Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Kendari, Warga Sempat Panik
Gempa dengan kekuatan M 4,9 mengguncang wilayah Konawe dan Kendari, Sultra, Jumat (25/3/2022) malam. Gempa dengan kedalaman 2 kilometer ini terasa kuat selama beberapa detik hingga membuat sebagian warga panik.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Gempa dengan kekuatan magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Konawe dan Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (25/3/2022) malam. Gempa dengan kedalaman 2 kilometer ini terasa kuat selama beberapa detik sehingga membuat sebagian warga panik. Belum ada laporan korban jiwa ataupun kerusakan bangunan dari kejadian ini.
Gempa yang berpusat di laut Soropia, Konawe, Sulawesi Tenggara, itu terjadi pada pukul 21.20 Wita. Guncangan gempa terasa selama beberapa detik dan membuat warga panik. Sebagian lari keluar gedung dan bangunan untuk menyelamatkan diri.
Kaharuddin, warga Soropia, Konawe, menyampaikan, gempa terjadi ketika warga bersiap istirahat, Jumat malam. Warga lalu berlarian keluar rumah karena kuatnya guncangan yang terasa. ”Guncangan terasa 5-10 detik. Terasa cukup kuat, tetapi tidak sampai barang-barang jatuh. Hanya saja, sampai sekarang warga masih di luar rumah,” kata Kaharuddin, dihubungi dari Kendari.
Saat ini, ia melanjutkan, warga masih panik dan berjaga-jaga di luar rumah. Mereka takut adanya gempa susulan saat berada di dalam rumah. Kondisi perairan juga terpantau normal dan tidak ada tanda-tanda akan terjadi tsunami.
Tidak hanya di Konawe, guncangan gempa terasa kuat di Kendari. Wilayah Soropia hanya berjarak sekitar 17 kilometer dari ibu kota Sultra ini.
Kepala Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kendari Rudin menyampaikan, gempa yang berpusat di perairan Soropia ini terjadi pada kedalaman 2 kilometer. Guncangan kuat gempa dirasakan hingga ke Kendari dengan skala IV (MMI). ”Meski terjadi di laut, tidak ada ancaman tsunami yang tercatat. Hanya guncangan cukup keras yang dirasakan warga sehingga membuat panik,” katanya.
Gempa bermagnitudo 4,9 ini, lanjut Rudin, terjadi di Sesar Lawanopo, satu di antara beberapa sesar aktif di Sultra. Kekuatan gempa ini tercatat cukup kuat dan tanpa adanya gempa pembuka terlebih dahulu. ”Kami harapkan masyarakat tetap tenang, tetapi waspada. Khususnya mereka yang tinggal di bangunan yang retak atau dekat dengan perairan. Sebab, tidak menutup kemungkinan gempa susulan bisa terjadi,” ucapnya.
Menurut Rudin, sesar Lawanopo memiliki pergerakan 5-7 milimeter dalam setahun. Pergerakan sesar ini bergeser ke arah kiri atau disebut juga sesar geser (strike-slip fault). Berdasarkan data Stasiun Geofisikan Kendari, selama 2020, terjadi 33 gempa di Sesar Lawanopo. Sebanyak tiga di antaranya dirasakan. Pada 2021 ini, tercatat baru ada dua buah gempa, dan dua-duanya dirasakan masyarakat.
Jamhir Safani, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Sultra, menjabarkan, sesar Lawanopo memang tergolong sesar aktif yang merupakan satu sistem sesar panjang. Sesar ini membentang dari perbatasan Sulawesi Tengah, melintasi Konawe Utara, Kendari, Konawe Kepulauan, hingga Laut Banda.
Oleh karena itu, Jamhir berharap peta rawan bencana dibuat dan segera diterapkan di wilayah-wilayah rentan bencana, khususnya gempa. Peta ini penting sebagai dasar mitigasi hingga arah pembangunan ke depan.
Sesar Lawanopo memang tergolong sesar aktif yang merupakan satu sistem sesar panjang. Sesar ini membentang dari perbatasan Sulawesi Tengah, melintasi Konawe Utara, Kendari, Konawe Kepulauan, hingga Laut Banda.
Tidak hanya itu, riset terkait likuefaksi juga mendesak, khususnya di wilayah permukiman. Sejauh ini, belum ada riset khusus yang memetakan potensi dan wilayah rentan terdampak likuefaksi di Konawe Utara, maupun Sultra, pada umumnya.
”Riset terkait peta bencana dan likuefaksi, dua hal yang mendesak dilakukan pemerintah. Riset ini bisa menggandeng BMKG atau akademisi agar segera ada peta komprehensif terkait bencana. Sejauh yang saya tahu, peta likuifaksi belum pernah dilakukan di wilayah ini,” ucap Jamhir (Kompas, 06/03/2021).
Di wilayah Sultra, terdapat sejumlah sesar yang aktif. Selain Sesar Lawanopo, juga terdapat Sesar Buton, Sesar Naik-Tolo, Sesar Kendari, dan Sesar Tolo.