Sistem perawatan harimau dan pengawasan kandang di Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas, Banjarnegara, akan dievaluasi setelah insiden seorang karyawan tewas akibat diterkam harimau benggala.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Manajemen Perusahaan Umum Daerah Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas di Banjarnegara, Jawa Tengah, akan mengevaluasi prosedur standar operasi (SOP) perawatan harimau setelah seorang karyawan meninggal diterkam harimau, Minggu (17/4/2022). Tidak adanya kamera pengawas, detail langkah-langkah memasukkan harimau ke kandang, serta jumlah petugas di kandang menjadi perhatian.
”Kronologi tidak ada yang tahu, di situ apakah ada SOP yang tidak dilaksanakan atau seperti apa, kami belum bisa memberi keterangan. Untuk ke depan, kami pasti akan memperbaiki kekurangan yang ada, baik itu sistem kandangnya maupun sistem perawatannya,” kata Direktur Perumda Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas, Banjarnegara, Lulut Yekti Adi, Senin (18/4/2022).
Lulut menyampaikan, perawat satwa yang meninggal mengalami luka gigitan di leher dan cakaran di bagian punggung. Korban bernama Lulut Dwi Prasetya (35) dan telah bekerja sejak 2018.
”Statusnya adalah keeper atau perawat satwa, jadi bukan pawang yang selalu bisa bersentuhan, tapi hanya membersihkan kandang, memberi makan, dan lain sebagainya dengan tidak bersentuhan langsung dengan satwa,” katanya.
Menurut Lulut, pihaknya memiliki SOP detail untuk cara membuka pintu, cara mengunci dan berapa kali, dan lain sebagainya.
Bahkan, cara memberi makan, memasukkan satwa, dan membersihkan kandang seperti apa juga sudah ada dalam SOP.
Sesuai prosedur
”Jadi, sudah ada SOP yang harusnya dijalankan dengan baik. Kondisinya memang sendirian. Kebiasaaan sehari-hari memasukkan, memberi makan, kemudian membersihkan kandang memang sendiri,” ujarnya.
Lulut menyampaikan, peristiwa itu terjadi pada Minggu sore pukul 14.30 saat petugas rutin memasukkan dan memberi makan satwa, juga membersihkan kandang.
Dijelaskan, saat kejadian ada rekan perawat satwa yang mendengar teriakan korban dan setelah didatangi ternyata korban sudah ditarik harimau benggala itu ke kandang displai.
Di kandang displai, korban hanya ditaruh di situ. Kemudian rekan lain berusaha menggiring harimau itu masuk ke kandang tidurnya dalam waktu 15-30 menit.
”Setelah itu baru korban dievakuasi ke IGD dan kondisinya sudah meninggal,” papar Lulut.
Lulut juga memastikan kondisi anggota tubuh korban masih lengkap.
Tidak benar korban sampai dimakan karena dengan bukti bahwa tidak ada satu anggota badan pun yang hilang. Dimungkinkan (meninggal) karena kehabisan darah.
Selain itu, pihaknya juga memastikan bahwa harimau itu tidak sedang kelaparan karena kurangnya pakan lantaran sudah diatur oleh nutrisionis dan diawasi BKSDA Jawa Tengah.
Realitasnya, korban tidak dimakan harimau, tetapi diserang dan kemudian ditarik keluar. Luka yang ada pun bekas gigitan di leher dan cakaran.
”Tidak benar korban sampai dimakan karena dengan bukti bahwa tidak ada satu anggota badan pun yang hilang. Dimungkinkan (meninggal) karena kehabisan darah,” tuturnya.
Ketika ditanya mengapa kejadian ini berulang lagi, setelah pada 2011 pernah terjadi seorang pawang harimau tewas diterkam harimau, Lulut menyampaikan pihaknya tidak mengetahui kejadian itu karena saat itu dirinya belum berada di Serulingmas.
”Itu kurang tahu karena pada waktu yang sebelumnya, saya belum di sini dan belum menjadi BUMD,” ujarnya.
Lulut juga menyampaikan dukacita kepada keluarga korban. Korban meninggalkan seorang istri dan anak laki-laki yang akan masuk kelas I SD.
Santunan bagi keluarga korban telah diberikan. Atas kejadian ini, taman ini ditutup sementara hingga penyelidikan kepolisian selesai. Sejumlah garis polisi dipasang di pintu gerbang utama dan di sekitar kandang harimau.
Dihubungi terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banjarnegara Ajun Komisaris Bintoro Thio Pratama menyampaikan, pihaknya masih menyelidiki kasus itu.
”Hingga saat ini ada dua saksi yang diperiksa, antara lain teman penjaga macan. Ini masih dalam proses. Kemarin dari Serulingmas bilang ini sesuai SOP, tapi kami masih mau melihat seperti apa SOP yang ada di Serulingmas dan memang pihak dari Serulingmas belum membawa SOP yang ada,” kata Bintoro.