Menara Pandang Teratai Purwokerto Ikon Harmoni Lintas Agama
Menara Pandang Teratai Purwokerto menjadi ikon harmoni kerukunan antarumat beragama di Banyumas. Di puncak menara setinggi 117 meter ini bertahta 7 kitab suci dari beragam agama serta penghayat kepercayaan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS
—
Sebanyak 7 kitab suci ditahtakan di lantai kelima atau puncak dari Menara Pandang Teratai Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (27/4/2022). Bangunan setinggi 117 meter itu menjadi ikon harmoni kehidupan umat beragama di Kabupaten Banyumas sekaligus jadi tempat wisata baru di tengah kota.
”Menara ini mengisyaratkan atau membuat suasana antara umat beragama di Banyumas itu rukun satu sama lain. Oleh karena itu, kitab-kitab yang ada diletakkan di satu kotak atau satu rumah,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein saat peresmian Menara Pandang Teratai, Rabu.
Husein menyebutkan, bangunan di kawasan Jalan Bung Karno ini merupakan yang tertinggi di Banyumas sehingga kitab ini yang secara spiritual akan menaungi keberagaman masyarakat di Banyumas.
Di kawasan ini juga tahun depan akan dibangun Kampung Pancasila, di mana terdapat bangunan tempat-tempat ibadah semua agama. ”Tahun depan insyaallah akan dibangun Kampung Pancasila yang juga mencerminkan kerukunan antarumat beragama. Anggaran sekitar Rp 15 miliar,” tuturnya.
Total biaya pembangunan kawasan Menara Pandang serta pembangunan Jalan Bung Karno yang menghubungkan Jalan Jenderal Sudirman dengan Jalan Gerilya Purwokerto mencapai sekitar Rp 180 miliar. Dana itu berasal dari dari PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional).
Penahtaan
Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyumas Pendeta Yunus Rahmadi mengapresiasi penahtaan kitab suci di Menara Pandang Teratai ini. ”Di Banyumas ini ada 7 unsur iman, selain 6 agama ditambah 1 penghayat.
Menara ini mengisyaratkan atau membuat suasana antaraumat beragama di Banyumas itu rukun satu sama lain. Oleh karena itu, kitab-kitab yang ada diletakkan di satu kotak atau satu rumah. (Achmad Husein)
Dengan secara simbolis meletakkan kitab suci di ruang paling atas Menara Pandang ini, secara spiritual tentunya harapan kami akan membawa atmosfer yang baik untuk masyarakat Kabupaten banyumas yang realitanya memang majemuk, multietnis, dan multiagama,” papar Yunus.
Yunus mengatakan, ke depannya, di tempat ini juga akan digelar doa-doa lintas agama untuk mempererat kerukunan umat beragama. ”Di tempat ini juga akan diadakan semacam doa yang dilantunkan kepada Tuhan untuk kesejahteraan masyarakat Banyumas. Kami berharap ke depannya nuansa spiritual di kabupaten ini bisa bertumbuh lebih baik lagi sehingga menciptakan masyarakat yang adem ayem,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Pastor Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto Sulpicius Parjono, Pr. ”Ini suatu pengalaman pertama di Banyumas bahwa kitab suci ditempatkan di tempat paling tinggi di seluruh kota. Semoga masyarakat Banyumas semakin menghayati kitab sucinya masing-masing, menghayati sabda Allah, rukun bersatu, serta saling menyejahterakan,” kata Parjono.
Sejumlah warga masyarakat pun tampak antusias melihat kawasan di Jalan Bung Karno itu dan ingin mencoba naik ke atas Menara Pandang. ”Saya dari Karanglewas. Ini ngabuburit bersama keluarga ingin melihat Menara Pandang dari dekat,” kata Fandi Setiawan (32), salah satu pengunjung.