Tim paduan suara dan orkestra Gita Bahana Nusantara 2022 terdiri dari 199 remaja perwakilan 34 provinsi. Mereka akan menampilkan 17 lagu pada momen peringatan kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka dan Gedung DPR/MPR.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Tim paduan suara dan orkestra Gita Bahana Nusantara kembali memeriahkan peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Ada sejumlah perubahan baru di formasi tim tahun ini, mulai dari jumlah lagu yang akan dibawakan, frekuensi tampil, hingga kemunculan konduktor perempuan pertama Gita Bahana Nusantara.
Gita Bahana Nusantara (GBN) tahun 2022 terdiri dari 199 remaja berusia 16-24 tahun perwakilan dari 34 provinsi. Sebanyak 68 orang di antaranya pemain orkestra dan 131 orang lainnya anggota paduan suara.
Mereka bergabung dengan GBN setelah melalui proses seleksi tingkat provinsi. Salah satu syarat diterima sebagai anggota GBN adalah bisa membaca notasi angka dan balok.
Ketua Pelaksana GBN 2022 Yayuk Sri Budi Rahayu, Kamis (11/8/2022), di Depok, mengatakan, GBN akan tampil empat kali. Pertama, pada Sidang Paripurna DPR di Gedung DPR/MPR pada 16 Agustus 2022. Kedua, saat detik-detik pembacaan proklamasi Indonesia di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2022 pagi. Ketiga, saat penurunan bendera Merah Putih di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2022 sore dan keempat saat Hari Konstitusi Indonesia di DPR/MPR pada 18 Agustus 2022.
”Ini pertama kalinya GBN tampil di momen penurunan bendera pada sore hari, biasanya tampil saat pagi saja. GBN juga akan tampil bersama sejumlah artis yang ditunjuk Istana, seperti penyanyi Vidi Aldiano,” kata Yayuk yang juga Kepala Kelompok Kerja Diplomasi Budaya Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Budaya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
GBN akan menampilkan 17 lagu nasional dan daerah, salah satunya lagu ”Syukur”. Ada pula medley atau aransemen dari tujuh lagu daerah, yaitu lagu ”Indung-indung”, ”Tutu Koda”, ”Bindhe Biluhuta”, ”Sang Bumi Ruwa Jurai”, ”Lir Sa’alir”, ”E Mambo Simbo”, serta ”O, Ulate”.
Jumlah lagu yang dibawakan tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tujuh lagu. Anggota tim narasumber GBN, Purwacaraka, mengatakan, jumlah lagu bertambah karena frekuensi tampil pun bertambah. Hal ini membuat sesi latihan menjadi lebih menantang.
”Waktu untuk berlatih cukup terbatas, sementara ada 17 lagu yang dilatih. Anggota GBN baru tiba di sini (Wisma Kinasih, Depok) untuk menjalani pemusatan latihan pada 6 Agustus (2022). Namun, kami menyiasatinya dengan membagikan partitur sebelumnya. Jadi, anak-anak bisa berlatih lebih dulu,” kata Purwacaraka.
Sejumlah anggota GBN yang tinggal di kota yang sama pun kerap berkumpul untuk berlatih bersama. Selain itu, para anggota GBN juga telah mengikuti latihan intensif secara daring bersama para pelatih sejak akhir Juli 2022.
Anggota paduan suara dari Jambi, Hanna Marchyanti Andrianto (16), mengatakan, sesi latihan di Depok berlangsung sejak pagi hingga malam. Kegiatan sehari-hari mencakup olahraga, latihan, dan istirahat.
Latihan berlangsung secara berkelompok untuk anggota bersuara sopran, alto, tenor, dan bas. Latihan berkelompok juga dijalani anggota orkestra di bagian perkusi, tiup, dan string. Setelah latihan berkelompok selesai, anggota paduan suara dan orkestra akan latihan gabungan di malam hari.
”Latihan ini sangat berat menurut saya. Tapi, saya akan selalu mengupayakan yang terbaik,” ujar Hanna.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menambahkan, GBN bukan sekadar paduan suara dan orkestra. GBN merupakan wadah membentuk karakter dan rasa cinta terhadap Tanah Air.
Konduktor perempuan pertama
Musisi Nathania Karina ditunjuk menjadi konduktor perempuan pertama yang akan memimpin GBN 2022. Peraih gelar doktor dari Boston University, Amerika Serikat, ini telah melakukan berbagai persiapan, termasuk menonton berbagai pertunjukan GBN di Youtube. Persiapan teknis dan mental juga dilakukan.
”Yang terpenting adalah bagaimana GBN tahun ini bisa membawa warna baru dengan mempertahankan karakter lama,” katanya.
Ia bersyukur mendapat kesempatan sebagai konduktor perempuan pertama di GBN. Menurut dia, peran konduktor lekat dengan kesan maskulin. Ia berharap agar dia tidak menjadi konduktor perempuan pertama dan terakhir GBN. Ia berharap kesempatan bagi perempuan untuk berperan sebagai konduktor disediakan. Di sisi lain, perempuan pun mesti menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin orkestra.