Kongres Kebudayaan Batak Toba yang Pertama Segera Digelar
Upaya menggelorakan kembali minat generasi muda terhadap budaya Batak diwujudkan dengan menggelar Kongres Kebudayaan Batak Toba yang pertama kalinya. Kebudayaan Batak harus dirawat agar tidak tergerus kemajuan zaman.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kebudayaan Batak harus dirawat agar tidak tergerus kemajuan zaman. Untuk itu, para intelektual dan pegiat budaya Batak di dalam dan luar negeri bakal menggelar kongres kebudayaan pertama yang berfokus pada kebudayaan Batak Toba. Diharapkan, nantinya kongres ini dilanjutkan dengan kongres-kongres kebudayaan yang fokus pada puak-puak Batak lainnya seperti Simalungun, Angkola/Mandailing, Karo dan Pakpak.
Kongres I Kebudayaan Batak Toba dijadwalkan pada 20-22 Oktober 2022 di Museum TB Silalahi Center, Balige, Sumatera Utara. Kongres ini digelar oleh program studi Sastra Batak, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara bersama Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung, Batak Center, dan Diaspora Batak Eropa.
Persiapan Kongres I kebudayaan Batak Toba sudah dimulai dengan serangkaian prakongres yang digelar di Tapanuli Utara, Jerman, dan Jakarta. Prakongres pertama terlaksana di IAKN Tarutung pada 6 Agustus 2022.
Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Batak Center Sintong M Tampubolon di Jakarta, Sabtu (13/8/2022) memaparkan, kegiatan Kongres Budaya Batak Toba bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda Batak Toba yang berdomisili di Bona Pasogit dan Parserakan/ Diaspora di dalam dan luar negeri terhadap seni dan budaya leluhurnya. Saat ini, kebudayaan Batak Toba telah mengalami banyak perubahan dan mendesak untuk dilestarikan/direvitalisasi. Sejumlah produk/kebudayaan Batak Toba mulai ditinggalkan dan hilang.
Pengguna bahasa Batak Toba dan aksara Batak semakin menurun ditandai dengan keengganan dan/atau ketidaktahuan generasi milenial Batak menggunakan Bahasa Batak, terutama mereka yang tinggal di kawasan Danau Toba, tempat asal-usul masyarakat Batak. Begitu juga mereka yang di diaspora di dalam dan luar negeri.
Pengguna bahasa Batak Toba dan aksara Batak semakin menurun ditandai dengan keengganan dan/atau ketidaktahuan generasi milenial Batak menggunakan Bahasa Batak.
“Batak Center sebagai lembaga yang concern pada nilai-nilai luhur Batak atau habatakon, ingin berkontribusi dalam upaya penguatan peran perempuan Batak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Sintong.
Batak Center juga bekerja sama dengan W20 pada 18-21 Juli lalu di Parapat mengusung tema "Recover Together Equally." Summit W20 adalah bagian dari rangkaian Group G20 Indonesia Presidency 2022 yang memperkenalkan pada dunia bahwa wanita Batak itu tangguh dan cukup menginspirasi.
Sekretaris Jenderal Batak Center Jerry R Sirait mengatakan, rangkaian prakongres Kebudayaan Batak Toba juga dilaksanakan di Jakarta. Selanjutnya, prakongres dengan tema “Inventarisasi Benda-Benda Budaya Batak di Luar Negeri” diadakan pada 10 Oktober 2022 di Koln, Jerman.
Pengembangan budaya Batak
Kegiatan prakongres di Jakarta, kata Ketua Panitia Erwin Tobing, disebut sebagai Bulan Kebudayaan Batak dan Prakongres I Kebudayaan Batak Toba. Kegiatan ini diwarnai dengan berbagai kegiatan, antara lain menulis aksara Batak Toba; menulis artikel berbahasa Batak Toba; marumpasa; pidato berbahasa Batak Toba; Martumba (versi Tiktok); Maruninguningan. Perlombaan diadakan dengan menggunakan platform secara digital dan media soial. Pengumuman juara akan diumumkan pada tanggal 28 September 2022.
“Prakongres di Jakarta sebagai kesempatan bagi banyak orang untuk berkontribusi dalam pengembangan kebudayaan Batak Toba. Masukan-masukan dari berbagai pihak pemangku kepentingan Kebudayaan Batak dalam hubungan keindonesiaan dan masyarakat global dapat diakomodir untuk dibahas secara paripurna dalam forum Kongres," jelas Erwin.
Menurut dia, keputusan tersebut kiranya dapat menjadi dokumen yang dapat dipelajari, dijadikan acuan kebijakan dan diterapkan di tengah masyarakat Batak khususnya para generasi muda yang tinggal di Bona Pasogit dan diParserakan/ Diaspora. Dengan demikian, proses pelestarian, pengembangan dan keberlanjutan warisan budaya Batak Toba dapat terwujud.
Sepanjang bulan Agustus - 26 September 2022 akan diadakan rangkaian seminar daring yang mengangkat topik kebudayaan Batak, pendidikan nasional dan perempuan yang cerdas dan berhikmat (soripada namalo jala nabisuk). Selanjutnya, prakongres akan digelar selama dua hari pada Selasa-Rabu, 27-28 September 2022, bertempat di Museum Nasional, Jakarta.
Selama pertemuan dua hari tersebut, diadakan studi pengembangan wawasan yang membahas topik-topik tentang kebudayaan Batak dalam pusaran peradaban global: pedoman tata bahasa Batak Toba; paradigma baru tata kelola adat Batak Toba (3E: Esensial, Efektif dan Efisien); perempuan pedesaan dan ekonomi kreatif inklusif. Pada penutupan kegiatan diadakan pagelaran kebudayaan yang dimeriahkan dengan berbagai penampilan generasi muda dalam mengekspresikan kecintaan kepada kebudayaan Batak.