Gempa M 5,3 di Tanggamus Terasa hingga Bengkulu dan Sumatera Selatan
Gempa tektonik dengan magnitudo 5,3 melanda Kabupaten Tanggamus, Lampung, Selasa (31/5/2022). Gempa dirasakan di empat kabupaten di Lampung. Bahkan, gempa juga terasa hingga Bengkulu dan Sumsel.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Gempa tektonik dengan magnitudo 5,3 mengguncang Kabupaten Tanggamus, Lampung, Selasa (31/5/2022) pukul 14.10 WIB. Gempa yang berpusat di tengah laut itu dirasakan di empat kabupaten di Lampung. Bahkan, gempa juga terasa hingga Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Kepala Stasiun Geofisika Lampung Utara Anton Sugiharto membenarkan hal tersebut saat dikonfirmasi Kompas pada Selasa. ”Sampai saat ini belum ada kerusakan yang dilaporkan masyarakat,” kata Anton.
Selain di Tanggamus, gempa juga dirasakan oleh sebagian masyarakat di Kabupaten Lampung Barat, Pesawaran, dan Pringsewu dengan kekuatan yang berbeda-beda. Guncangan gempa paling terasa di Lampung Barat dengan skala intensitas III-IV MMI. Sejumlah warga di daerah itu melaporkan merasakan guncangan gempa cukup kuat di dalam rumah. Bahkan, jendela dan pintu bergetar akibat gempa.
Sementara di Tanggamus, gempa terasa dengan skala intensitas II-III MMI. Dari laporan sejumlah warga, benda-benda ringan yang digantung, seperti lampu, bergoyang saat gempa terjadi. Adapun di Pesawaran dan Pringsewu gempa terasa dengan intensitas II MMI.
Di Bengkulu, gempa dilaporkan terasa di Kabupaten Kapahiang. Sementara di Sumatera Selatan, gempa dilaporkan dirasakan oleh sejumlah warga di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang berbatasan dengan wilayah Lampung. Di dua kabupaten itu, gempa terasa dengan intensitas II MMI.
Eriyana (40), warga Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, menuturkan, getaran gempa terasa cukup kuat selama sekitar 30 detik. Saat gempa terjadi, sejumlah warga di sekitar tempat tinggalnya keluar rumah karena panik. Ia mengaku gempa yang terjadi kali ini lebih kuat dibandingkan dengan gempa pada bulan sebelumnya.
Menurut dia, wilayah Kota Agung memang kerap dilanda gempa-gempa kecil sepanjang tahun. Sebagian besar gempa yang terjadi berpusat di tengah laut. Setiap kali terjadi gempa yang cukup kuat, warga yang tinggal di dekat pesisir pantai memantau kondisi laut karena takut terjadi tsunami.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di tengah laut pada koordinat 6,18 derajat Lintang Selatan dan 104,11 Bujur Timur. Lokasi gempa berada di kedalaman 63 kilometer dari permukaan laut dengan jarak 49 kilometer arah selatan Bangkunat, Kabupaten Pesisir Barat.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Bambang S Prayitno menjelaskan, berdasarkan lokasinya, gempa tersebut merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik.
Bambang menyatakan, gempa itu tidak berpotensi tsunami. Hasil monitor BMKG juga menunjukkan belum ada aktivitas gempa susulan.
Ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta memeriksa kondisi rumah untuk memastikan tidak ada kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut.