Arkeolog Berupaya Ungkap Denah Candi Sebelum Masa Majapahit
Melalui ekskavasi ketiga, tim BPCB Jawa Timur berupaya mengungkap detail denah situs Candi Gedog.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Situs Candi Gedog di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, kembali diekskavasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur. Dalam ekskavasi ketiga ini, tim bermaksud mengungkap lebih detail denah candi yang diperkirakan dibangun sebelum masa Majapahit itu.
Ketua Tim Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Nugroho Harjo Lukito, Jumat (22/7/2022), mengatakan, pihaknya menemukan struktur batubata di sisi timur dan utara. Begitu pula di sisi barat ditemukan struktur fondasi yang diduga bagian dari gapura pintu masuk.
”Kami mengungkap struktur terluar di sisi timur dan utara sehingga nanti bisa diperoleh denah candinya seperti apa,” ujarnya ketika dihubungi dari Malang. Ekskavasi dilakukan sejak Selasa (19/7/2022) sampai Selasa pekan depan dengan pendanaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar.
Selain menampakkan struktur, tim juga menemukan fragmen relief yang dipahatkan pada batubata dan batu kapur. Untuk membantu proses ekskavasi, tim memanfaatkan alat berat guna mengikis tanah di bagian atas yang bukan lagi lapisan asli.
”Karena lokasi terlalu dalam, dipakai ekskavator di luar struktur. Ini sekaligus untuk membantu menata bagian depan agar air bisa mengalir, tidak menggenang di struktur candi,” ucap Nugroho.
Situs Gedog ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 2019 oleh Toiran (59), warga. Ia menemukan batu berelief wajah saat mengolah lahan jagung. Situs Gedog pun dinilai identik dengan isi tulisan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles dalam buku History of Java.
Raffles bercerita tentang bangunan megah, memiliki relief indah, dan garapan halus di daerah Gedog. Raffles juga menyebut ada yoni dan arca di bawah pohon beringin. Situs Gedog diperkirakan roboh dan material bangunan atasnya banyak yang hilang.
Meski berjarak 11 kilometer di sisi selatan Percandian Penataran (Kabupaten Blitar) yang dibangun dalam beberapa masa, Situs Gedog dibuat dari bahan berbeda. Jika Penataran dibangun dari batu andesit, Gedog dibuat dari batubata dan batu gamping sebagai media penempatan relief.
Nugroho menjelaskan, Candi Gedog diperkirakan dibangun pada masa sebelum Majapahit, yakni pada masa Kediri atau Singosari. Hal ini bisa dilihat dari artefak yang ditemukan. ”Dari sisi penanggalan tidak ada yang menunjukkan masa tertentu. Namun, dari temuan yang didapat, relief dan fragmen arca, kami lihat ada gaya yang tidak dimiliki masa Majapahit karena pahatan reliefnya dalam dan halus. Gaya arcanya juga tidak menunjukkan Majapahit,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar Edy Wasono berharap hasil ekskavasi kali ini bisa mengetahui titik paling luar (tepi) dari Situs Gedog sehingga denahnya bisa diketahui. ”Kalau dalam jangka panjang, tentu saja tujuannya adalah pelestarian,” katanya.
Gedog adalah situs cagar budaya kedua di wilayah Kota Blitar yang diekskavasi BPCB beberapa tahun terakhir. Pada Februari lalu, tim arkeolog BPCB juga mengekskavasi situs Karangtengah, juga di Kecamatan Sananwetan, dengan hasil hipotesis bahwa situs tersebut merupakan permukiman yang dibangun pada abad ke-13-14 atau masa Majapahit.