Wapres Amin: Pandemi Covid-19 Belum Selesai, Protokol Kesehatan Mesti Tetap Diterapkan
Pandemi Covid-19 hingga saat ini belum usai. Pemerintah pun meminta semua warga tetap menerapkan protokol kesehatan di tengah pelonggaran dan mobilitas masyarakat yang tidak dikurangi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, NINA SUSILO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pemerintah kembali mengingatkan warga bahwa pandemi Covid-19 belum selesai. Terkait hal tersebut, semua pihak diminta tetap menerapkan protokol kesehatan demi menekan penyebaran virus di tengah kenaikan jumlah kasus Covid-19 belakangan ini.
”Pandemi ini belum selesai. (Oleh) Karena itu, kita harus tetap menjaga protokol kesehatan, terutama menggunakan masker dan juga protokol kesehatan (seperti) mencuci tangan dan lain sebagainya,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat menjawab pertanyaan media seusai peresmian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) di Jalan KH Noer Ali (Al-Makmur) Nomor 1, Ujung Harapan Bahagia, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022).
Pandemi ini belum selesai. (Oleh) Karena itu, kita harus tetap menjaga protokol kesehatan, terutama menggunakan masker dan juga protokol kesehatan (seperti) mencuci tangan dan lain sebagainya.
Wapres menuturkan, walaupun ada pelonggaran-pelonggaran, protokol kesehatan tetap harus diterapkan. ”Mobilitas masyarakat memang tidak dikurangi, tetapi protokol kesehatannya yang harus dijaga,” ujarnya.
Walaupun ada pelonggaran-pelonggaran, protokol kesehatan tetap harus diterapkan. Mobilitas masyarakat memang tidak dikurangi, tetapi protokol kesehatannya yang harus dijaga.
Seperti diketahui, laju kasus harian Covid-19 sepekan terakhir ini terus meningkat. Sepekan terakhir, jumlah kasus harian selalu di atas 1.000 kasus. Rabu (22/6/2022), misalnya, jumlah kasus harian kembali melonjak menjadi 1.985 kasus. Padahal, dalam dua bulan terakhir, jumlah kasus harian bisa dipertahankan di bawah angka 1.000 kasus.
”Meskipun angka kenaikan ini terbilang tidak tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan, kenaikan ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam keterangan mengenai perkembangan penanganan Covid-19 secara virtual yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (21/6/2022).
Kenaikan jumlah kasus harian ini disertai dengan kenaikan angka kematian mingguan dari 28 menjadi 44 kasus per 21 Juni 2022. Oleh karena itu, evaluasi dan mitigasi diperlukan agar kematian tidak terus meningkat.
Perlu digencarkan kembali
Menyikapi perkembangan penanganan Covid-19 terkini, secara umum ada beberapa hal yang perlu kembali digencarkan. Pertama, deteksi kasus sedini mungkin dengan meningkatkan kesadaran menuju ke tempat pengetesan Covid-19. Hal ini perlu dilakukan terutama oleh individu yang bergejala atau berkontak erat dengan pasien positif Covid-19. Pemerintah daerah juga diminta kembali memastikan bahwa tempat pengetesan ada dan mudah dijangkau semua lapisan masyarakat.
Berikutnya, upaya perawatan pasien Covid-19 perlu dikuatkan. Dengan adanya peningkatan kematian pada minggu terakhir, perlindungan kepada kelompok rentan perlu ditingkatkan.
Vaksinasi juga perlu didorong terutama pada warga yang memiliki penyakit penyerta (komorbid), anak-anak, dan warga lansia. Harapannya, vaksinasi bisa melindungi diri dari keparahan serta kematian.
Masyarakat pun kembali diingatkan untuk terus memperketat kedisiplinan terhadap protokol kesehatan serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari virus apa pun. ”Ingat, masing-masing individu dapat berkontribusi dalam menekan kasus Covid-19 di Indonesia, dimulai dari diri sendiri,” kata Wiku.
Seperti diberitakan Kompas.id (21/6/2022), Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) telah merekomendasikan, antara lain, agar aturan penggunaan masker kembali diberlakukan, termasuk di ruang terbuka.
”Dalam kondisi saat ini, kami dari IDI merekomendasikan agar aturan penggunaan masker kembali diberlakukan, termasuk di ruang terbuka,” kata anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, Erlina Burhan.
Dalam kondisi saat ini, kami dari IDI merekomendasikan agar aturan penggunaan masker kembali diberlakukan, termasuk di ruang terbuka.
Peningkatan kasus Covid-19, menurut Erlina, terjadi karena protokol kesehatan masyarakat mulai mengendur serta ada subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Subvarian tersebut dilaporkan memiliki daya penularan yang cepat serta diketahui dapat menembus kekebalan tubuh sehingga sekalipun sudah divaksinasi tetap dapat tertular.