Presiden Jokowi Dorong Kerja Sama Perkuat Arsitektur Kesehatan Global
Presiden Jokowi menyampaikan, tantangan pengadaan vaksin Covid-19 dapat dijembatani dengan kolaborasi. Momentum turunnya jumlah kasus saat ini dapat dimanfaatkan untuk mempercepat vaksinasi.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mendorong semua negara untuk bekerja sama mengatasi pandemi serta membangun arsitektur kesehatan dan kesiapsiagaan dunia yang lebih kuat. Untuk mengatasi pandemi Covid-19, percepatan vaksinasi harus dilakukan agar bisa menjangkau 70 persen penduduk setiap negara. Indonesia menegaskan siap menjadi hub produksi dan distribusi vaksin di kawasan.
”Momentum turunnya jumlah kasus saat ini harus dimanfaatkan untuk meluncurkan pukulan terakhir terhadap Covid-19. Vaksin harus secepatnya menjadi vaksinasi. Kolaborasi kita harus menjembatani tantangan vaksinasi, mulai dari pembiayaan, logistik, dan sumber daya manusia,” ujar Presiden Jokowi saat berpidato secara virtual pada Global Covid-19 Summit yang digelar di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (12/5/2022).
Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa ketahanan kesehatan dan kesiapsiagaan dunia terhadap pandemi tidak cukup kuat. Akibatnya, jutaan orang kehilangan nyawa dan perekonomian dunia mengalami keterpurukan. Presiden Jokowi menjelaskan bahwa setidaknya diperlukan tiga hal untuk membangun arsitektur kesehatan dan kesiapsiagaan dunia yang lebih kuat.
Pertama, akses kesehatan yang inklusif. Menurut dia, seluruh masyarakat tanpa terkecuali harus memiliki akses terhadap layanan kesehatan dasar. ”Infrastruktur kesehatan dasar harus memadai dan siap menghadapi pandemi. Di tingkat global, setiap negara besar maupun kecil, kaya maupun miskin, harus memiliki akses yang setara terhadap solusi kesehatan,” tambahnya.
Kedua, akses pembiayaan yang memadai. Terkait dengan hal itu, Presiden Jokowi mendorong perlunya mekanisme pembiayaan kesehatan baru yang melibatkan negara donor dan bank pembiayaan multilateral karena tidak semua negara memiliki sumber daya untuk memperbaiki infrastruktur kesehatannya.
”Kita perlu mekanisme pembiayaan kesehatan baru yang melibatkan negara donor dan bank pembiayaan multilateral. Dukungan pembiayaan kesehatan harus dilihat sebagai sebuah investasi dan tanggung jawab bersama mencegah pandemi,” ucapnya.
Ketiga, Presiden Jokowi memandang bahwa kapasitas kolektif harus diupayakan dan kerja sama antarnegara menjadi kunci. Kerja sama riset, kerja sama transfer teknologi, dan akses ke bahan mentah harus diperkuat. ”Tidak boleh ada monopoli rantai pasok industri kesehatan. Diversifikasi pusat produksi obat, vaksin, alat diagnostik dan terapeutik harus dilakukan. Dengan kapasitasnya, Indonesia siap menjadi hub produksi dan distribusi vaksin di kawasan,” tambah Presiden Jokowi.
Pada Kamis (12/5/2022), Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah melampaui satu juta kematian akibat Covid-19. ”Untuk memperingati tonggak sejarah yang tragis hari ini, saya telah memerintahkan agar bendera Amerika Serikat dikibarkan setengah tiang untuk mengenang satu juta nyawa warga Amerika yang hilang karena Covid-19,” ujar Biden ketika membagikan video bendera AS di Gedung Putih yang diturunkan menjadi setengah tiang di laman akun Instagram pribadinya.
Seperti dilaporkan kantor berita Reuters, Presiden Biden mendesak warga AS untuk tetap waspada ketika kasus Covid-19 terus meningkat. Saat AS memimpin KTT Khusus ASEAN-AS, Eropa juga mencatatkan lebih dua juta kematian akibat Covid-19. ”Satu juta kursi kosong mengelilingi meja makan. Masing-masing merupakan kehilangan yang tak tergantikan. Masing-masing meninggalkan keluarga, komunitas, dan bangsa yang berubah selamanya,” ujar Presiden Biden.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah melampaui satu juta kematian akibat Covid-19.
Pada Global Covid-19 Summit, Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa presidensi Indonesia di G20 memberikan perhatian besar terhadap kerja sama kesehatan secara inklusif. Untuk itu, diperlukan peran dan keterlibatan semua negara, serta penguatan peran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan multilateralisme harus terus diperkuat.
”Tidak boleh ada yang tertinggal dalam upaya kita membangun arsitektur kesehatan dan kesiapsiagaan dunia yang lebih kuat. Recover together, recover stronger,” kata Kepala Negara.
Pada jamuan santap siang pemimpin negara-negara ASEAN bersama Ketua Dewan Perwakilan AS Nancy Pelosi dan anggota Kongres AS di Capitol Hill, Washington DC, Kamis (12/5/2022), Presiden Jokowi juga menyampaikan sambutannya. Ia mengajak AS untuk menjadi bagian dari upaya menciptakan perdamaian, stabilitas dan kerjasama inklusif yang saling menguntungkan di Indo-Pasifik.
Jangkar perdamaian
Dalam jamuan santap siang tersebut, Presiden Jokowi diberi kehormatan untuk berbicara pertama dan memperkenalkan pemimpin negara ASEAN yang hadir. Selanjutnya bersama dengan Pelosi, Presiden Jokowi memimpin jalannya pertemuan. Turut mendampingi Presiden dalam jamuan santap siang dengan Kongres AS, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.
”Sejak 2019, ASEAN telah menyepakati ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, memastikan keberlangsungan perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik. Saya mengajak AS untuk terus menjadi bagian dari jangkar perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik,” ujar Presiden Jokowi.
Selama lebih dari lima dekade, ASEAN menikmati perdamaian dan stabilitas. Negara ASEAN juga bekerja keras membangun arsitektur kawasan yang mengedepankan kerja sama. ”Paradigma win-win diperjuangkan, budaya dialog diperkokoh, kerja sama inklusif dikedepankan, dan hukum internasional dan nilai-nilai multilateral menjadi panglima,” kata Presiden.
Di depan anggota Kongres AS, Presiden juga menyinggung soal perang di Ukraina yang berdampak pada ekonomi dunia termasuk kenaikan harga pangan, energi, dan inflasi. ”Perang di Ukraina menciptakan tragedi kemanusiaan yang luar biasa dan berdampak terhadap ekonomi global,” tambah Presiden Jokowi.
Presiden menyampaikan bahwa jika hukum internasional tidak dihormati, multilateralisme ditinggalkan dan unilateralisme akan dikedepankan. Dengan demikian, apa yang terjadi di Ukraina dapat terjadi di wilayah lain, termasuk di Indo-Pasifik. Presiden Jokowi juga mengajak AS untuk terus menjadi mitra strategis ASEAN yang saling menguntungkan.
”Kita juga ingin Amerika menjadi mitra strategis ASEAN dalam kerja sama yang inklusif dan saling menguntungkan. Saya yakin kita bersama dapat menyaksikan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik,” ujar Presiden Jokowi.