Sumur Tercemar, Pemkot Kediri Bantu Instalasi Pipa Air PDAM secara Gratis
Air bersih dari PDAM menjadi solusi untuk menggantikan air dari sumur warga di Kediri yang tercemar. Pemkot Kediri membantu pemasangan jaringan pipa air, sedangkan tagihannya dibebankan kepada warga.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
DOC BPBD KAB KEDIRI
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (22/10/2018), tengah memberikan bantuan air bersih bagi warga Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, yang mengalami krisis air bersih.
KEDIRI, KOMPAS — Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memastikan membantu pemasangan jaringan pipa air perusahaan air minum daerah sampai ke rumah warga di wilayah RT 001-003, RW 006, lingkungan Wonosari, Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, yang air sumurnya tercemar logam berat.
Pemasangan pipa dilakukan secara cuma-cuma. Adapun untuk pembayaran tagihan pemanfaatan air diserahkan kepada warga yang memakai. Ada sekitar 30 sumur warga dan tempat ibadah di Wonosari yang airnya tercemar dan tidak layak konsumsi.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Selasa (22/3/2022), mengatakan, warga tidak perlu membayar biaya pemasangan jaringan pipa yang menuju ke rumah mereka. Mereka hanya membayar biaya pemakaian air sebagaimana terjadi di semua daerah.
”Semua yang memakai PDAM membayar, termasuk saya. Yang warga Bujel, pemasangan (jaringan pipa PDAM) kami gratiskan. Kemarin, kan, ada isu karena lokasinya (rumah) agak masuk ke dalam, mereka akan membayar lebih banyak, tidak seperti itu,” ujar Abu saat dihubungi dari Malang.
Menurut Abu, air bersih dari PDAM menjadi solusi untuk mengatasi pencemaran yang terjadi di sumber air warga. Konversi dari sumur ke PDAM diharapkan selesai pekan ini. Pemkot Kediri sendiri tengah mencari tahu penyebab pasti bagaimana pencemaran itu bisa terjadi.
Seperti diketahui, hasil uji laboratorium oleh Dinas Kesehatan Kota Kediri pada pertengahan Februari lalu mendapati kadar besi (Fe), mangan (Mn), dan bakteri Escherichia coli (e-coli) di sumur warga berada di atas ambang batas. Selain itu juga teramati perubahan fisik dan bau air.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD) 18-03-2016
Penjual air keliling mengisi air ke dalam jeriken dari bak penampungan di Jalan Inspeksi Kali Duri, Pejagalan, Jakarta Utara, Jumat (18/4). Penjual air keliling membantu warga memenuhi kebutuhan air bersih. Saat ini program perpipaan air bersih untuk warga terhambat oleh terbatasnya sumber bahan baku.
Hasil uji laboratorium mendapati kadar Fe di sumur ada yang mencapai 4 miligram per liter (mg/l)(standar air bersih maksimal 1 mg/l), Mn mencapai 3,7 (standar maksimal 0,5 mg/l), dan e-coli 1.940 per 100 ml (standar maksimal 50 per 100 ml).
Hasil analisis sementara ada kemungkinan sumber pencemar berasal dari limbah pabrik rokok yang ditimbun ke daerah itu tahun 1980-an. Dulu, di kawasan RW 006, banyak warga yang membuat batu bata. Bekas tanah galian batu bata itu kemudian diurug dengan limbah. Pabrik rokok penghasil limbah juga sudah tutup sejak lama.
Dihubungi secara terpisah, Selasa sore, Ketua RW 006, Kelurahan Bujel, Supandri, mengatakan, berdasarkan data terbaru, ada 34 titik (rumah warga terdampak pencemaran) yang akan tersambung ke PDAM. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya tempat ibadah.
”Datanya sudah saya serahkan kepada petugas lapangan. Kemudian diidentifikasi titik, kroscek ke rumah-rumah dan sudah selesai. Tinggal pemasangan pipa,” katanya.
Supandri membenarkan ada beberapa warga kurang mampu (di luar data 34) yang keberatan membayar tagihan bulanan. Mereka sebelumnya telah mendaftar untuk bisa mendapat air dari PDAM, tetapi dalam perkembangannya akhirnya mundur.
Sebagai solusi mengatasi hal itu, sempat ada gagasan pembuatan bak khusus untuk menampung air dari PDAM yang bisa dimanfaatkan bersama. Namun, gagasan itu mentah lagi lantaran butuh penanganan lebih, mulai dari pihak yang bertanggung jawab mengelola, sumber energi, hingga pembiayaan.
BPBD KABUPATEN KEDIRI
Petugas BPBD Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tengah memberikan bantuan air bersih kepada warga Dusun/Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Senin (21/10/2019) malam.
Dana Prodamas
Langkah alternatif lainnya, kata Supandri adalah memanfaatkan dana Prodamas (Progam Pemberdayaan Masyarakat) gabungan di tingkat kelurahan. Pihaknya akan mengusulkan penggunaan dana tersebut. ”Harapannya anggaran Prodamas di tingkat kelurahan bisa diminta sebagian untuk proses pembangunan (sumber air) bagi warga kurang mampu,” katanya.
Prodamas merupakan program Pemkot Kediri untuk pemerataan pembangunan, khususnya di tingkat RT. Setiap RT mendapatkan dana sebesar Rp 50 juta per tahun dari pemkot. Dana hibah yang diberikan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Kediri.
Harapannya anggaran Prodamas di tingkat kelurahan bisa diminta sebagian untuk proses pembangunan sumber air bagi warga kurang mampu.
Menurut Supandri, dana dari Prodamas akan digunakan untuk membangun sumur di lokasi yang sudah ditentukan. Air dari sumur nanti diolah lagi menggunakan teknologi sehingga jernih dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Adapun teknisnya seperti apa, nanti kelompok masyarakat yang akan merencanakan.
”Jadi, nanti warga yang memanfaatkan air bisa memasukkan (uang) ke kotak amal di situ seikhlasnya untuk biaya pemeliharaan dan membayar listrik. Ini kami kira lebih meringankan beban warga kurang mampu yang khawatir tidak bisa membayar tagihan air dari PDAM,” ucapnya.
Diakui Supandri, hingga kini masih ada warga yang memanfaatkan air tercemar itu untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk keluarganya. Langkah ini dilakukan dengan pertimbangan ekonomi, yaitu lebih murah dibandingkan dengan membeli air isi ulang dengan galon.