Mendikbudristek Merinding Lihat Hasil Digitalisasi Pendidikan
Ekosistem digitalisasi pendidikan dengan memanfaatkan teknologi terus dikembangkan Kemendikbudristek. Berbagai plaftorm digital dikembangkan untuk mendukung pemulihan dan mengakselerasi kemajuan pendidikan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
Keberanian, kolaborasi, dan kerja nyata jadi tiga kata yang dipilih Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim untuk menggambarkan bagaimana teknologi juga merasuk dalam dunia pendidikan. Digitalisasi pendidikan kini mulai berwujud untuk mendukung pembelajaran dan tata kelola pendidikan di sekolah dan lembaga di bawah Kemendikbudristek.
Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) tahun 2022 ini dijadikan bukti kebangkitan teknologi untuk dunia pendidikan. ”Bukan saja untuk mengakselerasi transformasi pendidikan, melainkan melompat ke masa depan,” kata Nadiem di webinar peringatan Hakteknas di lingkungan Kemendikbudristek bertajuk ”Transformasi dan Inovasi Pendidikan melalui Teknologi” di Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Nadiem menjelaskan, dirinya sebagai orang yang punya passion dalam teknologi digital, awalnya pun merasa ragu apakah ide digitalisasi untuk mentransformasi pendidikan bisa berhasil atau tidak. Rencana tersebut sudah ada sebelum pandemi Covid-19.
Tenyata peristiwa Covid-19 semakin membuktikan bahwa teknologi pendidikan memang dibutuhkan, baik untuk pembelajaran, melatih guru belajar mandiri, memudahkan pelaporan keuangan, mendata kualitas sekolah dan daerah, serta pembenahan tata kelola pendidikan.
Menurut Nadiem, keberanian menjadi hal penting di dalam dunia teknologi. Tanpa berani mengambil risiko, kita tidak bisa mencapai keinginan untuk perubahan.
Lalu, diperlukan pula kolaborasi karena untuk melakukan perbaikan dengan memanfaatkan teknologi butuh kerja sama antara Kemendikbudristek dan berbagai pihak lain yang memang memiliki kemampuan. Adapun kerja nyata menggambarkan bahwa dengan menerapkan teknologi digital dalam banyak aspek di pendidikan, hasil atau capaian tidak bisa disembunyikan alias tidak bisa bohong. Ada data yang dapat menunjukkan teknologi bermanfaat atau tidak untuk membawa perubahan dan kemajuan.
”Saya melihat hasilnya sekarang merinding. Tiga tahun mencanangkan ide digitalisasi di Kemendikbudristek, enggak tahu bisa atau tidak, hanya berkomitmen. Namun sekarang melihat kekuatan atau the power of platform. Guru sebenarnya bawaannya mau belajar dan berkontribusi, tetapi enggak ada platform untuk menunjukkan kreativitas, inovasi, dan dihargai. Dengan platform Merdeka Mengajar, guru bisa berbagi dan guru lain memberi komen atau apresiasi,” ujar Nadiem.
Dengan platform Merdeka Mengajar, guru bisa berbagi dan guru lain memberi komen atau apresiasi. (Nadiem Makarim)
Lewat berbagai episode Merdeka Belajar yang diluncurkan, sejumlah platform digital juga dihadirkan untuk mentransformasi pendidikan. Platform merdeka Mengajar menjadi wadah bagi guru untuk belajar secara mandiri sesuai level kebutuhannya.
Tak hanya belajar praktik baik dari guru lain ataupun modul-modul yang disediakan, di ruang digital ini, guru juga dapat membagikan kreativitas dan inovasinya dalam pembelajaran. Dalam enam bulan setelah aktif, ada sekitar 2,7 juta pengguna aktif dalam aplikasi dan web.
Ada juga Rapor Pendidikan, di mana guru dan kepala sekolah dengan dukungan pemerintah daerah maupun pusat melakukan perencanaan berbasis data, identifikasi capaian hasil belajar murid, hingga iklim keamanan sekolah. Ada banyak indikator di dasbor Rapor Pendidikan yang menjadi panduan bagi guru, kepala sekolah, pemda, dan masyarakat untuk terus mendorong kemajuan kualitas pendidikan. Saat ini, ada sekitar 100.000 satuan pendidikan yang sudah memanfaatkannya.
Dukungan pembelajaran juga dilakukan dengan akun belajar.id. Guru, kepala sekolah, siswa, dan dinas mengaktivasi akun ini untuk mengakses program dan teknologi kementerian, juga platform eksternal yang mendukung proses pembelajaran. Lebih dari 9 juta akun murid, kepala sekolah, dan operator sekolah teraktivasi.
Ada juga platform ARKAS, yakni aplikasi tunggal tata kelola anggaran sekolah yang terintegrasi dengan data pusat dan regulasi terkini sehingga membantu satuan pendidikan dalam memproses administrasi yang lebih cepat, nyaman, dan aman. Platform SIPLah jadi platform resmi pengadaan satuan pendidikan yang terintegrasi dengan mitra pasar daring dan puluhan ribu penyedia barang serta jasa yang diperbarui dengan peraturan keuangan terkini. Ada pula TanyaBOS sebagai forum tanya jawab seputar penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Di perguruan tinggi, ada platform Kampus Merdeka untuk persiapan karier bagi mahasiswa melalui berbagai pengalaman di luar kampus, dengan akses ke ribuan mitra industri dan organisasi. Ada juga kesempatan mengembangkan diri dan mengikuti pertukaran budaya.
Platform untuk mendukung kemajuan riset di perguruan tinggi akademik dan vokasi dilakukan dengan menyediakan platform ”perjodohan”. Melalui Kedaireka, para dosen dan pihak industri bisa saling terhubung untuk melakukan riset yang cocok.
Riset bersama ini mendapat dukungan pendanaan riset dari Kemendikbudistek dan industri. Riset yang dihasilkan pun jadi lebih siap dihilirisasi.
”Saya orang yang blak-blakan untuk teknologi. Ukuran kesuksesan langsung melihat ke lapangan, apakah teknologi ini digunakan. Kalau digunakan, untuk apa dan bagaimana reaksinya,” kata Nadiem.
Dampak platform
Tak heran, saat berdialog dengan perwakilan dari siswa, guru, kepala sekolah, dan dosen, Nadiem pun ingin memastikan langsung dampak dari platform yang disediakan Kemendikbudristek tersebut. ”Cukup mengharukan ketika platform dipakai. Dulu berdebat, bisa atau tidak guru memanfaatkan, mau belajar mandiri dari aplikasi. Pas pandemi, sedikit demi sedikit modul dikeluarkan. Ternyata, guru kalau diberi kesempatan bisa belajar mandiri di level masing-masing,” kata Nadiem.
Nasmur, guru penggerak dari SMPN 7 Makassar, mengatakan, platform Merdeka Mengajar, yang mendorong guru belajar dan berbagi, menjadi platform yang bermakna bagi para guru. Ketika ada bimbingan teknis untuk sekolah penggerak tahun lalu, sekolah pun melaksanakan Kurikulum Merdeka.
Dengan dukungan platform Merdeka Mengajar, kini ada bimbingan secara daring untuk mengimplementasikan kurikulum, dari mulai membuat kurikulum operasional satuan pendidikan hingga menyusun capaian pembelajaran dan membuat modul.
Sementara itu, Sandra Titihalawa, Kepala SMA Gabungan Jayapura, merasakan manfaat Rapor Pendidikan yang betul-betul memotret kondisi pendidikan di sekolah, memperlihatkan level sekolah, sehingga sekolah pun membedah dan menyusun program agar anak-anak dapat meningkatkan literasi, numerasi, dan karakter. Demikian juga ARKAS, memudahkan pembuatan laporan, karena hanya tinggal meng-input dan tidak butuh waktu banyak sehingga membantu manajemen sekolah.
”Dulu, sekolah sering kebingungan saat guru dapat panggilan pelatihan karena harus meninggalkan siswa beberapa hari. Tapi di platform Merdeka Mengajar, ada fitur belajar mandiri, guru-guru bisa memanfaatkan waktu luang untuk belajar pemahaman terkait implementasi Kurikulum Merdeka tanpa meninggalkan kelas,” kata Sandra.
M Nur Yuniarto, dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, yang mengembangkan sepeda motor listrik GESIT, mengatakan, sebelum ada platform Kedaireka, sulit bagi perguruan tinggi untuk bisa mengakselerasi riset. ”Untuk dapat partner dari industri sulit. Kami jualan dari pintu ke pintu, tapi enggak ada yang mau melirik. Tak terhitung ditolak. Pas ada Kedaireka jadi mudah. PT INKA mendukung biaya riset sampai Rp 30 miliar, sementara dari Kemendikbudristek sekitar Rp 23 miliar,” kata Nur.