Sebulan Setelah Dilepasliarkan, Macan Tutul ”Rasi” Menjelajah ke Hutan Ciremai
Pergerakan macan tutul jawa betina bernama Rasi semakin masuk ke hutan alam Gunung Ciremai. Hal ini menepis kekhawatiran bahwa Rasi akan ke permukiman warga.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Sebulan setelah dilepasliarkan, daya jelajah macan tutul jawa (Panthera pardus melas) betina bernama Rasi meluas ke hutan alam Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Masyarakat setempat pun tak perlu khawatir karena satwa dilindungi ini semakin jauh dari permukiman.
”Dia (Rasi) terlihat semakin menjauhi batas kawasan, semakin masuk ke dalam hutan alam,” ucap Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Teguh Setiawan, Jumat (8/4/2022). Sebelumnya, macan tutul berusia sekitar 3 tahun ini dilepasliarkan di Blok Bintangot, Desa Seda, Kecamatan Mandirancan, Kuningan, Sabtu (5/3/2022).
Rasi ditemukan warga di Kampung Bunisari, Desa Cikondang, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Juli 2019. Dalam kondisi lemah dan tanpa induk, Rasi kemudian menjalani rehabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga, Sukabumi. Setelah dirawat, macan ini pun melalui masa habituasi di Blok Bintangot sekitar sebulan, lalu kembali ke alam liar.
Berdasarkan GPS (sistem pemantau posisi) yang terpasang di lehernya, pergerakan Rasi masih di seputar kandang habituasinya pada dua pekan awal. Setelah itu, daya jelajahnya memasuki wilayah hutan alam, sekitar 1,45 kilometer arah barat dari kandangnya. Rasi sudah pernah menjelajah ke hutan alam dengan jarak 2,28 km dari titik pelepasan.
”Data terbaru, pergerakan Rasi terpantau 2,47 kilometer ke arah barat laut,” ucap Teguh. Daya jelajah macan sepanjang 150 sentimeter dan tinggi 60 sentimeter ini, lanjutnya, menepis kekhawatiran masyarakat mengenai pergerakan Rasi ke permukiman. Padahal, jarak permukiman ke titik pelepasan Rasi berkisar 5 kilometer.
”Sebagai satwa liar, secara naluri (Rasi) pasti memilih menjauhi manusia dan mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman. Adanya konflik satwa liar dengan manusia disebabkan perubahan ekosistem yang seharusnya menjadi habitatnya,” ungkapnya. Apalagi, kemampuan jelajah macan tutul mencapai 10-15 kilometer.
Populasi macan tutul di Ciremai diperkirakan hanya dua individu.
Teguh mengatakan, Gunung Ciremai setinggi 3.078 meter di atas permukaan laut dan luas 14.841 hektar cocok untuk habitat macan tutul. Kawasan itu menyediakan pakan untuk macan, seperti monyet, ayam, dan babi. Rasi juga diharapkan bertemu dengan Slamet Ramadhan, macan tutul yang dilepasliarkan sejak 2019.
Saat ini, populasi macan tutul di Ciremai diperkirakan hanya dua individu. Pihaknya menargetkan Rasi dan Slamet berjodoh sehingga menambah populasi macan. ”Macan tutul ini satu dari tiga spesies kunci di Ciremai, selain elang jawa dan surili. Macan juga predator puncak yang menjaga keseimbangan ekosistem,” katanya.
Kuwu (Kepala Desa) Seda Suharsa Hendrawan mengakui, masyarakat sempat khawatir Rasi ke permukiman dan memangsa ternak warga. Apalagi, puluhan tahun lalu, warga punya pengalaman konflik dengan macan. ”Kami manut program pemerintah. Semoga saja Rasi bisa mengurangi hama, seperti monyet dan babi yang memakan tanaman warga,” ujarnya.
Erwin Wilianto, salah satu pendiri Yayasan Sintas (Save Indonesian Nature and Threatened Species), mengatakan, konflik manusia dan macan tutul terjadi seiring menyempitnya habitat satwa dan meluasnya area permukiman. Warga lalu beternak di areal hutan.
Kondisi ini juga tergambar dalam penelitian Hariyo T Wibisono dan kawan-kawan, termasuk Erwin, di Jurnal Plos One (2018). Judulnya, Identifying priority conservation landscapes and actions for the Critically Endangered Javan leopard in Indonesia: Conserving the last large carnivore in Java Island.
Penelitian itu mengamati 228 titik keberadaan macan tutul, termasuk 32 lokasi konflik dengan manusia. Sekitar 50,9 persen lokasi macan tutul berada di hutan lindung yang tersebar di sembilan taman nasional di Jawa.
Sisanya, lokasinya di luar hutan lindung, termasuk pertanian. ”Artinya, habitat macan tutul Jawa sebagian berada di luar daerah konservasi,” ucap Erwin yang turut mendampingi pelepasliaran Rasi.