Indonesia Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional
Indonesia dinilai memiliki program revitalisasi bahasa daerah yang melibatkan semua pemangku kepentingan. Usulan Indonesia menjadi tuan rumah peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional tahun 2023 disetujui UNESCO.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Peserta Tarucing Cakra Basa Sunda Dina Internet (Teka-teki Silang Berbahasa Sunda di Internet) menghitung kolom jawaban di salah satu kafe di Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (19/2/2021). Indonesia gencar melaksanakan program revitalisasi bahasa daerah agar bisa dituturkan kembali secara aktif oleh generasi muda. Pada tahun 2023, Indonesia disetujui UNESCO menjadi tuan rumah peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional setiap 21 Februari.
JAKARTA, KOMPAS — UNESCO menyetujui Indonesia menjadi tuan rumah peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional Tahun 2023. Indonesia dinilai memiliki komitmen dan program yang baik untuk merevitalisasi bahasa daerah.
Ketua Komisi Harian Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Itje Chodidjah, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (8/7/2022), membenarkan Indonesia akan menjadi tuan rumah peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional tahun 2023. Hari Bahasa Ibu Internasional diperingati setiap tanggal 21 Februari.
Secara terpisah, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) E Aminudin Aziz mengatakan, persetujuan UNESCO atas usulan Badan Bahasa menjadikan Indonesia tuan rumah penyelenggaraan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional merupakan prestasi bagi Indonesia.
”Indonesia baru pertama kali mengusulkan dan langsung disetujui. Jadi, Indonesia akan menjadi tuan rumah bersama dengan pihak Sekretariat Kantor Pusat UNESCO Paris,” kata Aminudin. UNESCO menyetujui usulan Badan Bahasa ini karena program revitalisasi bahasa daerah yang diusung Indonesia memiliki konsep berbeda dengan negara-negara lain yang melakukan kegiatan serupa.
”Hal ini merupakan terobosan baru karena kegiatan revitalisasi yang kita usung melibatkan semua unsur pengguna bahasa daerah, berbasis sekolah maupun masyarakat,” kata Aminudin.
Indonesia baru pertama kali mengusulkan dan langsung disetujui. Jadi, Indonesia akan menjadi tuan rumah bersama dengan pihak Sekretariat Kantor Pusat UNESCO Paris.
Revitalisasi bahasa daerah di Indonesia menjadi bagian Merdeka Belajar, terutama untuk mendorong generasi muda jadi penutur aktif bahasa daerah. Upaya ini untuk mencegah kepunahan bahasa daerah terutama karena para penuturnya tidak lagi menggunakan ataupun mewariskan bahasa tersebut kepada generasi berikutnya.
Indonesia memiliki 718 bahasa daerah. Provinsi Papua memiliki bahasa daerah yang paling banyak, yaitu 428 bahasa. ”Status bahasa daerah saat ini per tahun 2019, ada 11 bahasa daerah sudah punah dan terjadi penurunan tingkat vitalitas bahasa. Sebanyak 21 bahasa sudah mengalami kerentanan terancam punah,” kata Aminudin.
Infografik Riset Bahasa Daerah Persebaran Bahasa Daerah di Indonesia Tahun 2018
Padahal, bahasa daerah atau bahasa ibu berfungsi emotif. Hal itu berarti bahasa daerah sebagai pengungkap rasa, memiliki fungsi politis, memiliki fungsi estetis, memiliki fungsi medis, dan fungsi ekonomis.
”Bahasa daerah bisa dipakai untuk membuat karya-karya sastra daerah, ada sastra lisan, ada sastra tulis, seperti pantun dan sebagainya. Bahasa daerah ini merupakan kekayaan kita bangsa Indonesia karena ada pengetahuan dan ada kearifan lokal,” kata Aminudin.
Koordinasi di daerah mulai gencar dijalankan dengan melibatkan semua unsur, antara lain, pemerintah sebagai fasilitator, masyarakat sebagai penutur dan penggunanya, serta pegiat dan sekolah yang ikut andil memberikan pembelajaran bahasa daerah. Hal itu dilakukan dengan pemanfaatan media untuk memublikasikan program revitalisasi bahasa daerah. Pada tahun ini, revitalisasi bahasa daerah dilakukan di 12 provinsi.
Muatan lokal di sekolah
Sementara itu, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan pelatihan guru utama revitalisasi bahasa daerah untuk tunas bahasa ibu jenjang sekolah dasar di Soreang, Kabupaten Bandung, 5-8 Juli 2022.
Kepala Balai Bahasa Jawa Barat Syarifuddin menyampaikan, kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari hasil rekomendasi rapat koordinasi yang disepakati Balai Bahasa Jabar, dinas pendidikan kabupaten/kota se-Jawa Barat, para pengawas, dan maestro/pakar.
Aminudin memaparkan, beberapa daerah di Indonesia belum memasukkan bahasa daerah sebagai pelajaran muatan lokal (mulok) bagi peserta didik. Padahal penting untuk memasukkan muatan lokal ke dalam kurikulum pembelajaran sebagai implementasi program revitalisasi bahasa daerah di satuan pendidikan.
FABIO MARIA LOPES COSTA
Kegiatan belajar bahasa suku Sentani di Sekolah Adat Kabupaten Jayapura dengan jumlah siswa yang terbatas pada Jumat (10/9/2021). Kabupaten Jayapura termasuk salah satu daerah di Provinsi Papua yang masuk zona merah kasus Covid-19.
Menurut Aminudin, agar revitalisasi bahasa daerah lewat satuan pendidikan berhasil, mesti ada pemahaman konsep yang benar. Program revitalisasi bahasa daerah yang akan digarap melibatkan semua orang, dengan pengawas, kepala sekolah, dan guru terkait. Karena itu, peran kepala dinas pendidikan penting untuk memberi penguatan agar program revitalisasi bahasa daerah ini berhasil.
Tak kalah penting memberi ruang kreativitas untuk para siswa. Mereka diberikan peluang kreatif dalam pengembangan minatnya. Sesuai program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek, para siswa diberikan kebebasan memilih peminatan yang disukainya.
”Program pun harus dijalankan dengan dinamis agar siswa bersikap adaptif dalam menjalankan proses pembelajaran sesuai minatnya. Dengan demikian, peserta pelatihan ini dapat menularkan konsep yang benar kepada orang lain sehingga tujuan program revitalisasi bahasa daerah dapat tercapai dengan maksimal,” ujar Aminudin.