Listrik dan Sinyal Belum Normal di Pasaman dan Pasaman Barat
Akses listrik dan sinyal telekomunikasi belum normal di beberapa titik paling parah terdampak gempa di Pasaman Barat dan Pasaman, Sumatera Barat.
Oleh
PANDU WIYOGA, YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Akses listrik dan sinyal telekomunikasi di beberapa titik terparah terdampak gempa M 6,1 yang berpusat di Pasaman Barat, Sumatera Barat, hingga kini belum kembali normal. Pemerintah daerah terdampak gempa, yakni Pasaman dan Pasaman Barat, telah membentuk posko penanganan dan menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari.
Bupati Pasaman Barat Hamsuardi, Sabtu (26/2/2022), mengatakan, pemerintah dan instansi lainnya sudah memberikan bantuan, seperti beras dan bahan makanan lain; tenda darurat; selimut; serta obat-obatan kepada warga terdampak. Namun, jaringan listrik dan telekomunikasi masih terhambat.
”Listrik sampai saat ini di Nagari Kajai masih terputus. Begitu pula telekomunikasi, belum lancar,” kata Hamsuardi, saat jumpa pers daring yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu sore. Nagari Kajai merupakan lokasi terparah terdampak gempa di Pasaman Barat.
Kemacetan di jalan juga sempat menghambat penyaluran bantuan ke daerah-daerah terdampak akibat jalur yang sempit. Sebagian masyarakat ada pula yang mengambil bantuan di pangkal jalan sehingga bantuan tidak merata sampai ke ujung. Namun, masalah itu bisa diatasi.
Hal serupa diungkapkan oleh Bupati Pasaman Benny Utama. ”Listrik sama (kondisinya dengan Pasbar). Tadi pagi, listrik belum sampai ke lokasi bencana, termasuk telekomunikasi, di tempat tertentu sangat lemah sinyal,” kata Benny.
Adapun bantuan, kata Benny, seperti beras, makanan ringan, mi instan, obat-obatan, dan sebagainya, sudah disalurkan ke masyarakat terdampak. Kebutuhan air bersih juga disuplai melalui PDAM. ”Sejauh ini belum ada keluhan dari masyarakat,” ujarnya.
Korban terus bertambah
Dihimpun dari kedua pemkab, hingga Sabtu sore, jumlah korban meninggal akibat gempa mencapai 10 orang, yaitu 4 orang di Pasaman Barat dan 6 orang di Pasaman. Empat orang di Pasaman masih hilang.
Titik paling parah terdampak gempa di Pasaman Barat ada di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau. Di lokasi itu, ada sekitar 1.000 rumah/bangunan rusak berat, sedang, dan ringan. Jumlah warga meninggal empat orang dan puluhan orang lainnya dirawat di fasilitas kesehatan.
Adapun jumlah pengungsi terus bertambah dari hari sebelumnya yang dilaporkan sebanyak 5.000 orang. ”Situasi hari Sabtu ini hampir 10.000 orang mengungsi. Sebagian mengungsi di sekitar kantor bupati,” kata Hamsuardi.
Pemkab Pasaman Barat sudah mendirikan posko utama di rumah dinas Bupati Pasaman Barat. Selain itu, juga ada beberapa posko penopangnya. Posko-posko itu akan mendistribusikan bantuan dari berbagai pihak yang sudah mengalir, termasuk bantuan dana Rp 500 juta dari BNPB.
”Posko yang sudah kami tunjuk mulai Sabtu sore ini menghidangkan makanan dan mendistribusikan ke daerah-daerah terdampak gempa,” ujarnya.
Sementara di Pasaman, satu orang ditemukan meninggal dari lima orang yang dilaporkan hilang. Dengan demikian, jumlah korban meninggal di Pasaman mencapai enam orang. ”Petugas di lapangan terus berjuang menemukan empat orang lainnya yang masih hilang,” kata Benny.
Sejumlah warga di Pasaman juga masih mengungsi di beberapa titik lokasi, terutama di sekitar Kantor Camat Tigo Nagari. Sebagian masyarakat masih bertahan di sekitar rumah untuk menjaga hart benda, ternak, dan sebagainya.
Menurut Benny, sekitar rumah warga itu masih rawan terjadi bencana longsor akibat gempa susulan ataupun hujan deras. Akibat gempa terjadi retakan-retakan tanah di wilayah yang lebih tinggi di bagian hulu. Beberapa di antara retakan itu memicu longsor dan banjir bandang (galodo) serta menimbun sejumlah rumah warga.
Sedangkan rumah warga yang terbuat dari kayu tidak mengalami kerusakan berarti.
”Retakan itu masih ada dan berpotensi terjadi bencana susulan akibat gempa susulan ataupun hujan deras. Retakan tanah itu belum turun semua. Ini yang kami khawatirkan kalau masyarakat masih bertahan di sekitar rumahnya. Kami terus mengajak keluar dari titik-titik rawan itu,” ujarnya.
Pantauan Kompas di Nagari Kajai, mayoritas rumah warga yang rusak terbuat dari beton. Sedangkan rumah warga yang terbuat dari kayu tidak mengalami kerusakan berarti.
Kebanyakan rumah beton warga mengalami kerusakan parah di dinding. Dinding rumah warga retak parah dan berlubang, bahkan tidak sedikit rumah yang roboh.
Hingga Sabtu malam, suasana di Nagari Kajai masih gelap gulita karena perbaikan sambungan listrik belum rampung. Cahaya hanya terlihat dari tungku-tungku dapur umum di pengungsian.
Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto mengatakan, BNPB bersama pemda setempat dan unsur pemerintah lainnya telah menggelar rapat koordinasi. Hasilnya, sudah dibentuk posko penanganan bencana yang dikomandoi oleh Komandan Distrik Militer Pasaman dibantu Kepala Polres Pasaman Barat dan Kepala Polres Pasaman.
”Posko ini mengoordinasikan kegiatan penanganan selama masa tanggap darurat,” kata Suharyanto.
Kedua bupati sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari sejak 25 Februari 2022. Ia berharap upaya pencarian, penanganan pengungsi, pendataan rumah rusak, dan fasilitas umum rusak bisa terlaksana selama dua pekan ini sehingga tidak perlu diperpanjang. Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan setelah masa tanggap darurat berakhir.
”Setelah masa tanggap darurat, ada masa peralihan rehab-rekon. Mudah-mudahan tidak lama, rumah warga rusak bisa segera diperbaiki. Rusak ringan ditanggung pemkab, sedang pemprov, berat pemerintah pusat, oleh BNPB atau Kementerian PUPR,” ujar Suharyanto.