Vaksin yang diperlukan kelompok lansia adalah pneumokok, influenza, dan Covid-19. Jika lansia terinfeksi influenza, risiko untuk menjadi sakit berat jauh lebih tinggi.
Oleh
DR SAMSURIDJAL DJAUZI
Β·5 menit baca
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Warga lanjut usia yang mendapatkan vaksin lanjutan di Gang Pinggir, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (7/3/2022). Total kebutuhan vaksin booster atau lanjutan tahun 2022 sebanyak 231,4 juta dosis.
Ayah saya, 74 tahun, tinggal bersama saya sekeluarga sejak ibu meninggal tiga tahun yang lalu. Tidak mudah untuk membujuk beliau agar mau tinggal bersama putri sulungnya. Beliau mengatakan tak dapat meninggalkan rumah beliau yang penuh kenangan. Saya masih ingat cerita ayah bahwa beliau baru dapat membeli rumah setelah menikah 20 tahun. Ayah seorang arsitek yang berbisnis dengan teman-temannya mendirikan suatu perusahaan sejak beliau lulus dari kuliah. Ibu saya seorang pegawai negeri dan bekerja di bagian keuangan. Ibu meninggal karena kanker payudara.
Ayah dirawat sejak seminggu yang lalu. Sebenarnya beliau mengeluh rasa lemah dan tak nafsu makan. Ada batuk sedikit dan demam ringan. Saya segera membawa beliau ke dokter yang biasa merawatnya.
Semula saya menduga ayah hanya sakit ringan. Setelah memeriksa secara fisik dan melakukan pemeriksaan laboratorium, dokter menyatakan ayah terkena pneumonia, radang paru yang penyebabnya kemungkinan besar bakteri. Ayah mendapat infus dan juga harus diterapi dengan antibiotik yang cukup kuat. Meski keluhan batuk dan demamnya tidak hebat, ternyata infeksi parunya cukup luas. Menurut dokter, untung ayah segera berobat sehingga fungsi paru masih lumayan dan tak perlu mendapat bantuan napas.
Perjalanan influenza pada orang dewasa muda mengakibatkan angka absensi kerja dan produktivitas pasien influenza jauh lebih rendah.
Setelah lima hari dirawat, hasil terapi ayah menggembirakan. Beliau lebih segar dan nafsu makan beliau membaik. Beliau mampu untuk ke kamar mandi sendiri meski tetap harus diawasi karena khawatir jatuh. Selama setahun ini ayah sudah dua kali dirawat. Pada perawatan pertama sakit ayah lebih berat karena irama jantung ayah tidak teratur. Beliau dirawat di ruang perawatan yang memerlukan monitor jantung. Irama jantung ayah baru dapat terkendali baik setelah dipasang alat yang disebut pacemaker.
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN
Dokter menunjukkan simulasi operasi jantung di ruang operasi Rumah Sakit Otak dan Jantung Pertamina Royal Biringkanaya, Makassar, Sulsel, Rabu (30/3/2022). Rumah sakit khusus ini menjadi yang terbesar dan satu-satunya di kawasan timur Indonesia.
Dokter sudah merencanakan ayah untuk boleh pulang dan berobat jalan, tetapi mengingatkan bahwa ayah rentan untuk terinfeksi pneumonia lagi. Ayah perlu mendapat vaksinasi pneumokok dan beberapa vaksin lain. Ternyata orang lanjut usia (lansia) juga memerlukan vaksinasi untuk mencegah penyakit menular yang sering menyerang orang lansia, termasuk pneumonia. Dapatkah Dokter menjelaskan vaksin apa saja yang perlu untuk orang lansia selain vaksin pneumokok itu? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
E di J
Saya senang ayah Anda sekarang sudah sembuh dan sebentar lagi sudah boleh pulang. Pneumonia sebenarnya sering menyerang anak di bawah usia lima tahun dan orang dewasa pada usia 50 tahun ke atas. Pada anak pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian utama di samping diare. Untunglah setelah usia lima tahun kejadian pneumonia pada anak menurun. WHO menganjurkan agar anak-anak usia 6 minggu sampai 5 tahun untuk menjalani vaksinasi pneumokok, sedangkan orang dewasa yang berusia 50 tahun ke atas juga perlu mendapat perlindungan dengan vaksinasi pneumokok untuk mencegah pneumonia. Baik orang lansia maupun anak balita rentan terinfeksi pneumonia, tetapi angka kematian akibat pneumonia pada orang lansia lebih tinggi daripada angka kematian pada anak balita.
Di Indonesia, vaksin pneumokok sudah mendapat izin edar cukup lama dan telah digunakan baik pada anak maupun orang dewasa. Vaksin pneumokok akan bemanfaat jika diberikan pada anak balita, orang dewasa 50 tahun keatas, mereka yang mempunyai penyakit kronik seperti penyakit jantung kronik, penyakit paru kronik, diabetes melitus, gagal ginjal, serta penyakit yang menurunkan kekebalan tubuh.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Dr Samsuridjal Djauzi
Vaksin ini juga bermanfaat untuk orang yang bepergian dan akan berisiko tertular pneumonia karena kontak dengan kerumunan orang seperti jemaah haji dan umrah. Seperti kita ketahui, Pemerintah Arab Saudi mewajibkan jemaah haji dan umrah untuk menjalani vaksinasi meningitis meningokok.
Jadi, vaksinasi meningokok merupakan persyaratan wajib, sedangkan untuk vaksin infuenza dan pneumokok merupakan vaksinasi yang dianjurkan. Pada masa pandemi Covid-19 ini, Pemerintah Arab Saudi juga mewajibkan para jemaah sudah menjalani vaksinasi Covid-19.
Vaksin untuk warga lansia
Jadi, vaksin yang diperlukan kelompok lansia adalah pneumokok, influenza, dan Covid-19. Mengapa warga lansia juga memerlukan vaksinasi influenza? Hampir sama dengan pneumonia, warga lansia rentan terinfeksi influenza. Jika warga lansia terinfeksi influenza, risiko untuk menjadi sakit berat jauh lebih tinggi. Menurut WHO, penyakit influenza yang kita anggap penyakit ringan sebenarnya masih menimbulkan kematian sekitar 250.000 orang setiap tahun dan sebagian besar yang meninggal, yaitu kelompok lansia.
Perjalanan penyakit influenza pada orang dewasa muda yang kekebalan tubuhnya masih baik jauh lebih ringan daripada perjalanan penyakit influenza pada warga lansia. Meski lebih ringan, perjalanan influenza pada orang dewasa muda mengakibatkan angka absensi kerja dan produktivitas pasien influenza jauh lebih rendah.
Vaksin lain yang juga diperlukan oleh warga lansia adalah herpes zoster. Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi infeksi varisela (cacar air). Cukup banyak anak atau orang dewasa muda yang pernah sakit varisela, pada usia 50 tahun ke atas virus yang tenang dalam tubuh aktif kembali karena kekebalan tubuh menurun. Timbullah gejala erupsi kulit yang nyeri. Erupsi kulit ini biasanya hanya mengenai separuh badan. Orang awam menamai herpes zoster sebagai cacar ular.
Herpes zoster ini dapat dicegah dengan vaksinasi herpes zoster yang dianjurkan pada orang dengan usia 50 tahun ke atas. Jadi sampai saat ini vaksin yang dianjurkan pada warga lansia adalah pnumokok, influenza, Covid-19, dan herpes zoster.
Bagaimana dengan vaksinasi Covid-19? Vaksinasi Covid-19 bermanfaat untuk menurunkan risiko penularan, mengurangi risiko masuk rumah sakit, dan menurunkan angka kematian. Orang lansia jika terinfeksi Covid-19 berisiko untuk menjadi berat penyakitnya, angka masuk rumah sakit lebih tinggi, serta angka kematian juga lebih tinggi.
Jadi, vaksinasi Covid-19 pada warga lansia juga amat penting dan bermanfaat. Kita memahami bahwa vaksinasi Covid-19 sudah dilaksanakan suntikan pertama, kedua, dan sekarang bahkan sudah dijalankan vaksinasi booster (suntikan ketiga). Cakupan suntikan booster Covid-19 baru 30 persen dari sasaran sehingga harus kita tingkatkan menyusul suntikan kedua yang sudah mencapai 170 juta orang. Sudah banyak negara yang sudah mencapai cakupan yang diinginkan untuk suntikan booster Covid-19 ini. Semoga kita juga akan berhasil mencapai cakupan yang diharapkan.
Nah, jangan lupa untuk suntikan Covid-19 booster ini kelompok lansia juga tetap merupakan prioritas. Jadi, jika ada anggota keluarga kita termasuk lansia, mempunyai penyakit kronik, atau mempunyai kekebalan tubuh rendah, mereka merupakan prioritas sehingga harus segera mendapat vaksinasi Covid-19 booster.
Kita menginginkan kelompok lansia merupakan kelompok yang sehat, produktif, dan dapat menjadi penasihat keluarga besar. Kita tak ingin lansia menderita banyak penyakit sehingga bergantung kepada keluarga. Cita-cita kita adalah warga lansia Indonesia merupakan lansia yang sehat dan produktif serta dapat membagikan pengalamannya kepada generasi muda. Nah, semoga keluarga Anda, termasuk ayah, dalam keadaan sehat selalu.