Puasa Dapat Mencegah Penuaan dan Penyakit Degeneratif
Kombinasi puasa berkala dan puasa nutrisi dapat mencegah dampak penuaan serta berbagai penyakit degeneratif. Selain mengatur pola makan, gaya hidup lain, seperti aktivitas fisik dan mengelola stres, juga berpengaruh.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
KOMPAS/LASTI KURNIA
Kegiatan Sahabat Lansia Tangguh di Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (9/8/2018). Mereka berkumpul, berlatih brain gym, berbagi cerita, dan makan sehat bersama.
JAKARTA, KOMPAS — Berbagai studi menunjukkan, puasa dapat mencegah dampak penuaan. Selain itu, sejumlah penyakit degeneratif pun bisa dicegah dengan berpuasa secara rutin.
Peneliti dari Pusat Riset Biomedis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jiro Hasegawa Situmorang dalam acara webinar bertajuk ”Sehat dan Prima di Usia Lanjut”, di Jakarta, Selasa (23/8/2022), memaparkan, puasa dapat merangsang terjadinya autofagi atau mekanisme tubuh memakan sendiri sel-sel yang telah rusak dan tidak berfungsi. Mekanisme ini bermanfaat untuk menghambat proses degenerasi tubuh karena penuaan.
Terdapat dua jenis puasa yang biasa dilakukan oleh masyarakat, yakni puasa berkala (intermittent fasting) serta puasa nutrisi (nutrient fasting). Puasa berkala tersebut, antara lain, puasa agama, puasa dengan jangka waktu tertentu seperti 16 jam puasa 8 jam makan, warrior diet, serta OCD (obsessive Corbuzier’s diet). Sementara puasa nutrisi, seperti puasa mengurangi kalori, puasa rendah karbohidrat, puasa rendah lemak, serta diet ketogenik,
”Dari studi yang dilakukan pada tahun 2022 terhadap hewan uji mencit, terlihat kombinasi puasa berkala dan puasa kalori dapat memperpanjang usia mencit sampai 35 persen. Selain itu, hasil lainnya gen-gen yang terkait penyakit degeneratif tidak berubah pada tikus puasa,” kata Jiro.
RIZA FATHONI
Lebaran jadi cobaan berat bagi orang-orang yang menjalankan diet untuk alasan kesehatan maupun menjaga bentuk tubuh. Setelah Lebaran, kaum urban kembali diet dan olahraga untuk membakar lemak usai Lebaran.
Pada riset yang dipublikasi di The British Journal of Nutrition, puasa berkala juga dapat mencegah penumpukan protein beta-amyloid pada tikus uji yang telah diinduksi alzheimer. Dari riset tersebut, puasa berkala diketahui dapat meningkatkan protein CERB (cAMP response element-binding) sebagai protein baik yang berperan membentuk ingatan jangka panjang. Di lain sisi, puasa dapat menurunkan protein Tau yang dapat memicu terjadinya kerusakan saraf.
Jiro menuturkan, puasa berkala pun dapat meningkatkan kemampuan kognitif seseorang. Fungsi kognitif semakin meningkat pada orang yang melakukan puasa kalori dan puasa berkala.
Kombinasi puasa berkala dan puasa kalori dapat memperpanjang usia mencit sampai 35 persen. Selain itu, hasil lainnya gen-gen yang terkait penyakit degeneratif juga tidak berubah pada tikus puasa. (Jiro H Situmorang)
Meski berbagai manfaat bisa didapatkan dari puasa, jenis puasa perlu disesuaikan dengan kondisi tiap orang. ”Puasa bisa dilakukan pada setiap usia, yang penting tidak ada penyakit penyerta. Kalau ada penyakit penyerta, harus konsultasi dengan dokter dulu karena puasa untuk orang yang mempunyai penyakit tidak bisa sembarangan,” tuturnya.
Profesor riset bidang tanaman obat dan obat tradisional yang juga peneliti Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN Yuli Widiyastuti menjelaskan, berbagai upaya lain juga perlu dilakukan untuk mencegah penuaan.
Hal itu meliputi, antara lain, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, mengonsumsi makanan sehat dan baik, konsumsi air putih yang cukup, olahraga teratur, cukup rekreasi, serta istirahat cukup. Upaya tersebut sekaligus dapat meningkatkan usia harapan hidup seseorang.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Lebaran jadi cobaan berat bagi orang-orang yang menjalankan diet untuk alasan kesehatan maupun menjaga bentuk tubuh. Setelah Lebaran, kaum urban kembali diet dan olahraga untuk membakar lemak usai Lebaran.
Jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara, rata-rata usia harapan hidup penduduk Indonesia termasuk rendah. Rata-rata usia harapan hidup penduduk Indonesia sekitar 72 tahun, sedangkan di Vietnam berusia 74 tahun, Malaysia 75 tahun, Thailand 76 tahun, dan Singapura 83 tahun.
Jamu
Yuli mengatakan, dampak penuaan terutama yang terkait dengan masalah kesehatan juga bisa diatasi dengan konsumsi jamu secara rutin. Biodiversitas tumbuhan obat di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku obat yang baik untuk tubuh. Saat ini, setidaknya ada 300 spesies tumbuhan yang digunakan sebagai bahan baku industri jamu.
Meski demikian, jamu tetap harus dikonsumsi secara bijak. Berbagai manfaat yang seharusnya didapatkan dari jamu justru bisa berdampak bahaya apabila tidak tepat digunakan. Perlu dipastikan jamu yang dikonsumsi sesuai dengan manfaat yang hendak didapatkan. Selain itu, dosis yang dikonsumsi harus tepat agar bermanfaat optimal dan tidak berbahaya.
”Jamu perlu dikonsumsi secara tepat agar jamu bisa benar-benar bermanfaat, efektif, dan aman untuk mendukung kesehatan,” kata Yuli.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Beragam jenis jamu dijual oleh penjaja jamu keliling di Kota Magelang, Jawa Tengah.
Peneliti Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Reza Yuridian menambahkan, hal lain yang juga bisa dimanfaatkan untuk mencegah penuaan, yaitu dengan terapi sel punca (stem cell). Sel punca berperan penting dalam proses pembaruan (regenerasi), tetapi jumlahnya berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Karena itu, terapi sel punca pada usia lanjut dapat bermanfaat untuk mencegah terjadinya penuaan.
Saat ini, penelitian dan pengembangan masih dilakukan untuk pemanfaatan sel punca di Indonesia. Namun, terapi ini sudah umum dilakukan di sejumlah negara lain. ”Berbagai kerja sama terbuka untuk pengembangan stem cell di Indonesia,” ujarnya.