Dunia Dapat Kurangi 700 Juta Metrik Ton CO2 jika Orang Lebih Banyak Bersepeda
Dunia bisa mengurangi hampir 700 juta metrik ton polusi karbon setiap tahun, lebih dari emisi tahunan Kanada, jika setiap orang mengadopsi cara hidup orang Belanda yang bersepeda minimal 2,6 km per hari.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)
Pengemudi layanan daring menggunakan sepeda listrik untuk mengantarkan makanan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (24/9/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Sektor transportasi telah menyumbang seperempat dari semua emisi gas rumah kaca terkait bahan bakar. Penelitian terbaru menunjukkan, dunia bisa mengurangi hampir 700 juta metrik ton polusi karbon setiap tahun atau lebih besar dari emisi tahunan di Kanada jika setiap orang mengadopsi cara hidup orang Belanda yang bersepeda setiap hari.
Data menunjukkan, setengah dari emisi yang dihasilkan sektor transportasi berasal dari mobil. Padahal, permintaan transportasi di seluruh dunia diperkirakan meningkat tiga kali lipat pada pertengahan abad ini.
Ketika kita berusaha untuk mendekarbonisasi transportasi, pemerintah dan industri telah beralih ke kendaraan listrik, dengan 6,75 juta unit terjual pada tahun 2021 saja. Penjualan kendaraan dilacak dan dipublikasikan setiap tahun. Namun, sulit untuk menghitung produksi dan kepemilikan teknologi rendah karbon yang jauh lebih tua: sepeda.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN (HAS)
Melintasi Jembatan Tua di Amsterdam, Belanda.
Sebuah tim peneliti internasional kini telah mengumpulkan dataset global pertama tentang kepemilikan dan penggunaan sepeda oleh negara sejak awal 1960-an, menggunakan pemodelan statistik untuk mengisi kesenjangan informasi. Mereka menemukan bahwa tahun 1962-2015 produksi sepeda global melampaui produksi mobil dengan China menyumbang hampir dua pertiga dari lebih dari 123 juta sepeda yang diproduksi tahun 2015.
Kajian yang dilaporkan di jurnal Communications Earth and Environment pada Kamis (19/8/2022) menunjukkan, kepemilikan sepeda umumnya lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas, demikian halnya dengan persentase perjalanan yang dilakukan dengan mobil. Artinya, kepemilikan sepeda yang tinggi tidak serta merta menyebabkan penggunaan sepeda yang tinggi.
Di antara 60 negara yang termasuk dalam kumpulan data, pangsa penggunaan sepeda untuk perjalanan hanya 5 persen. Beberapa negara hanya kekurangan stok sepeda, sementara yang lain dengan kepemilikan sepeda yang tinggi, seperti Amerika Serikat, cenderung melihat bersepeda lebih sebagai kegiatan rekreasi daripada moda transportasi.
Sebuah bajaj menembus asap tebal di Jalan Manggarai Utara 2, Jakarta Selatan, Kamis (4/9). Asap dari pengasapan permukiman padat di bantaran Sungai Ciliwung tersebut mengganggu pandangan dan membahayakan pengendara yang melintas.
Mencontoh Belanda
Tim peneliti menghitung bahwa jika setiap orang meniru perjalanan bersepeda Denmark, yaitu rata-rata 1,6 kilometer setiap hari, dunia dapat menghemat sekitar 414 juta metrik ton CO2 per tahun, setara dengan emisi tahunan Inggris.
Adapun jika setiap orang bersepeda 2,6 kilometer setiap hari seperti yang dilakukan orang-orang di Belanda, akan terjadi penghematan akan menghemat 686 juta metrik ton. Selain mengurangi emisi, bersepeda juga membawa manfaat kesehatan karena orang akan lebih banyak berolahraga dan sekaligus tercipta peningkatan kualitas udara.
”Kebijakan pro-sepeda di seluruh dunia dan pembangunan infrastruktur yang memungkinkan pergeseran moda, seperti Belanda dan Denmark, dapat menghasilkan manfaat iklim dan kesehatan yang belum dimanfaatkan secara signifikan,” tulis para penulis.
Mereka mengatakan, manfaat ganda ini menuntut pengumpulan data sepeda yang lebih baik, dan mengatakan ada ”kebutuhan mendesak untuk mempromosikan penggunaan sepeda yang berkelanjutan melalui kebijakan, perencanaan, dan pengembangan infrastruktur yang mendukung”.
Menurut penulis utama studi tersebut, Gang Liu, profesor di Departemen Teknologi Hijau Universitas Southern Denmark, penelitian menunjukkan bahwa sepeda memiliki peran penting di masa depan dalam menurunkan jejak karbon transportasi global.
”Mengatasi tantangan besar seperti itu tidak hanya membutuhkan strategi sisi teknologi, seperti desain ringan atau elektrifikasi,” kata Liu kepada AFP.
Selain teknologi, untuk mengoptimalkan penggunaan sepeda, juga diperlukan perbaikan strategi dari sisi permintaan, seperti pola mobilitas alternatif—mobilitas berbagi, mobilitas sesuai permintaan, dan berbagi tumpangan. Tuntutan lainnya adalah perubahan moda transportasi, seperti mengurangi penggunaan mobil jarak pendek dengan bersepeda, melalui berbagai regulasi.