Pusat Bahasa Mandarin Dihadirkan di Perguruan Tinggi Indonesia
Kemitraan Pemerintah Indonesia-China dalam bidang pendidikan, khususnya bahasa, terus berjalan. Ada dukungan dari Center for Languange Education Cooperation China untuk memfasilitasi pendirian pusat bahasa Mandarin.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pusat Bahasa Mandarin dan Inovasi akan dididirkan di enam perguruan tinggi di Indonesia. Kehadiran enam pusat bahasa ini akan semakin menguatkan upaya diplomasi bahasa Mandarin serta menunjukkan komitmen Pemerintah China dalam peningkatan sumber daya guru, kepala sekolah, dan dosen melalui pelatihan-pelatihan, kemitraan perguruan tinggi, riset bersama, dan pemberian beasiswa.
”Kami akan segera merealisasikan usulan pendirian Pusat Bahasa Mandarin dan Inovasi di enam perguruan tinggi di Indonesia,” kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat China (RRC) Djauhari Oratmangun saat acara kunjungan ke Center for Language Education Cooperation (CLEC) Kementerian Pendidikan RRC di Beijing pada Senin (27/6/2022).
Kunjungan Djauhari bersama Sekretaris Jenderal ASEAN-China Center Chen Dehai tersebut diterima oleh Direktur Jenderal CLEC Ma Jianfei. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka penguatan kerja sama pengajaran bahasa Mandarin dan pendirian Pusat Bahasa Mandarin dan Inovasi di enam perguruan tinggi Indonesia, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), London School of Public Relations (LSPR), Universitas Ciputra, dan Universitas Pancasila.
Peluang ini diharapkan dapat dimanfaatkan banyak perguruan tinggi di Indonesia untuk meningkatkan kualitas dosen dan kualitas pengelolaan program studi, khususnya bahasa Mandarin.
Dalam kunjungan juga dibahas fasilitasi permintaan enam universitas di Indonesia untuk mendirikan pusat bahasa Mandarin. Pusat Bahasa Mandarin dan Inovasi sebagai pusat pengajaran budaya dan bahasa Mandarin menghadirkan pelatihan vokasi, penyelenggaraan festival budaya Tiongkok, pembekalan kepada pelajar yang akan berangkat ke RRC, pengiriman teaching assistant dalam pengajaran bahasa Mandarin, penyelenggaraan kegiatan winter and summer camp ke China, serta kegiatan alih teknologi melalui pelatihan dan pengembangan penelitian di perguruan tinggi mitra.
CLEC juga akan memberikan bantuan 35 unit smart classroom yang merupakan inovasi teknologi untuk menumbuhkan minat belajar bahasa Mandarin serta meningkatkan kualitas pembelajaran secara virtual bagi pengajar bahasa Mandarin untuk semua jenjang pendidikan.
”Kami menghargai upaya KBRI Beijing dalam penguatan berbagai kerja sama bidang diplomasi bahasa,” kata Ma Jianfei yang dalam kesemptan pertemuan menganugerahkan Djauhari Oratmangun sebagai Senior Advisor CenterCLEC.
Djauhari mengapresiasi CLEC yang telah memberikan kontribusi positif dalam peningkatan kualitas guru, kepala sekolah, dan dosen melalui pelatihan. Kegiatan pelatihan diberikan kepada guru pendidikan vokasi bidang manajemen logistik, e-commerce, dan teknologi komputer untuk 900 guru; pelatihan kepemimpinan kepala sekolah semua jenjang sebanyak 600 orang; serta pelatihan guru dan dosen bahasa Mandarin sebanyak 600 orang.
”Kegiatan ini memiliki dampak yang positif karena diharapkan para peserta dapat mendeseminasikan ilmunya yang didapat kepada kepala sekolah atau guru lainnya di kota masing-masing,” kata Djauhari.
Baca Juga:
Keharusan Bangsa Arab Belajar Bahasa Mandarin
Atase Pendidikan KBRI Beijing Atase Pendidikan Yaya Sutarya mengatakan, selain memberikan pelatihan, CLEC juga memberikan beasiswa bagi 2.749 guru dan dosen Indonesia untuk jenjang pendidikan sarjana, magister, dan program doktor. ”Jumlah beasiswa dari CLEC ini akan terus ditingkatkan seiring dengan minat terhadap bahasa Mandarin di Indonesia yang terus meningkat. Peluang ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh banyak perguruan tinggi di Indonesia untuk meningkatkan kualitas dosen dan kualitas pengelolaan program studi, khususnya bahasa Mandarin,” tuturnya.