Kolaborasi untuk Meningkatkan Kualitas Insinyur Indonesia
Pendidikan keteknikan di Indonesia terus ditingkatkan kualitasnya agar dapat menghasilkan insinyur yang mampu berinovasi dan berdaya saing internasional. Pendidikan teknik perlu memperkuat lintas disiplin.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan kualitas pendidikan teknik terus dilakukan, salah satunya dengan sistem akreditasi. Sumber daya manusia bidang teknik dibutuhkan untuk tidak sekadar siap bekerja, tetapi juga siap untuk mewujudkan ide, kreativitas, dan inovasi menjadi karya nyata untuk bangsa dan negara.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan keteknikan di Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melibatkan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE). Kolaborasi ini untuk menyiapkan sumber daya manusia unggul bagi lulusan yang berasal dari program studi keteknikan.
Terobosan untuk peningkatan kualitas pendidikan keteknikan di Indonesia dibuktikan dengan masuknya IABEE dalam Washington Accord yang menjadi lembaga akreditasi International Professional Engineer Agreement, yaitu kompetensi atau mobility agreement untuk insinyur profesional. Pembentukan IABEE ditujukan untuk membantu penyusunan kriteria akreditasi pendidikan keteknikan berbasis internasional Outcome Based Education (OBE).
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Diktiristek, Kemdikbudristek, Nizam, Jumat (15/7/2022), menjelaskan peningkatan kualitas pendidikan keteknikan di Indonesia dilakukan, salah satunya dengan sistem akreditasi. Karena itu, IABEE diharapkan dapat memperkuat program-program Kampus Merdeka dan bisa menghasilkan insinyur Indonesia yang mampu berinovasi.
”Dengan kolaborasi yang kuat antara PII, maka Diktiristek, dan para pemangku kepentingan industri, diharapkan semua mudah kita wujudkan,” kata Nizam.
Dalam Sarasehan Refleksi dan Apresiasi AABE, di Jakarta, Rabu (13/7/2022), Ketua Umum PII Danis Hidayat Sumadilaga menuturkan, sebagai organisasi profesi, PII terbantu dengan banyaknya lulusan dari perguruan tinggi terakreditasi berstandar internasional.” Dengan hal ini kita bisa berkontribusi lebih di negeri ini,” kata Danis.
Infografik Riset Angakatan Kerja Profesi yang Bertahan di Era Revolusi Industri 4.0
Sementara Ketua Komite Eksekutif IABEE Romli mengutarakan IABEE berperan penting untuk akreditasi peningkatan mutu dan akuntabilitas pendidikan melalui penerapan sistem pendidikan berbasis capaian pembelajaran (OBE). IABEE menjadi langkah awal sebagai wujud dukungan pengembangan lingkup akreditasi program studi keteknikan.
”Mutu pendidikan yang baik dan diakui secara internasional diharapkan melahirkan sumber daya manusia insinyur-insinyur Indonesia yang unggul dan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan industri di dalam negeri, sekaligus berkiprah di panggung dunia,” kata Romli.
Lintas disiplin
Secara terpisah, dalam Sidang Terbuka Peringatan ke-102 Perguruan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI) pada 4 Juli 2022, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Reini Wirahadikusumah memaparkan PTTI harus menjadi bagian dari sistem inovasi dalam upaya pemulihan ekonomi, penguatan ketahanan kesehatan, ketahanan pangan dan energi, serta mendorong transformasi digital.
Mutu pendidikan yang baik dan diakui secara internasional diharapkan melahirkan sumber daya manusia insinyur Indonesia yang unggul dan mampu menjawab kebutuhan industri di dalam negeri, sekaligus berkiprah di panggung dunia.
Untuk itu, sebagai penyelenggara kegiatan tridharma perguruan tinggi, PTTI, termasuk ITB, perlu meningkatkan keterpaduan antara kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat lewat pengembangkan pola-pola antar maupun lintas disiplin dan peningkatan kerja sama dengan berbagai sektor dan organisasi.
Reini menambahkan, PTTI memiliki peran mendorong kemajuan dan penguasaan teknologi bagi kebudayaan, kemandirian, serta daya saing ekonomi bangsa Indonesia. Karena itu, pendekatan multidisiplin dalam pendidikan, pengembangan dan penguasaan teknologi tersebut berkembang seiring adanya keterkaitan makin erat antara kemajuan teknologi, perubahan kebudayaan, dan pertumbuhan ekonomi.
”Kami sangat menyadari pentingnya PTTI untuk senantiasa meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan. Kami perlu meningkatkan kualitas karya-karya kami serta memperkuat keunggulannya untuk meraih reputasi internasional yang semakin tinggi,” ujar Reini.
Dalam satu abad terakhir, lanjut Reini, teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan transformasi masyarakat dunia. Banyak studi telah dilakukan untuk mempelajari keterpautan antara perkembangan tersebut dengan perubahan ekonomi dan sosial-budaya.
Disimpulkan, penguasaan teknologi bukanlah suatu permasalahan yang dapat diselesaikan dengan cara sebatas memutakhirkan penelitian dan pengembangan. Namun, penguasaan teknologi yang berpola sistemik ini juga memerlukan difusi dan adopsi hasil-hasil penelitian dan pengembangan di berbagai sektor ekonomi, yang melibatkan kerja sama yang erat dan kontinu dari berbagai bidang.
Ketua Senat Akademik ITB Hermawan Kresno Dipojono mengatakan, peran pendidikan tinggi teknik berbasis sains di dunia akan semakin penting dalam menjaga keberlangsungannya di era kini dan ke depannya yang hyper-competitive.
Karena itu, ITB perlu memikirkan dan menyiapkan kajian-kajian khas interaksi sosial-humaniora-sains-teknologi-seni agar menyejahterakan, meningkatkan mutu hidup, dan menjaga kelestarian alam Negara Kesatuan Republik Indonesia. ”ITB harus dapat meneladankan nilai-nilai luhurnya kepada para calon alumninya karena di tangan merekalah nasib bangsa dan negara ini dipertaruhkan,” kata Hermawan.
Profesi Insinyur
Sementara itu, di Universitas Gadjah Mada (UGM), program pendidikan profesi insinyur kembali meluluskan sebanyak 332 insinyur baru pada Juli 2022 ini dari Fakultas Teknik, Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan. Total jumlah alumni insinyur program profesi insinyur UGM saat ini berjumlah 2.237 orang.
Dekan Fakultas Peternakan UGM Budi Guntoro mengatakan lulusan insinyur dari program profesi insinyur UGM ada yang dari jalur reguler serta jalur rekognisi pembelajaran lampau (RPL). Gelar insinyur ini penting untuk meningkatkan profesionalisme dan pengakuatan setara di internasional.