Pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen mulai berjalan rutin pada tahun ajaran 2022/2023. PTM menjadi salah satu cara untuk memulihkan pendidikan secara aman dan bermutu.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka mengawali kegiatan belajar pada tahun ajaran baru 2022/2023 di SD Negeri 09 Pondok Kelapa, Jakarta, Kamis (14/7/2022). Pembelajaran tatap muka 100 persen yang sudah dimulai sejak Senin lalu diharapkan dapat memulihkan capaian pendidikan yang terkendala selama pandemi dalam dua tahun terakhir.
Rutinitas sekolah pada tahun ajaran baru 2022/2023 sudah dimulai pekan lalu. Pada tahun ajaran ini, praktik pembelajaran tatap muka 100 persen semakin longgar. Pembelajaran tatap muka menjadi komitmen untuk memulihkan pendidikan yang aman dan nyaman serta berfokus pada mutu pembelajaran.
Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran Baru yang terbaru memberi lampu hijau untuk pelaksanaan kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler di luar ruangan. Namun, satuan pendidikan diminta untuk membuat protokol penyelenggaraan ekstrakurikuler dan olahraga agar dipatuhi semua peserta didik dan ekosistem sekolah.
Kantin sekolah pun sudah boleh dibuka, demikian juga pedagang di sekitar sekolah. Daerah dengan level Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1, 2, dan 3, kantin sekolah boleh dibuka dengan dengan kapasitas 70 persen. Sementara pada PPKM level 4, kantin hanya diperbolehkan dibuka dengan kapasitas 50 persen.
Para pedagang di sekitar lingkungan satuan pendidikan wajib disupervisi oleh tim Covid-19 dari setiap sekolah dan tim Covid-19 dari lingkungan yang bersangkutan. Para pedagang juga harus mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Direktur Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Muhammad Hasbi, pekan lalu, mengatakan, pembelajaran tatap muka (PTM) membuat guru dan murid berinteraksi langsung. Ini merupakan strategi yang paling efektif dalam memulihkan pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan strategi pembelajaran lain, seperti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Karena itulah, sekolah diminta mengoptimalkan PTM 100 persen.
Menurut Hasbi, semua warga sekolah harus percaya diri dalam melaksanakan PTM 100 persen. Yang utama tentunya memastikan penerapan protokol kesehatan dengan fasilitas kesehatan yang memadai, pemberian vaksinasi pada pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) harus terus dilakukan hingga di atas 80 persen bahkan mencapai 100 persen, termasuk masyarakat lanjut usia (lansia) di lingkungan sekolah.
”Para murid juga harus divaksin sehingga kita bisa menjaga mitigasi risiko terjadinya penularan, baik di sekolah maupun di keluarga murid masing-masing,” ujar Hasbi
Untuk sekolah yang baru memulai tahun ajaran baru pekan ini, lanjut Hasbi, masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di satuan pendidikan sebaiknya dioptimalkan untuk menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan. Selain itu, MPLS juga penting untuk membangun kolaborasi antara satuan pendidikan dan keluarga.
”Mari kita perkuat lagi kolaborasi antara orangtua dan satuan pendidikan sehingga kita bisa melanjutkan kesinambungan stimulasi anak kita, pendidikan anak kita, dari rumah ke sekolah dan juga dari sekolah ke rumah,” ujar Hasbi.
Hasbi mengingatkan, sekolah tetap harus ditutup jika ada temuan kasus Covid-19. Sesuai dengan panduan, jika ditemukan kasus positif terkonfirmasi lebih dari 5 persen dan terjadi kluster penularan, PTM harus dihentikan sementara sekurang-kurangnya 10 x 24 jam.
Setelah dilakukan surveilans dan ditetapkan bukan merupakan kluster penularan dan angka terkonfirmasi positif di bawah 5 persen, PTM terbatas hanya dihentikan pada kelompok belajar yang terdapat kasus konfirmasi dan/atau kontak erat Covid-19 selama 5 x 24 jam.
Tetap waspada
Penyelenggaraan PTM yang semakin rutin tetap perlu diwaspadai. Pasalnya, peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah daerah, terutama di Jawa-Bali, masih terjadi.
”Kita waspadai agar Covid-19 tidak menyerang kelompok lansia, anak, dan orang dengan komorbid atau penyakit penyerta. Meskipun sudah divaksin, tetap jaga-jaga untuk mencegah komplikasi. Prokes tetap nomor satu dijalankan,” kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Erna Mulati.
Apalagi, di sekolah masih ada pendidik dan tenaga kependidikan yang belum divaksin dosis lengkap. Hal ini diharapkan jadi perhatian sekolah dan pemda setempat.
Ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama 16 Jakarta mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), Senin (11/07/2022). Sekolah itu memulai pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen dengan menerapkan protokol kesehatan.
Erna berharap PTM 100 persen tidak disambut dengan euforia yang justru mengabaikan penerapan protokol kesehatan. Jika dalam pelaksanaan PTM ditemukan kasus Covid-19, harus dilakukan pelacakan kontak erat atau active case finding untuk menemukan sumber penularannya. ”Dengan begitu dapat mencegah penularan lebih luas. Memang, langkah ini memerlukan upaya lebih, tetapi penting untuk memastikan PTM berjalan aman,” ujar Erna.
Berpusat pada siswa
Masa tahun ajaran baru kali ini menjadi hal penting untuk pemulihan pendidikan. Selain memastikan PTM 100 persen yang aman, satuan pendidikan juga diminta menjalankan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk mengatasi learning loss sehingga berdampak pada mutu hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, guru dan sekolah mulai disiapkan untuk mampu menjalankan asesmen diagnostik. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga mulai dijalankan secara masif. Sebab, selama masa pandemi, peserta didik belajar berbeda-beda sehingga level kemampuannya beragam.
”Guru perlu melakukan asesmen diagnostik kepada semua peserta didik. Jadi, saat PTM, guru bisa menerapkan pembelajaran berbasis kemampuan murid,” ujar Hasbi.
Asesmen diagnostik dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan siswa sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa. Penerapan asesmen diagnostik ini sejalan dengan upaya Kemendikburistek memperkenalkan sebuah kurikulum yang disebut Kurikulum Merdeka.
Opsi kurikulum
Terkait dengan Kurikulum Merdeka, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan, implementasi Kurikulum Merdeka menjadi salah satu opsi yang dapat dipilih secara sukarela oleh satuan pendidikan mulai tahun ajaran 2022/2023. Ada lebih dari 140.000 satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri dan sukarela di tahun 2022 ini.
Masa pandemi sejak tahun 2020 mendorong kebijakan penyesuaian kurikulum. Kurikulum resmi nasional, yakni Kurikulum 2013, tetap dijalankan. Namun, ada pilihan Kurikulum Darurat yang menyederhanakan materi Kurikulum 2013. Lalu, di tahun ini ada opsi Kurikulum Merdeka yang sebelumnya sudah diuji coba di sekolah penggerak/SMK Pusat Keunggulan.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Siswa kelas V SD Negeri Waikelo di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, mengamati sejumlah orangtua yang memasak sayur kangkung yang baru dipanen dari kebun pangan di sekolah, Selasa (31/5/2022). Para siswa belajar literasi menuliskan resep masakan secara kontekstual dari pengolahan sayur kangkung di sekolah. Sekolah menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa meskipun belum menerapkan Kurikulum Merdeka.
Tiap satuan pendidikan yang memilih opsi mengimplementasikan Kurikulum Merdeka harus mendaftar. Lalu, tiap satuan pendidikan melakukan refleksi untuk mengetahui level implementasinya.
Menurut Anindito, Kemendikbudristek mendorong satuan pendidikan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kesiapan setiap satuan pendidikan. ”Kurikulum Merdeka dirancang memberi fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk membuat kurikulum operasional satuan pendidikan yang kontekstual agar pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid,” ujar Anindito.
Kemendikbudristek menyakini, implementasi Kurikulum Merdeka menjadi salah satu cara untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang stagnan hampir 20 tahun terakhir. Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial dan pada pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Publik dapat mengakses informasi terkait dengan kurikulum melalui laman https://kurikulum.kemdikbud.go.id dan buku teks Kurikulum Merdeka. Untuk buku teks di laman https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-kurikulum-merdeka.