Dirah membuat ragu untuk meminang anaknya, Ratna Manggali. Karena sakit hati, Walu Nateng Dirah menyebarkan wabah di desa.
Rasa sakit hati terobati saat Ratna Manggali dinikahi Mpu Bahula. Rupanya, Mpu Bahula adalah orang utusan Raja Airangga.
Maka, murkalah Walu Nateng Dirah. Ia kembali menyebarkan wabah penyakit. Mpu Bahula pun menantang Walu Nateng Dirah untuk beradu ilmu dengan harapan mengakhiri wabah.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Pentas drama tari Calon Arang oleh Sanggar Gita Lestari di Bentara Budaya Jakarta. Cerita Calon Arang berlatar zaman Kerajaan Kediri yang bertemakan kejahatan melawan kebaikan.
Pertunjukan ini diadaptasi dari sastra kuno tentang Calon Arang. Naskah Calon Arang ditulis pada sebuah lontar dalam aksara Bali dengan bahasa Jawa kuno dari tahun 1462 Saka (1540). Naskah ini diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Raja Airlangga di Jawa Timur. Menurut laman Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, naskah Calon Arang merupakan sumber tertua di Indonesia yang menceritakan soal wabah penyakit.
Naskah ini berkisah soal banyaknya penduduk Desa Girah yang sakit, kemudian meninggal. Penduduk desa mengalami panas dingin atau serupa demam. Kematian terus terjadi dan membuat penduduk kewalahan.
Pembersihan
Judul Sudamala: Dari Epilog Calonarang diambil dari kata suddha yang berarti ’bersih dan suci’, sementara mala berarti ’kotor, tidak murni, atau tercemar’. Sudamala adalah upaya membersihkan subyek dari kondisi cemar.
”Kami mencari benang merahnya (dari naskah dan untuk pertunjukan), yaitu pembersihan. Di Jawa, pembersihan itu ibarat ruwatan,” kata Happy. ”Inti dari pertunjukan ini adalah refleksi diri, becermin tentang arti kehidupan. Epilog ini menceritakan hitam dan putih, kebaikan dan keburukan. Hal itu bisa dimaknai dengan refleksi,” tambahnya.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Aktris dan pendiri Titimangsa Foundation, Happy Salma (kiri), dan aktor Nicholas Saputra di Jakarta, Kamis (25/8/2022).
Aktor Nicholas Saputra yang juga menjadi produser Sudamala: Dari Epilog Calonarang mengatakan, seni tradisi Calon Arang umumnya dipentaskan di Bali pada kesempatan tertentu. Seni tradisi ini dikenal luas saat Calon Arang ditampilkan bersama kesenian legong dan janger di Paris, Perancis, selama enam bulan pada tahun 1931. Hal ini yang memantik warga global untuk mengenal Bali.
”Pertunjukan Calon Arang berdasarkan sastra yang menjadi bagian penting masyarakat Bali. Pentas ini adalah media untuk melihat Bali dari masa lampau ke masa sekarang,” tutur Nicholas.
Program Manager www.indonesiakaya.com Billy Gamaliel menyatakan dukungannya terhadap pertunjukan ini. Ia berharap Sudamala: Dari Epilog Calonarang menjadi angin segar bagi dunia seni Indonesia, sekaligus mendorong tumbuhnya ekosistem seni setelah pandemi Covid-19.