Pertemuan W20 Summit di Danau Toba, Parapat, Sumatera Utara, menyuarakan agar pengarusutamaan kesetaraan jender jadi komitmen dan ada aksi nyata. Pemulihan ekonomi inklusif juga dengan kesetaraan jender di dunia kerja.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dunia tidak dapat mengabaikan potensi perempuan dalam banyak bidang, termasuk dalam pemulihan ekonomi global. Presidensi G20 di Indonesia tahun ini dimanfaatkan Pertemuan Women 20 untuk meminta pemimpin negara G20 berkomitmen dan memiliki aksi nyata untuk mengarusutamakan kesetaraan jender dan melaksanakan pertumbuhan ekonomi inklusif jender. Tidak boleh ada seorang pun yang tertinggal, termasuk perempuan dan kaum marjinal, dalam upaya pemulihan ekonomi di negara masing-masing dan global.
Pada penutupan Pertemuan Women 20 (W20) di Parapat, Sumatera Utara, Kamis (21/7/2022), mengemuka agar kesetaraan jender menjadi arus utama dalam kebijakan dan program pembangunan serta pemulihan global, terutama karena pandemi Covid-19. Perempuan dan anak perempuan harus didukung potensinya dan diberikan lingkungan kondusif untuk berpartisipasi secara bermakna, terutama dalam dunia kerja dengan kesempatan karier dan upah setara.
Sima Sami Bahous, Direktur Eksekutif UN Women, meyakini hasil pertemuan W20 dapat memengaruhi pemimpin negara G20 untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif jender. Investasi harus dilakukan untuk merealisasikan aksi kesetaraan jender. Karena itu, pihaknya mendukung W20 untuk menciptakan dampak bermakna pada kehidupan perempuan dan anak perempuan.
Menurut Sima, setiap negara harus aktif dalam menghadirkan kebijakan responsif jender, terutama di dunia kerja. Upaya ini bisa diwujudkan dengan menyingkirkan aturan hukum diskriminatif hingga kebijakan dan sistem yang menghalangi perempuan dan anak perempuan di bidang ekonomi, termasuk di perdesaan dan daerah terpencil.
”Ciptakan pekerjaan layak untuk perempuan di sektor yang berbayar tinggi, seperti STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) dan inovasi. Juga investasikan untuk pertumbuhan ekonomi dan perlindungan sosial perempuan di kesehatan, terutama pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi, dan ini jadi ukuran untuk melawan kekerasan. Pastikan perempuan tidak tertinggal. Ini akan jadi intervensi target yang menghasilkan dampak berbeda dan kepentingan perempuan dalam keragaman mereka,” kata Sima.
Selain itu, sektor swasta sebagai kunci dalam mempekerjakan, mempertahankan, dan mempromosikan pekerjaan serta menawarkan kesetaraan bayaran. Hal ini dapat mendukung perempuan memiliki bisnis dalam rantai suplai dan di komunitas lokal.
Dukung pertumbuhan ekonomi
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, perempuan seharusnya mengambil alih masa depan mereka. ”Sebagai pemimpin, kita harus menyediakan lingkungan kondusif bagi perempuan untuk melakukannya. Kita harus meletakkan kesetaraan jender dekat di hati dan kebijakan,” ujarnya.
Mengutip kajian Dana Moneter Internasional (IMF), pemberdayaan perempuan meningkatkan diversifikasi ekonomi, mendorong produktivitas, dan kesetaraan pendapatan. Namun, melepaskan potensi perempuan secara penuh menjadi hal kritis untuk pemulihan yang cepat. Sementara kajian Mckinsey menyebutkan, memajukan perempuan dan kesetaraan berdampak triliunan dollar AS pada pertumbuhan global. Kesetaraan akan membuka 230 juta pekerjaan baru untuk perempuan di seluruh dunia.
Sebagai pemimpin, kita harus menyediakan lingkungan kondusif bagi perempuan untuk melakukannya. Kita harus meletakkan kesetaraan jender dekat di hati dan kebijakan.
Di Indonesia, sebanyak 64 persen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dimiliki dan didorong perempuan. Perempuan berperan penting selama dan setelah pandemi.
Sebagai perempuan pemimpin, lanjut Retno, penting untuk mencari cara di sektor strategis yang krusial dalam jangka panjang. Sektor ini seharusnya menyediakan rangsangan bagi perempuan dan memupuk kreativitas untuk perempuan dalam rangka mengamankan masa depan dan sumber daya manusia.
”Kita menghadapi tantangan keamanan pangan, energi, dan kesehatan. Pada waktu bersamaan kita harus memastikan kemampuan perempuan berpartisipasi di industri ini dan persediaan. Karena itu, investasi pada perempuan berarti investasi untuk masa depan yang lebih cerah. Jadi, tidak ada ruang untuk ketidaksetaraan dan diskriminasi,” paparnya.
Dukungan untuk keamanan ekonomi perempuan salah satunya dilakukan USAID. Tujuannya agar perempuan dan anak perempuan bisa masuk dalam pasar kerja dengan bayaran tinggi dan kesempatan berwirausaha. Namun, ada tantangan menghadapi biaya tinggi perawatan anak.
USAID berkolaborasi dengan pemerintah dan yayasan untuk memobilisasi dana 200 juta dollar AS dalam pendanaan baru untuk lima tahun ke depan dalam inisiatif Bank Childcare dunia. Dalam menyusun dukungan untuk sektor swasta, Amerika Serikat bekerja sama dengan 40 perusahaan di 27 negara untuk mendorong mereka mempekerjakan lebih banyak perempuan dan menyediakan pengembangan sumber daya profesional untuk kebutuhan perempuan berkembang di karier dan sejahtera.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams mengatakan, W20 Summit Indonesia membawa isu kesetaraan jender dari Brisbane ke Danau Toba, terutama pemberdayaan perempuan di ekonomi untuk pemulihan dari pandemi dan pemulihan yang setara. Australia mengalami tingkat kehilangan pekerjaan yang tinggi pada perempuan akibat pandemi, yakni berkisar 8 persen.
Kesenjangan partisipasi perempuan mencapai 25 persen pada tahun 2025. ”Dunia tidak bisa membuang potensi perempuan. Jadi, harus ada aksi nyata untuk tujuan 2025. Kami percaya kepada kepemimpinan Indonesia. W20 juga penting untuk memastikan perempuan dan kesetaraan jender menjadi agenda,” kata Penny Williams.
Sementara itu, Ana Maria Rosa Martins Gomes, anggota Parlemen Eropa (2004-2019), mengatakan, kita tidak bisa mundur dengan tantangan yang masih mendiskriminasikan perempuan karena hal tersebut melawan demokrasi. ”Kita butuh SDM untuk mendukung pengarusutamaan jender. Kita harus melibatkan laki-laki dan anak muda laki-laki, seperti juga target pada perempuan,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengutarakan, memosisikan pemberdayaan perempuan sebagai jantung forum ini menjadi kunci untuk strategi global yang sukses agar keluar dari krisis pandemi.
”Selama pandemi, kita menyaksikan perempuan di seluruh dunia menghadapi hambatan dalam pemberdayaan ekonomi. Kesenjangan jender dalam partisipasi di dunia kerja harus berkurang. Di Indonesia, terbukti untuk UMKM, peran perempuan cukup besar,” katanya.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki menegaskan, kepemimpinan presidensi G20 harus memastikan pemberdayaan perempuan untuk memulihkan inklusi perempuan dan anak perempuan di perdesaan dan penyandang disabilitas. Kemajuan perempuan menuju kesetaraan jender dipercepat. Berdasarkan survei Google, sekitar 40 persen perempuan Indonesia memilih membangun bisnis sendiri. Indonesia masuk ke dalam sembilan negara yang kewirausahaan setara atau lebih dibandingkan dengan laki-laki.
”Perempuan tidak bisa dilihat lagi sebagai pemain kedua. Perempuan bagian dari target SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) global dan kesetaraan jender. Tema pemulihan dalam presidensi G20 menjadi pemulihan inklusif untuk memastikan tidak seorang pun tertinggal, termasuk perempuan,” ungkap Teten.