Penghargaan untuk Memotivasi Pelestarian Lingkungan
Kalpataru 2022 diberikan kepada 10 penerima dan 1 penghargaan khusus bidang kolaborasi dalam pengabdian. Mereka dinilai berjasa dalam menjaga dan memelihara lingkungan hidup.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK memberikan penghargaan lingkungan Kalpataru dan Nirwasita Tantra kepada lembaga dan individu. Pemberian penghargaan ini diharapkan dapat mendorong inisiatif dan partisipasi individu atau kelompok masyarakat lainnya secara lebih luas dalam menjaga lingkungan.
Pemberian Kalpataru 2022 dan Nirwasita Tantra 2021 diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong di Gedung Manggala Wanabakti, KLHK, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Kalpataru diberikan kepada 10 penerima yang terdiri dari 3 kategori perintis, 3 kategori penyelamat, 2 kategori pengabdi, dan 2 kategori pembina serta 1 penghargaan khusus bidang kolaborasi dalam pengabdian lingkungan. Penghargaan khusus ini diberikan kepada Gerakan Ciliwung Bersih, Kelurahan Karet Tengah, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Penerima Kalpataru 2022 dari semua kategori adalah Pendeta Rasely Sinampe (Toraja Utara, Sulawesi Selatan), Eliza Marthen Kissya (penerus adat Kewang di Maluku Tengah, Maluku), Masyarakat Hukum Adat Mului (Paser, Kalimantan Timur), Kelompok Tani Hutan Kofarwis (Biak Numfor, Papua), dan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).
Penghargaan yang diberikan ini sebenarnya menjadi langkah awal untuk memotivasi dan terus dilanjutkan di wilayah masing-masing. (Alue Dohong)
Penerima Kalpataru lainnya ialah Dodi Permana (pelopor Bank Sampah DP Partner), Zulkifli (mengatasi krisis air bersih di Ternate), Leni Haini (penyelamat ekosistem Danau Sipin, Jambi), Da’im (pejuang lingkungan di lereng Gunung Lemongan), dan Rudi Hartono (perbaikan ekosistem mangrove dan pesisir di Kubu Raya, Kalimantan Barat).
Sementara penghargaan Nirwasita Tantra tahun 2021 diberikan kepada 42 pemimpin daerah terbaik yang dibedakan dalam kategori provinsi, kabupaten besar, kabupaten sedang, kabupaten kecil, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Setiap kategori diberikan kepada 5 kepala daerah terbaik, 3 DPRD terbaik, dan 5 pemerintahan terbaik.
Alue menyampaikan, Kalpataru dan Nirwasita Tantra merupakan penghargaan rutin yang diberikan dari tahun ke tahun oleh KLHK. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang terbukti memiliki kepedulian, komitmen, prakarsa, inovasi, motivasi, dan kreativitas secara berkelanjutan sehingga berdampak positif bagi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
”Penghargaan yang diberikan ini sebenarnya menjadi langkah awal untuk memotivasi dan terus dilanjutkan di wilayah masing-masing. Para pemimpin dan pejuang lingkungan hidup dapat menjadi contoh yang mendorong inisiatif dan partisipasi individu atau kelompok masyarakat lainnya secara lebih luas,” ujarnya.
Menurut Alue, semua pihak tengah berusaha mencapai prinsip yang menekankan bahwa lingkungan hidup dan hutan merupakan aspek yang berfungsi sebagai penyangga sistem kehidupan. Oleh karena itu, peran para pemimpin dan pejuang lingkungan hidup sangat penting sebagai ujung tombak atau garda terdepan dalam mewujudkan prinsip ini.
Ia pun menegaskan, pandemi Covid-19 merupakan sinyal penting bahwa kondisi lingkungan hidup sedang mengalami periode yang rawan. Kondisi ini membuat keseimbangan alam terganggu sehingga membutuhkan perjuangan bersama dalam menyelamatkan Bumi.
”Penyelamatan Bumi kita dari ancaman perubahan iklim memerlukan kebersamaan untuk kegiatan adaptasi dan mitigasi yang tepat dari tingkat global hingga tapak. Kalpataru dan Nirwasita Tantra adalah salah satu jawaban dari pertanyaan, siapakah pemimpin dan pejuang yang berperan di tingkat tapak,” ujarnya.
Total penerima
Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK Bambang Supriyanto menambahkan, selain apresiasi tertinggi dari pemerintah, pemberian Kalpataru dan Nirwasita Tantra juga menjadi amanah bagi para penerima untuk mempertahankan komitmen sekaligus kepeduliannya dalam menjaga lingkungan hidup dan kehutanan secara berkelanjutan.
Bambang menyebut, program Kalpataru yang telah berjalan 42 tahun telah diberikan kepada 408 penerima dari semua provinsi di Indonesia. Adapun Nirwasita Tantra yang diselenggarakan pada 2016 sampai saat ini tercatat 1.137 peserta penerimayang terdiri dari 145 provinsi, 691 kabupaten, dan 301 kota.
”Pada 2021, penentuan pemenang dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu pengiriman dokumen, penapisan tahap awal, penapisan tahap kedua, dan pembuatan video klarifikasi hingga pengumuman pemenang,” ucapnya.
Penerima Kalpataru tahun 2022 ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri LHK Nomor SK.533 tanggal 30 Mei 2022. Sementara keputusan penerima Nirwasita Tantra tertuang dalam Surat Keputusan Menteri LHK Nomor 161, 162, dan 553.
Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada individu maupun kelompok yang dinilai berjasa dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan dan membina perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. Sementara Nirwasita Tantra adalah penghargaan yang diberikan kepada kepala daerah yang berhasil merumuskan dan menerapkan kebijakan sesuai prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan.