Papua Akan Dilanda Kemarau, Waspadai Kekeringan dan Kebakaran Lahan
BMKG menyatakan, dua wilayah zona musim di Papua akan dilanda musim kemarau lebih awal pada Mei mendatang. Masyarakat diimbau mewaspadai masalah kekeringan dan kebakaran lahan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Beberapa daerah di Provinsi Papua akan mengalami musim kemarau lebih awal, yakni pada awal dan pertengahan Mei mendatang. Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi kekeringan, lahan pertanian yang gagal panen, dan kebakaran lahan.
Prakirawan cuaca dari Stasiun Klimatologi Jayapura, Tomy Sihombing, di Jayapura pada Rabu (30/3/2022) memaparkan, terdapat dua zona musim di Papua yang akan memasuki musim kemarau lebih cepat pada awal Mei, yakni zona musim 341 dan zona musim 342. Sementara daerah yang berada pada zona musim 339 dan zona musim 340 memasuki bulan kemarau pada akhir Mei hingga pertengahan Juli.
Adapun wilayah zona musim 341 mencakup wilayah Kota Jayapura, Kabupaten Keerom bagian utara, dan Kabupaten Jayapura bagian timur laut. Sementara zona musim 342 mencakup wilayah Kabupaten Merauke.
Wilayah zona musim 339 yang mengalami kemarau pada akhir Juni hingga pertengahan Juli meliputi Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi bagian selatan dan tenggara, Kabupaten Tolikara bagian utara dan timur laut, serta Kabupaten Waropen bagian tenggara dan Kabupaten Jayawijaya bagian timur laut.
Wilayah zona musim 340 yang mengalami kemarau pada akhir Mei hingga pertengahan Juni meliputi Kabupaten Tolikara bagian selatan, Kabupaten Yahukimo bagian utara dan barat laut, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten Paniai bagian timur laut.
Peralihan angin
”Kedatangan musim kemarau sangat berkaitan erat dengan peralihan angin monsoon Asia menjadi angin monsoon Australia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi angin monsoon Australia aktif pada akhir April 2022 dan mulai mendominasi pada Mei hingga Agustus 2022,” ujar Tomy.
Ia menuturkan, BMKG memprediksi kondisi La Nina masih akan bertahan hingga pertengahan tahun 2022. Hal ini berarti peluang hujan masih berpotensi terjadi hingga pertengahan tahun 2022. ”Diperkirakan puncak musim kemarau di Provinsi Papua tahun ini terjadi pada Juni dan Agustus 2022,” ujar Tomy.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika(BBMKG) Wilayah V Jayapura Hendro Nugroho berharap pemerintah daerah dan masyarakat di daerah yang rawan kekurangan air bersih menyiapkan fasilitas penyimpanan air pada masa peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Selain itu, lanjut Hendro, masyarakat perlu mewaspadai terjadinya angin kencang dan hujan lebat yang disertai petir selama masa pancaroba atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
”Diperlukan koordinasi antarpemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait untuk mengantisipasi dampak pancaroba hingga musim kemarau. Khususnya masyarakat yang bergerak di bidang pertanian lebih hemat dalam menggunakan air,” kata Hendro.
Subkoordinator Bidang Manajemen Data BBMKG Wilayah V Jayapura Nurul Puspitasari menambahkan, BMKG juga terus memantau daerah di Papua yang rawan terjadi masalah kebakaran lahan saat musim kemarau.
”Daerah yang berada di wilayah Papua bagian selatan yang seringkali terdapat titik api seperti Asmat, Mappi, dan Merauke,” ujarnya.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Jonathan Koirewoa mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah daerah di Papua yang rawan mengalami kekeringan dan kebakaran lahan saat musim kemarau.
Khususnya masyarakat yang bergerak di bidang pertanian lebih hemat dalam menggunakan air.
”Kami telah bersinergi dengan BPBD Kota Jayapura yang rawan terjadi krisis air saat musim kemarau. Masyarakat dilarang tidak merusak kawasan hutan di sekitar sumber mata air. Sementara di daerah Mappi, BNPB telah menyalurkan bantuan alat untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran lahan,” tutur Jonathan.