Situasi Covid-19 kembali memburuk di Surabaya, Jawa Timur, ditandai dengan lonjakan kasus harian. Masyarakat didorong segera melengkapi vaksinasi hingga dosis ketiga demi memperlancar aktivitas sosial dalam masa pandemi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO
Petugas mewajibkan tes antigen bagi pengendara dari Pulau Madura yang melintasi Jembatan Suramadu di Surabaya, Senin (7/6/2021). Gugus Tugas Terpadu Covid-19 Surabaya memberlakukan kebijakan penyekatan lalu lintas dan kewajiban tes antigen bagi seluruh pengendara dari Pulau Madura untuk meredam potensi perluasan penularan Covid-19 ketika itu.
SURABAYA, KOMPAS — Situasi Covid-19 (Coronavirus disease 2019) di Surabaya, Jawa Timur, memburuk. Kasus harian bertambah 114-162 dalam empat hari terakhir. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 kembali mendorong masyarakat agar segera melengkapi vaksinasi hingga dosis ketiga atau penguat.
Dari laman resmi https://lawancovid-19.surabaya.go.id/ dan https://infocovid19.jatimprov.go.id/ sampai dengan Jumat (15/7/2022), kasus Covid-19 bertambah 114 dari kemarin sehingga kumulatif sejak 17 Maret 2020 menjadi 117.465 kasus.
Jumlah kasus aktif atau pasien yang ditangani sampai dengan Jumat petang ini 160 orang. Hari ini tiada pasien yang meninggal, tetapi secara kumulatif tercatat 2.941 kasus kematian pasien Covid-19.
Dari grafik tren sepekan terakhir, berturut-turut ada penambahan 94 kasus, 84 kasus, 60 kasus, 159 kasus, 120 kasus, 162 kasus, dan 114 kasus. Di sini terlihat situasi memburuk, terutama empat hari terakhir. Lonjakan kasus Covid-19 yang sedang dialami di Surabaya dan daerah lain di Jatim serta Indonesia sesuai prediksi kalangan epidemiolog.
Lonjakan terkait subvarian Omicron yang lebih menular meski dampak terhadap kematian atau fatalitas tidak tinggi. Di sisi lain, situasi pandemi dianggap sudah terkendali sehingga secara umum tidak ada lagi pembatasan sosial.
Juga belum ada lagi penegakan hukum penerapan protokol kesehatan. Kedisiplinan menggunakan masker, menjaga jarak, dan memelihara kebersihan menjadi tanggung jawab pribadi masyarakat yang diyakini longgar.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, pengendalian pandemi lebih diarahkan pada warga agar segera melengkapi vaksinasi hingga dosis ketiga untuk kalangan dewasa atau berusia minimal 18 tahun.
Kelengkapan vaksinasi bertujuan memudahkan masyarakat dalam perjalanan dalam negeri. Vaksinasi dosis ketiga menjadi syarat wajib perjalanan dalam negeri terutama menggunakan angkutan umum yang akan berlaku sejak 17 Juli 2022.
Kewaspadaan idealnya tidak boleh kendur, sedangkan penerapan protokol tidak boleh diabaikan karena harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan normal baru. (Windhu Purnomo)
”Vaksinasi diharapkan membuat masyarakat tetap dapat beraktivitas terutama perjalanan dengan angkutan umum,” kata Eri. Tanpa kelengkapan vaksinasi dosis ketiga, orang yang melakukan perjalanan harus melengkapi diri dengan surat sehat atau hasil tes yang menyatakan negatif Covid-19.
Untuk tes, meski sudah tersedia di layanan kesehatan, berbiaya dan menyita waktu.
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Spanduk protokol kesehatan bagi pengunjung di depan gerbang utama Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, saat hari Lebaran, Senin (2/5/2022). KBS masih menjadi salah satu obyek wisata favorit warga yang tidak mudik saat Lebaran. Penerapan protokol kesehatan tetap penting untuk mencegah situasi pandemi Covid-19 memburuk kembali.
Memahami
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina menambahkan, masyarakat dianggap telah memahami betapa pentingnya vaksinasi. Vaksin memang tidak membuat seseorang kebal dari serangan Covid-19, tetapi meningkatkan peluang selamat dari ancaman kematian ketika benar-benar terserang.
”Gerakan percepatan vaksinasi terus didorong,” kata Nanik. Vaksinasi massal terus dilaksanakan untuk memperluas cakupan pemberian dosis ketiga. Semua atau 63 puskesmas di Surabaya ditambah kantor kecamatan atau kelurahan dan gerai-gerai khusus masih dioptimalkan untuk vaksinasi massal.
Di kalangan warga, informasi adanya vaksinasi massal dosis kedua dan dosis ketiga juga terus beredar, antara lain melalui media sosial (Instagram, Facebook, dan Twitter) bahkan Whatsapp. Juga masih beredar mobil aparatur kelurahan atau kecamatan ke kampung atau permukiman menyiarkan pengumuman agar masyarakat tetap waspada dengan situasi Covid-19 dan segera melengkapi vaksinasi.
Catatan pemerintah, sudah 808.000 jiwa warga dengan kartu tanda penduduk (KTP) Surabaya menerima vaksin dosis pertama, kedua, dan ketiga. Yang sudah menerima dosis pertama dan kedua termasuk anak-anak atau usia 6-16 tahun karena belum diperkenankan dosis ketiga sebanyak 1,271 juta. Masih ada 1,906 juta jiwa warga yang belum mendapat vaksinasi dosis ketiga.
Secara terpisah, epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, mengatakan, masyarakat tetap perlu terus diingatkan agar disiplin protokol kesehatan. Selain itu, terus mendorong percepatan vaksinasi. Situasi yang memburuk juga patut diwaspadai dengan tidak bosan mengingatkan masyarakat.
”Kewaspadaan idealnya tidak boleh kendur, sedangkan penerapan protokol tidak boleh diabaikan karena harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan normal baru,” kata Windhu. Penanganan terhadap pasien juga tetap harus prima, seperti di masa situasi pandemi mengganas untuk menekan potensi fatalitas atau kematian.
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Suasana di Taman Jangkar, Jambangan, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (27/1/2022), yang sebenarnya masih ditutup dari aktivitas publik untuk menekan risiko penularan Covid-19. Peningkatan kasus Covid-19 mulai kembali terjadi di Surabaya yang diyakini terkait dengan serangan varian Omicron dan turunannya yang amat cepat menular. Situasi pandemi Covid-19 yang tidak menentu memaksa otoritas terus memperpanjang penutupan ruang publik, termasuk taman-taman.