Kabupaten Magelang Terbuka untuk Bantuan Vaksin dari Pihak Ketiga
Alokasi vaksin PMK yang diterima masih kurang dari kebutuhan. Oleh karena itu, Kabupaten Magelang terbuka oleh adanya bantuan vaksinasi dari pihak lain.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mendapatkan alokasi 500 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku atau PMK. Karena dinilai masih kurang dari kebutuhan, keterlibatan pihak lain untuk membantu program vaksinasi masih dibutuhkan.
”Sama seperti saat melakukan upaya penanganan Covid-19, kami sangat berharap semangat gotong royong, bantuan dari berbagai pihak, bisa kembali muncul, membantu layanan vaksinasi PMK,” ujar Bupati Magelang Zaenal Arifin saat ditemui, Jumat (24/6/2022).
Dalam hal ini, dia pun menegaskan Pemerintah Kabupaten Magelang terbuka menerima bantuan vaksin dan layanan vaksinasi dari pihak mana pun.
Adapun 500 dosis vaksin PMK tersebut baru akan diambil dan kegiatan penyuntikan baru akan dilakukan mulai Senin (27/6/2022). Terkait rencana tersebut, pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang akan segera melakukan pemetaan, menentukan daerah mana saja yang menjadi sasaran prioritas penyuntikan vaksin.
Sementara itu, hingga Jumat (24/6/2022), 705 ternak di Kabupaten Magelang terduga telah terpapar virus dan menderita PMK. Kasus PMK ini terdata tersebar di 16 Kecamatan, di mana terbanyak di Kecamatan Grabag, dengan jumlah ternak sakit mencapai 138 ekor.
Baca juga :
DIY Dapat Jatah 4.000 Vaksin PMK, Prioritas untuk Sapi Perah
Dari 705 ternak yang terduga menderita PMK tersebut, 495 ternak diobati dan membaik. Adapun tiga ternak mati, sedangkan 30 ternak lainnya dipotong paksa karena mengalami gejala sakit sangat parah dan sulit disembuhkan.
Gejala
Gejala sakit yang sulit disembuhkan tersebut, antara lain, copotnya kuku yang menyebabkan ternak sulit berdiri sehingga membutuhkan perawatan intensif.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang Ery Indraswari mengatakan, berangkat dari pendataan yang sudah dilakukan, pihaknya memastikan bahwa sasaran prioritas dari kegiatan vaksinasi adalah desa atau daerah zona hijau yang di lokasi tersebut belum pernah terdapat kasus PMK.
”Karena sebagai upaya antisipasi atau pencegahan, vaksinasi tersebut diharapkan bisa melindungi daerah zona hijau agar tidak mendapatkan dampak penularan dari daerah lain,” ujarnya.
Dalam hal ini, sasaran vaksinasi adalah semua ternak, di mana untuk sapi, misalnya, tidak ada pembedaan prioritas untuk jenis sapi potong ataupun sapi perah.
Winarto menyemprotkan cairan ke kuku sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kaki di Desa Sembung, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Rabu (11/5/2022).
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang Joni Indarto mengatakan, sekalipun mendapatkan pasokan vaksin, para peternak diharapkan tidak melulu mengandalkan vaksin untuk kebutuhan pencegahan penularan PMK.
”Mendapatkan vaksin atau tidak, setiap peternak diharapkan tetap berupaya melakukan upaya pencegahan secara mandiri, antara lain, dengan menjaga kebersihan kandang, memberikan asupan cukup pakan dan vitamin untuk ternak, serta menahan diri untuk sementara ini tidak menambah ternak baru terlebih dahulu,” ujarnya.
Karena sebagai upaya antisipasi atau pencegahan, diharapkan vaksinasi tersebut nantinya bisa melindungi daerah zona hijau agar tidak mendapatkan dampak penularan dari daerah lain. (Ery Indraswari)
Selain vaksin, Joni mengatakan, pihaknya saat ini juga sudah menyusun dan mengusulkan kebutuhan 400 botol obat antibiotik untuk pengobatan ternak yang sakit. Setiap botol bisa disuntikkan untuk memenuhi kebutuhan hingga 10 sapi. Kebutuhan antibiotik ini tengah diusulkan untuk dipenuhi dari dana APBD dan nantinya bisa ditambah sesuai dengan perkembangan situasi di lapangan.
Adapun jumlah ternak sapi di Kabupaten Magelang terdata mencapai 79.000 ekor, ternak kambing/domba 170.000 ekor, dan kerbau 6.000 ekor.