Jelang Pengumuman SBMPTN, Isu Kecurangan Saat Ujian Mencuat
Di tengah penantian ratusan ribu peserta SBMPTN yang ikut seleksi tes tulis masuk perguruan tinggi negeri (PTN), isu kecurangan ujian justru mencuat di media sosial. Upaya kecurangan masih ditemui saat tes.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang pengumuman seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri pada 23 Juni nanti, isu kebocoran soal ujian tulis berbasis komputer untuk seleksi mahasiswa baru tahun 2022 mencuat di media sosial. Dunia jagat maya sejak Sabtu kemarin pun riuh menanggapi isu kebocoran soal karena ada link yang menunjukkan foto komputer peserta dan soal-soal ujian tertulis berbasis komputer yang diduga bocor.
Salah seorang peserta ujian tulis berbasis komputer (UTBK) 2022, Julian (20), merasa kaget. ”Saya coba lihat, ada yang soalnya sama persis dengan yang saya kerjakan pas ujian,” kata Julian di Jakarta, Minggu (19/6/2022).
Pelaksanaan UTBK 2022, baik tes tertulis maupun praktik, dibagi menjadi dua gelombang. Tes gelombang pertama pada 17-23 Mei dan gelombang kedua pada 28 Mei-3 Juni. Sedangkan, pengumuman hasil seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri atau SBMPTN akan dilaksanakan pada 23 Juni secara daring.
Pada tahun 2022 ini, 800.852 calon mahasiswa ikut UTBK. Peserta mengikuti ujian di 74 pusat UTBK dan 34 subpusat UTBK.
Tak menanggapi
Direktur Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo Widyobroto mengatakan, LTMPT tidak akan menanggapi isu kebocoran soal yang ramai di media sosial. Penjelasan resmi akan diberikan saat pengumuman SBMPTN pada 23 Juni.
”Intinya, kami LTMPT sudah lama menangani kasus-kasus seperti itu. Maaf, kami tidak akan menanggapi hal tersebut, nanti malah jadi ramai dan senang pihak yang cari uang dari kebingungan orang lain. Nanti saja waktu pengumuman 23 Juni dijelaskan,” kata Budi.
Ada laporan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tentang empat peserta UTBK yang diduga berupaya curang. Saat pemeriksaan dengan metal detector sebelum masuk ruang ujian, terdeteksi sinyal yang mencurigakan.
Penyelenggaraan UTBK dilakukan di lokasi ujian dengan komputer. Upaya untuk mengatasi kecurangan peserta juga terus ditingkatkan panitia.
Setiap peserta hanya bisa membawa alat tulis dan tanda pengenal. Di pintu masuk ruang ujian, tiap peserta juga dideteksi dengan metal detector. Ketika metal detector berbunyi, peserta diperiksa secara manual hingga dinyatakan ”bersih”.
Budi mengatakan, pelaksanaan UTBK sampai saat ini masih semikonvensional. Peserta harus datang ke lokasi ujian dan diawasi. Hal ini untuk memastikan tidak ada kecurangan.
Menurut Budi, hasil UTBK dipakai masuk PTN jalur SBMPTN. Di jalur mandiri pun, semakin banyak PTN yang memanfaatkan UTBK untuk menyeleksi siswa. Bahkan, ada perguruan tinggi swasta yang juga meminta hasil UTBK untuk seleksi masuk bagi calon mahasiswa baru.
Upaya kecurangan
Seperti diberitakan Kompas sebelumnya, upaya kecurangan tetap terjadi dalam UTBK 2022. Pada hari kedua penyelenggaraan UTBK, Rabu (18/5/2022), ada laporan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tentang empat peserta UTBK yang diduga berupaya curang. Saat pemeriksaan dengan metal detector sebelum masuk ruang ujian, terdeteksi sinyal yang mencurigakan.
”Ada empat mahasiswa yang diduga curang yang terdeteksi pengawas di ujian sesi pagi dan siang. Dari pemeriksaan awal metal detector, ada alat elektronik yang ditanam di tubuh yang bisa dipakai untuk berkomunikasi. Mereka diamankan pengawas di ruang sekretariat dan tidak bisa ikut ujian. Empat peserta dari daerah yang berbeda ini diminta membuat berita acara pemeriksaan atau BAP,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik UNJ Suyono.
Menurut Suyono, peserta laki-laki dan perempuan yang diduga menggunakan jasa joki tersebut berasal dari daerah di Pulau Jawa dan Sumatera. Keempatnya memilih lokasi UTBK di UNJ untuk program studi kedokteran.
Alat elektronik yang terdeteksi metal detector melekat di tubuh peserta dan ada yang ditaruh di kuping peserta. Dari pengakuan dalam berita acara pemeriksaan disebutkan alat elektronik tersebut untuk berkomunikasi.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek Nizam mengingatkan, masuk PTN bukan segala-galanya, bahkan harus menggunakan berbagai cara curang. Kesempatan untuk tes masuk PTN yang diimpikan masih bisa ditempuh lewat seleksi mandiri atau tahun depan.
Bahkan, pilihan kuliah di perguruan tinggi swasta juga terbuka. Pemerintah pun menyediakan beasiswa kuliah Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk mahasiswa di PTN dan swasta.
”Dengan adanya teknologi bisa berdampak positif dan negatif. Namun, LTMPT bersama semua PTN setiap tahun akan mencoba agar peserta kalau ke ruang ujian hanya membawa diri dan peralatan yang dibutuhkan. Secara sistem di command center Diktiristek, jika ada server yang terhubung internet akan terlacak. Kami sudah berusaha maksimal untuk mencegah kecurangan. (Tapi) Namanya orang, ya tetap ada yang berusaha mencari celah. Kami memberi kepercayaan pada PTN dan mitra untuk sama-sama satu frekuensi mengamankan UTBK,” ujar Budi.