Mahasiswa Indonesia Menjadi Juara dalam L’Oreal Brandstorm Internasional
Mahasiswa Indonesia berhasil mencatatkan dua kali kemenangan di tingkat internasional pada kompetisi inovasi bisnis L'oreal Brandstorm. Pada tahun 2022, tim Mon Soleil dari ITB juara satu kategori teknologi.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Tiga mahasiswi Institut Teknologi Bandung yang tergabung dalam tim Mon Soleil memenangi kategori teknologi di kompetisi inovasi bisnis L'Oreal Brandstorm tingkat dunia tahun 2022. Tim Mon Soleil membawa inovasi HyperSinc yang mendeteksi kondisi hormon serta kebutuhan perawatan kulit yang tepat ini didampingi dan didukung L'oreal Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS — Mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang bergabung dalam tim Mon Soleil meraih prestasi gemilang di ajang L’Oreal Brandstorm tingkat dunia yang diikuti 65 negara. Tim Indonesia menjadi juara pertama kategori teknologi atau tech track di industri kecantikan dengan membawa aplikasi HyperSync yang menghubungkan hormon dengan kebutuhan kulit melalui teknologi.
Selama mengikuti kompetisi L’Oreal Brandstorm tingkat internasional sejak 2009, Indonesia baru dua kali bisa keluar sebagai juara di tingkat internasional.
Ketiga anggota tim Mon Soleil, yakni Angela Thrisananda Kusuma (Manajemen Bisnis), Salma Yasifa (Sains dan Teknologi Farmasi), dan Yumna Dzakiyyah (Teknik Elektro), menjadi juara tingkat nasional dan semifinal internasional yang dilakukan secara daring dari Indonesia. Adapun L’Oreal Brandstorm internasional dengan juri di Paris dilakukan ketiganya dari Singapura.
”Tentunya kami senang bisa menjadi juara, mengalahkan tim Amerika Serikat dan Italia di tech track,”kata Angela di kantor pusat L’Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (4/7/2022).
”Setiap tim menawarkan inovasi yang berbeda. Kami bersyukur dilihat tim juri lebih unggul, apalagi dengan keragaman ilmu, jadi meskipun dengan pendekatan teknologi, tetapi inovasinya nyambung dengan track lain, yakni sustainability dan hijau atau ramah lingkungan,” ujarnya.
Chief of Corporate Affairs, Engagement &Sustainability L’Oreal Indonesia Melanie Masriel mengatakan, sudah dua kali tim Indonesia menang di tingkat internasional. ”Kami bangga bisa mendukung tim Indonesia dan bisa memenangi di bidang teknologi. Pencapaian ini luar biasa dan kami harap bisa diikuti dan menginspirasi para talenta muda Indonesia lainnya,” kata Melanie.
Setiap tim menawarkan inovasi berbeda. Kami bersyukur dilihat tim juri lebih unggul, apalagi dengan keragaman ilmu, jadi meskipun dengan pendekatan teknologi, tapi inovasinya nyambung dengan track lain, yakni sustainability dan hijau atau ramah lingkungan.
Chief Human Resources Officer L’Oreal Indonesia Yenita Oktora mengatakan, memasuki 30 tahun penyelenggaraan L'oreal Brandstorm, di tahun 2022 ini ada hal-hal baru. Peserta dibagi dalam tiga track, yakni teknologi, sustainability, dan green dengan tema Disrupt Beauty 2030. Peserta dari kalangan mahasiswa hingga anak muda berusia 30 tahun.
Pemenang L’Oreal Brandstorm internasional mendapatkan Intrapreneurship Award, kesempatan internship di Station F, di Paris, Perancis. Ketiga mahasiswa ITB akan mendapatkan pendampingan dari ahli untuk mematangkan ide mereka terhadap HyperSinc.
Seleksi peserta L’Oreal Brandstorm dimulai dari tingkat nasional di 65 negara. Seleksi awal sejak bulan Februari, tahapan final tingkat nasional, tahapan semifinal tingkat internasional, dan tahapan final internasional yang dilaksanakan pada Juni 2022.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Tim Phoenix yang beranggotakan Albert Sahala Theodore (kiri), Rifda Annelies (tengah), dan Johan Poernomo (kanan), ketiganya mahasiswa semester enam Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung, untuk pertama kalinya membawa Indonesia menjadi pemenang utama di ajang L'Oreal Brandstorm International Finals 2019 yang berlangsung di Paris, Perancis, pada 21 Mei 2019. Mereka membawa inovasi gelang bersensor untuk mendeteksi penyakit eksim pada anak-anak.
Salma menambahkan, inovasi yang ditawarkan ini bermanfaat untuk preventif, bukan hanya pengobatan, agar pemakaian perawatan kulit disesuaikan dengan kondisi hormon seseorang. Penggunaannya sederhana, dimulai dari tes hormon estrogen dan progesteron, lalu nanti disambungkan dengan aplikasi HyperSinc untuk dianalisis, lalu diberi rekomendasi serum atau perawatan kulit yang sesuai agar kulit tidak bermasalah.
Yura mengatakan, dengan mengikuti kompetisi L’Oreal Brandstorm dirinya belajar untuk menerapkan sisi teknik (engineering) dan strategi di industri kecantikan.
”Memang yang masuk teknik untuk perempuan masih sedikit. Padahal, kesempatan kerja untuk mengimplementasikan teknologi permintaannya besar, salah satu wujudnya bisa di industri kecantikan. Semoga ini bisa menginspirasi perempuan untuk bisa lebih banyak lagi mendalami teknik,” kata Yura.