KSP: Optimalisasi Pekarangan Bisa Turunkan Tengkes
Salah satu penyebab terbesar tengkes adalah minimnya akses terhadap pangan bergizi. KSP pun mendorong agar tengkes diatasi dari pekarangan, memanfaatkan pekarangan rumah untuk hasilkan pangan bagi keluarga.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kantor Staf Presiden atau KSP menegaskan bahwa imbauan Presiden Joko Widodo untuk mengoptimalkan pekarangan sebagai upaya penurunan tengkes atau kekerdilan pada anak sangat beralasan. Salah satu penyebab terbesar tengkes adalah minimnya akses terhadap pangan bergizi. Pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan yang beragam dan bergizi bagi keluarga menjadi sangat penting.
Optimalisasi pekarangan menjadi bagian dari upaya intervensi sensitif dalam penanganan tengkes. ”Jadi, manfaatkan pekarangan di rumah semaksimal mungkin untuk bisa menghasilkan pangan bagi kebutuhan keluarga. Mari kita lawan stunting (tengkes) dari pekarangan,” kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sri Prahastuti dalam keterangan pers tertulis yang disampaikan dari Gedung Bina Graha Jakarta, Jumat (8/7/2022).
Selain bermanfaat bagi pemenuhan pangan yang bergizi, bertanam di pekarangan juga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga. Data The State on Food Security and Nutrition pada 2021 menyebutkan bahwa makanan yang dikonsumsi rumah tangga di Indonesia belum mencapai kecukupan baik dari aspek jumlah ataupun keragaman. ”Hal itu yang membuat risiko kekurangan gizi pada anak berusia di bawah lima tahun cukup tinggi,” tambah Brian.
Selain bermanfaat bagi pemenuhan pangan yang bergizi, bertanam di pekarangan juga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga.
Pada kesempatan tersebut, Brian juga memastikan pemerintah terus bekerja keras untuk menurunkan angka tengkes di Indonesia. Satuan tugas percepatan penurunan tengkes di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota melakukan pendampingan kepada masyarakat, terutama kepada calon-calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca-bersalin, dan balita di bawah dua tahun.
Menurut Brian, upaya tersebut telah berhasil menurunkan tengkes dari 27,6 persen pada 2019 menjadi 24,4 persen pada 2021. ”Dengan kerja keras semua pihak, kami yakin target penurunan stunting 14 persen pada 2024 bisa tercapai,” ucap Brian.
Target penurunan tengkes sebesar 14 persen pada 2024 telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Hal ini juga sudah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. KSP menegaskan terus melakukan monitoring, evaluasi, dan verifikasi lapangan agar program penurunan tengkes sesuai dengan visi dan misi Presiden.
Sebelumnya, pada puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-29, di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (7/7/2022), Presiden Jokowi menekankan pentingnya optimalisasi pekarangan untuk penurunan tengkes. Masyarakat diimbau memanfaatkan lahan-lahan sekecil apa pun untuk menanam dan memproduksi kebutuhan pangan sehari-hari.
Optimalisasi pekarangan diharapkan bisa memenuhi asupan gizi. Dengan demikian, target penurunan tengkes hingga mencapai minimal 14 persen pada 2024 bisa tercapai. Presiden Jokowi menegaskan pentingnya menciptakan kemandirian pangan untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi generasi masa depan Indonesia.
”Kemandirian pangan itu penting. Saya mengajak kepada seluruh bupati utamanya wali kota untuk memanfaatkan lahan-lahan yang sekecil apa pun untuk menanam, untuk berproduksi kebutuhan pangan sehari-hari. Penting jangan sampai ada lahan kosong. Manfaatkan untuk asupan gizi anak kita karena kita tanam di mana pun itu tumbuh dan bisa kita panen,” ucap Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung upaya penurunan angka tengkes demi mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Presiden Jokowi meyakini bahwa dengan dukungan seluruh masyarakat, upaya penurunan angka tengkes yang dilakukan pemerintah dapat segera tercapai.
Optimalisasi pekarangan diharapkan bisa memenuhi asupan gizi. Dengan demikian, target penurunan tengkes hingga mencapai minimal 14 persen pada 2024 bisa tercapai.
”Jaga kesehatan lingkungan baik di dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar keluarga. Ini juga penting. Dan, saya yakin, jika seluruh warga dan masyarakat kita bergerak, upaya penanganan stunting yang dilakukan pemerintah saat ini, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kota kabupaten akan cepat membuahkan hasil,” ujar Presiden.
Presiden Jokowi juga sempat meninjau penataan kawasan dan rumah layak huni di Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, pada Kamis (7/7). Penataan kawasan dan rumah di permukiman Belawan merupakan bentuk kerja sama antara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), beserta pemerintah daerah.
Presiden berharap, adanya penataan kawasan dan rumah layak huni di permukiman Belawan dapat mengentaskan kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut. Sejumlah rumah di permukiman tersebut tercatat dalam kondisi tidak layak huni dengan tempat pembuangan air yang kurang baik. Perbaikan rumah diharapkan dapat mengurangi risiko tengkes pada keluarga. ”Jadi air bersihnya, sanitasi, jalan kampungnya, semuanya akan kita tata biar lebih sehat, baik,” ujar Presiden.