Buku karya Selly Fajarini berjudul ”Warna-Warni Cinta” dipasarkan sebagai aset digital dalam bentuk ”non-fungible token” (NFT). Keuntungan dari penjualan buku didonasikan untuk pemberdayaan komunitas di Kota Denpasar.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Sebentuk aksi sosial dilakukan Ida Ayu Selly Fajarini melalui bukunya berjudul Warna-Warni Cinta yang dipasarkan sebagai non-fungible token atau NFT selain didistribusikan sebagai buku cetakan. Selly Fajarini, yang juga istri Wali Kota Denpasar periode 2010-2015 dan periode 2016-2021 Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, mendonasikan hasil keuntungan penjualan buku tersebut untuk kegiatan pemberdayaan komunitas peduli dan penyintas skizofrenia di Rumah Berdaya Denpasar.
Buku bersampul merah muda yang berjudul Warna-Warni Cinta berisikan kumpulan foto aktivitas Selly Fajarini bersama keluarga, kelompok penyandang disabilitas, warga lanjut usia, sahabat, hingga aktivitasnya bertualang dan berolahraga serta kegiatan budaya.
Buku Warna-Warni Cinta karya Selly Fajarini, yang juga mantan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Denpasar dan mantan Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar, diperkenalkan di Denpasar, Kamis (21/4/2022), dan akan diluncurkan pada 21 Mei 2022.
”Foto-foto itu dikumpulkan sudah lama, sejak saya masih aktif sebagai Ketua K3S mendampingi suami sebagai wali kota,” kata Selly dalam jumpa pers di Denpasar, Kamis (21/4/2022).
Selly mengatakan, hasrat menulis sudah lama dipendam dan akhirnya direalisasikan mulai Januari 2022.
Bentuk donasi yang dilakukan Ibu Selly ini adalah gebrakan bersejarah bagi pengembangan NFT dan blockchain Indonesia ke depan. (I Gede Putu Rahman Desyanta)
”Buku ini ungkapan cinta saya secara luas, baik kepada suami, sahabat, para lansia, sahabat disabilitas, sampai urusan olahraga dan fashion,” ujar ibu dari tiga anak dan nenek dari empat cucu tersebut.
Buku Warna-Warni Cinta dicetak 100 eksemplar dan sudah laku sebanyak 50 buah. Buku itu juga dibuat dalam bentuk aset digital sebagai NFT berjumlah 300 NFT.
Didonasikan
Penjualannya sebagai NFT dilakukan melalui lokapasar Baliola.com/Kepeng.io. Buku tersebut dihargai Rp 500.000 atau disetarakan 34 kepeng (KPG). Seluruh hasil keuntungan dari penjualan buku Warna-Warni Cinta akan didonasikan ke Rumah Berdaya Denpasar.
Direktur sekaligus Co-founder Baliola.com/Kepeng.io, I Gede Putu Rahman Desyanta, mengatakan, buku karya Selly Fajarini dicetak terbatas dan setiap unitnya didaftarkan di jaringan teknologi penyimpanan data digital (blockchain) sebagai aset digital NFT melalui Baliola.com.
Desyanta mengapresiasi langkah Selly Fajarini berdonasi sekaligus mengedukasi teknologi blockchain atau NFT bagi masyarakat, khususnya komunitas yang akrab dengan Selly.
Ia menambahkan, NFT juga memiliki dimensi lain di samping sebagai aset digital dan dimensi investasi, di antaranya dimensi sosial, dimensi pendidikan, dan dimensi pemberdayaan komunitas.
Buku berjudul Warna-Warni Cinta karya Selly Fajarini, menurut Desyanta, akan memiliki nilai investasi karena buku yang dijual sebagai NFT tersebut jumlahnya tidak banyak dan setiap unitnya memiliki nomor sendiri sehingga tidak dapat diduplikasi.
”Bentuk donasi yang dilakukan Ibu Selly ini adalah gebrakan bersejarah bagi pengembangan NFT dan blockchain Indonesia ke depan,” ujar Desyanta dalam jumpa pers tersebut.
Koordinator Rumah Berdaya Denpasar–Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) Simpul Bali I Nyoman Sudiasa mengungkapkan, komunitas di Rumah Berdaya Denpasar sangat dekat dengan Selly Fajarini, yang lebih akrab disapa Bunda Selly.
Menurut Sudiasa, Bunda Selly juga memperhatikan orang dengan gangguan jiwa, termasuk para penderita skizofrenia, bahkan membantu komunitas tersebut mendapatkan tempat berkumpul dan beraktivitas melalui Rumah Berdaya Denpasar.
”Keberadaan Rumah Berdaya juga tidak terlepas dari peran serta Bunda Selly,” kata Sudiasa. Sudiasa menambahkan, Selly Fajarini terus mendukung komunitas di Rumah Berdaya, termasuk rencananya untuk mendonasikan hasil penjualan buku Warna-Warni Cinta.
”Mudah-mudahan kegiatan kami di Rumah Berdaya bisa berjalan lancar kembali dan kami dapat kembali membantu masyarakat yang ada anggota keluarganya mengalami gangguan skizofrenia sehingga mereka tidak lagi merasa dikucilkan,” ujar Sudiasa.